Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 104
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 104 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

فقد أخبر - سبحانه - أنّ له نفساً، وأنّه كتب على نفسه الرحمة، ونصّ الله على ذلك في آية أخرى (قل لمن مَّا في السَّماوات والأرض قل لله كتب على نفسه الرَّحمة ليجمعنَّكم إلى يوم القيامة لا ريب فيه) الأنعام: ١٢ .

وقد فسرّ الرسول صلى الله عليه وسلم شيئاً من هذه الكتابة، ففي الحديث الذي يرويه أبو هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (لمّا قضى الله الخلق كتب كتاباً، فهو عنده فوق العرش: إنّ رحمتي تسبق غضبي) وفي رواية (تغلب غضبي) ، متفق عليه (١) ، وإثبات النفس لله منهج الرسل من قبل، فهذا عيسى يقول لرب العزة: (تعلم ما في نفسي ولا أعلم ما في نفسك إنَّك أنت عَّلامُ الغيوب) المائدة: ١١٦ ، وقال الله لرسوله موسى: (ثمَّ جئت على قدرٍ يا موسى - واصطنعتك لنفسي) طه: ٤٠-٤١ .

وقد حذرنا الحقّ نفسه فقال: (ويحذّركم الله نفسه والله رَؤُوفُ بالعباد) آل عمران: ٣٠ .

والله يذكر عباده في عباده الذين يذكرونه في أنفسهم، فقد روى البخاري ومسلم في صحيحهما عن أبي هريرة أنّ الرسول صلى الله عليه وسلم قال: (يقول الله تعالى: أنا عند ظن عبدي بي، وأنا معه إذا ذكرني، فإن ذكرني في نفسه، ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير منهم) . (٢)

وذكر الله يرضي نفس ربنا تبارك وتعالى، ففي حديث مسلم عن ابن عباس عن جويرية: أنّ النبي صلى الله عليه وسلم خرج من عندها بكرة حين صلى الصبح، وهي في مسجدها، ثم رجع بعد أن أضحى، وهي جالسة، فقال: (ما زلت على الحال التي فارقتك عليها؟) . قالت: نعم.


(١) مشكاة المصابيح ١/٧٢٦، ورقمه: ٢٣٦٤. صحيح البخاري: ٣١٩٤، ٧٤٠٤، وصحيح مسلم: ٢٧٥١.
(٢) صحيح البخاري: ٧٤٠٥. وصحيح مسلم: ٢٦٧٥.

Bahasa Indonesia Translation

Allah ﷻ telah memberitakan bahwa Dia memiliki Diri (nafs), dan Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Allah menegaskan hal itu dalam ayat lain:

﴿قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ﴾

“Katakanlah: Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi? Katakanlah: Kepunyaan Allah. Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya.” (Surah Al-An‘am: 12)

Rasulullah ﷺ juga menafsirkan sebagian dari ketetapan ini. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menulis dalam sebuah kitab, dan kitab itu berada di sisi-Nya di atas ‘Arsy: Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku.”

Dalam riwayat lain: “Rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.” (Muttafaq ‘alaih)

Penetapan sifat nafs untuk Allah juga menjadi manhaj para rasul sebelumnya. Inilah perkataan Nabi ‘Isa kepada Allah ﷻ:

﴿تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ﴾

“Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib.” (Surah Al-Ma’idah: 116)

Allah juga berfirman kepada Nabi Musa:

﴿ثُمَّ جِئْتَ عَلَىٰ قَدَرٍ يَا مُوسَىٰ * وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِي﴾

“Kemudian engkau datang sesuai ketentuan, wahai Musa. Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.” (Surah Thaha: 40–41)

Allah juga memperingatkan kita terhadap diri-Nya:

﴿وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ﴾

“Allah memperingatkan kamu terhadap diri-Nya. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Surah Ali ‘Imran: 30)

Allah juga menyebut hamba-hamba-Nya dalam konteks ibadah mereka kepada-Nya. Dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku pun mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di hadapan suatu kelompok, Aku pun mengingatnya di hadapan kelompok yang lebih baik dari mereka.”

Dzikir kepada Allah juga mendatangkan keridhaan Diri Allah ﷻ. Dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Abbas, dari Juwayriyyah, Nabi ﷺ keluar dari sisinya pada waktu pagi setelah shalat subuh, dan ia masih berada di tempat shalatnya. Nabi kembali setelah waktu dhuha, sementara Juwayriyyah masih duduk di tempat yang sama. Nabi bertanya: “Apakah engkau masih tetap dalam keadaan seperti ketika aku meninggalkanmu tadi?” Ia menjawab: “Ya.”


  1. *Mishkat al-Masabih*, 1/726, no. 2364; Shahih al-Bukhari no. 3194, 7404; Shahih Muslim no. 2751.
  2. Shahih al-Bukhari no. 7405; Shahih Muslim no. 2675.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 104 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi