[TADABBUR HARIAN #40] : Al Baqarah ayat 3 : Hubungan antara Aqidah dengan Keimanan dan Syariat (1)

Al Baqarah ayat 3 : Hubungan antara Aqidah dengan Keimanan dan Syariat (1)

Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

المطلب الأول : علاقة العقيدة بالإيمان

Pembahasan Pertama : Hubungan antara Aqidah (Keyakinan) dengan Keimanan

امتدح الله في كتابه الإيمان و أهل الإيمان في مثل قوله :

Allah Ta’ala memuji dalam Al Quran Keimanan dan Orang-orang yang Beriman, misalnya dalam FirmanNya :

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (Surah Al Mu’minuun ayat 1)

و قال فيهم :

أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Surah Al Baqarah ayat 5)

و وعدهم بالجنة :

Dan menjanjikan mereka surga :

أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ – الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (Surah Al Mu’minuun ayat 10 – 11)

الإيمان الذي اثنى الله على اهله ليس هو العقيدة فحسب, و لكن العقيدة تمثل قاعدة الإيمان و أصله, فالإيمان : عقيدة تستقرُّ في القلب استقراراً يلازمه, و لا ينفك عنه, و يعلن صاحبها بلسانه عن العقيدة المستكنَّة في قلبه , و يصدق الاعتقاد و القول بالعمل وفق مقتضى هذه العقيدة

Keimanan yang ahlinya dipuji oleh Allah Ta’ala tersebut bukanlah semata-mata keyakinan saja, akan tetapi keyakinan yang mencerminkan kaidah keimanan dan pondasinya. Karena itu Iman adalah : Keyakinan yang terjaga di dalam hati, terjaga pula konsistensinya dan tidak pernah memisahkan diri darinya, kemudian aqidah yang tersimpan di dalam hatinya itu diungkapkan kepada khalayak dengan lisannya, lalu dia membuktikan keyakinannya dan ucapannya tersebut dengan amal yang sesuai dengan kebutuhan keyakinan (aqidah) tersebut.

إنَّ العقيدة التي تستكنّ في القلب, و لا يكون لها وجود في العلانية عقيدة خاوية باردة, لا تستحق أن تسمى عقيدة, و قد نرى كثيراً من الناس يعرفون الحقيقة على وجهها, و لكنَّهم لا ينصاعون لها, و لا يصوغون حياتهم وفقها, بل قد يعارضون الحق الذي استيقنوه و يحاربونه,

Sesungguhnya keyakinan yang tersimpan di dalam hati saja, dan tidak memiliki wujud eksistensi, adalah aqidah yang kosong dan pasif, sehingga tidak pantas disebut sebagai keyakinan (Aqidah). Sungguh kita melihat banyak manusia yang mengetahui kebenaran secara nyata, akan tetapi mereka tidak mengikutinya, dan tidak membingkai hidup mereka sesuai dengannya. Akan tetapi mereka menentang kebenaran yang meyakinkan itu, bahkan memeranginya.

فهذا إبليس يعرف الحقائق الكبرى معرفة يقينية, يعرف الله, و يعرف صدق الرسل و الكتب, و لكنّه نذر نفسه لمحاربة الحق الذي يعرفه

Itulah Iblis, yang mengetahui kebenaran yang besar dengan pengetahuan yang sangat yakin, dia mengetahui adanya Allah, mengetahui kebenaran para Rasul dan kitab-kitab, akan tetapi justru bersumpah bahwa dirinya akan memerangi kebenaran yang dia kenali itu.

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Bersambung in sya Allah

Show More