Ilustrasi Interpretasi Fisika untuk Penggalan Ayat al Quran
Catatan Belajar oleh : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Ilustrasi Interpretasi Fisika untuk Penggalan Ayat al Quran ini masuk dalam Kategori Pemikiranku
u
Mu’jizat al Quran itu menembus segala zaman karena dia menyentuh dan mengajak akal untuk berpikir.
Anda tidak bisa menuduh al Quran itu usang karena usangnya buah pikiran anda.
Saya berikan contoh interpretasi sederhana dalam kerangka Fisika, yakni untuk penggalan ayat :
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
Bagian Pertama : خَالِدِينَ فِيهَا
Disebutkan dalam Maqaayis al Lughah
(خَلَدَ) الْخَاءُ وَاللَّامُ وَالدَّالُ أَصْلٌ وَاحِدٌ يَدُلُّ عَلَى الثَّبَاتِ وَالْمُلَازَمَةِ، فَيُقَالُ: خَلَدَ: أَقَامَ، وَأَخْلَدَ أَيْضًا. وَمِنْهُ جَنَّةُ الْخُلْدِ.
Huruf khaa laam dan daal merupakan satu akar kata yang menunjukkan makna ats tsabat (tetap) dan al Mulazamah (attachment). Maka dikatakan: “khalada” berarti “tinggal menetap,” dan “akhlada” juga berarti demikian. Dari akar ini pula terdapat istilah Jannatul Khuld.
— Selesai Kutipan dari Maqaayis al Lughah —
Dari definisi tersebut, tadabbur seorang Fisikawan bisa saja kemudian menyimpulkannya sebagai gambaran adanya “ruang” dan “sesuatu yang menempati ruang” (dalam perspektif Fisika, Objek yang menempati ruang ini digambarkan dengan Massa dan Energi)
Bagian Kedua : أَبَدًا
Disebutkan dalam Maqaayis al Lughah
(أَبَدَ) الْهَمْزَةُ وَالْبَاءُ وَالدَّالُ يَدُلُّ بِنَاؤُهَا عَلَى طُولِ الْمُدَّةِ، وَعَلَى التَّوَحُّشِ. قَالُوا: الْأَبَدُ: الدَّهْرُ، وَجَمْعُهُ آبَادٌ. وَالْعَرَبُ تَقُولُ: أَبَدٌ أَبِيدٌ، كَمَا يَقُولُونَ دَهْرٌ دَهِيرٌ.
Huruf-huruf hamzah, ba, dan daal menunjukkan satu akar kata yang bermakna jangka waktu yang panjang, dapat juga bermakna at Tawahhusy (liar). Dikatakan bahwa al-abad berarti masa yang tak berkesudahan, dan bentuk jamaknya adalah abad (آباد). Orang Arab mengatakan: abadun abiidun (masa panjang yang kekal), sebagaimana mereka mengatakan dahr dahir (masa yang panjang).
— Selesai Kutipan dari Maqaayis al Lughah —
Dari definisi tersebut, tadabbur seorang Fisikawan bisa saja kemudian menyimpulkannya sebagai gambaran adanya “waktu” (dan konsep infinity)
Tiga komponen itu : Ruang, Waktu serta Massa dan Energi – adalah salah satu topik utama dalam Fisika.
Seandainya saya menyampaikan hal ini di era Fisika Klasik, maka saya bisa mengklaim bahwa al Quran telah berbicara tentang Ruang, Waktu, Massa dan Energi jauh sebelum “Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica” (1967) dari Isaac Newton.
Saat ternyata Fisika Klasik tidak mampu menjawab banyak fenomena, maka mana yang usang ? Apakah kesimpulan tadabbur Fisikawan tadi yang usang, ataukah al Quran sebagai “trigger” perenungannya yang usang ?
Ternyata Fisika Modern yang lahir kemudian masih terus mencari rahasia misteri terkait Ruang, Waktu serta Massa dan Energi. Beberapa teori terkait diantaranya :
- Teori Relativitas Umum (Einstein)
- Teori Relativitas Khusus (Einstein)
- Metrik Schwarzschild
- Teori String
Sehingga sejauh ini, tadabbur Sang Fisikawan tentang penggalan ayat tersebut masih relevan.
Tetapi jika ternyata nanti Teori-teori Fisika menemukan komponen baru dalam formulanya, mana yang usang ? Apakah kesimpulan Tadabbur Sang Fisikawan yang usang, ataukah al Quran sebagai sumber inspirasinya yang usang ?
Al Quran bisa menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja, tetapi inspirasi yang lahir tersebut tidak bisa diklaim sebagai maksud sebenarnya dan sepenuhnya dari apa yang ada di Al Quran.
Karena tetap saja inspirasi itu adalah buah akal manusia – sebagai anugerah luar biasa dari Allah Ta’ala. Karena dia buah akal manusia, maka inspirasi itu bisa benar dan bisa juga salah.
Saat inspirasi itu keliru, maka anda tidak bisa menuduh sumber inspirasi andalah yang keliru, dan saat inspirasi anda (relatif) benar, maka itu hanya sebagian kecil dari kebaikan yang diberikan sumber inspirasi anda, yakni al Quranul Kariim.
Karena itulah, al Quran memberikan penegasan tentang karakter “Ar Raasikhuna fil ‘Ilmi” :
وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepadanya (al Quran seluruhnya), semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal. (Surah Ali Imran ayat 7)
Allahu Ta’ala A’lam
Allahummarhamnaa bil Quraan
Cileungsi, 15 Rajab 1446 H/15 Januari 2025 M
Leave a Reply