Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
puran itu terus berlangsung tiap malam Jum'at. Orang yang melihat para murid itu bertempur mungkin akan menganggapnya gila, karena mereka memukuli udara kosong. Perkelahian pertama berlangsung di halaman depan rumah Pak Haji, tetapi sekarang pertempuran itu agaknya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Demit: Makhluk Halus yang Menghuni Suatu Tempat Ada banyak versi mitos penciptaan Jawa, Babad Tanah Jawi.: Dalam sebuah dongeng yang dikisahkan kepada saya oleh seorang dalang di desa sebelah utara Mojokuto, kisah itu dimulai dengan Semar, pelawak wayang kulit yang lucu dan bijak serta pahlawan kebudayaan Jawa yang tersohor, yang berbicara kepada seorang pendeta Hindu- muslim, orang pertama dari rangkaian panjang kolonis Pulau Jawa. Pendeta itu berkata kepada Semar: “Ceritakan kepadaku Misah Pulau Jawa sebelum ada manusia”. Semar menjawab bahwa pada masa itu seluruh pulau diselimuti oleh hutan belantara, kecuali sebidang kecil sawah tempat Semar bertanam padi di kaki Gunung Merbabu (sebuah gunung berapi di Jawa Tengah), tempat ia hidup tenang bertani selama puluhan ribu tahun. “Apakah kau ini?” tanya pendeta itu keheranan. “Apakah kau ini manusia? Umurmu bukan main panjangnya! Aku tak pernah menjumpai orang yang berumur puluhan ribu tahun! Itu tidak mungkin! Tentu kau bukan manusia. Bahkan Nabi Adam hanya berusia 1.000 tahun! Makhluk apa kau ini? Akui saja yang sebenarnya!” “Sebenarnya", kata Semar, “aku bukan manusia, aku adalah makhluk halus yang menjaga—danyang—Pulau Jawa. Aku adalah makhluk halus yang tertua, raja serta nenekmoyang semua makhluk halus dan melalui mereka, menjadi raja seluruh manusia”. Dengan nada yang berubah, ia melanjutkan, “Tetapi aku juga mempunyai sebuah pertanyaan untukmu. Mengapa kau hancurkan negeriku? Mengapa kau datang ke sini dan mengusir anak cucuku? Makhluk-makhluk halus itu, yang kalah oleh kekuatan spiritual dan ilmu agamamu, secara perlahan dipaksa melarikan diri ke kawah-kawah gunung berapi atau ke dasar Laut Selatan. Mengapa kau lakukan ini?” Pendeta itu pun menjawab, “Aku diperintahkan oleh raja Rome (sebuah negeri Arab di sebelah barat India, demikian penjelasan dalang itu) untuk mengisi pulau ini dengan umat manusia. Aku harus membabat hutan untuk dijadikan persawahan, membangun desa dan memukimkan 20.000 orang di sini sebagai