Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 159
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 159 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Sifat-sifat ma‘ani menurut ulama kalam.

Syekh menjelaskan bahwa sifat-sifat ma‘ani menurut ulama kalam hanya terbatas pada tujuh sifat saja. Mereka menolak selain tujuh sifat ini.

Yang dimaksud dengan sifat ma‘na menurut ulama kalam adalah sifat yang menunjukkan makna wujud yang berdiri pada Dzat.

Adapun tujuh sifat yang mereka tetapkan adalah: qudrah (kekuasaan), iradah (kehendak), ‘ilm (ilmu), hayat (hidup), sama‘ (pendengaran), bashar (penglihatan), dan kalam (perkataan). Sedangkan kaum Mu‘tazilah menolak tujuh sifat ini, namun mereka menetapkan hukum-hukum dari sifat-sifat tersebut. Mereka berkata: Allah itu Maha Kuasa dengan Dzat-Nya, Maha Mendengar dengan Dzat-Nya, Maha Mengetahui dengan Dzat-Nya, Maha Hidup dengan Dzat-Nya, namun mereka tidak menetapkan bahwa Allah memiliki qudrah, ilmu, hayat, sama‘, dan bashar. Mereka melakukannya karena ingin lari dari keyakinan adanya “ta‘addud al-qadim” (banyaknya yang qadim). Padahal pendapat seperti ini, setiap orang berakal mengetahui kesesatan dan kontradiksinya. Sebab, jika pada suatu dzat tidak ada sifat ilmu, maka mustahil dikatakan: dzat itu mengetahui tanpa ilmu. Itu adalah kontradiksi yang jelas bagi akal yang paling awal sekalipun.

Kemudian Syekh menyebutkan dalil-dalil tentang sifat ma‘ani, serta menjelaskan perbedaan antara sifat Sang Pencipta dengan sifat makhluk:

1. Mereka menyifati Allah Ta‘ala dengan qudrah, dan menetapkan bagi-Nya sifat kekuasaan. Allah berfirman dalam Kitab-Nya: “Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al-Baqarah: 20). Kita meyakini dengan pasti bahwa Dia benar-benar memiliki sifat qudrah sesuai dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya.

Demikian pula Allah menyifati sebagian makhluk dengan kekuasaan, sebagaimana firman-Nya: “Kecuali orang-orang yang bertaubat sebelum kalian berkuasa atas mereka” (Al-Maidah: 34). Maka Allah menyandarkan qudrah kepada sebagian makhluk dan menisbahkannya kepada mereka.

Kita mengetahui bahwa semua yang ada di dalam Al-Quran adalah kebenaran. Bahwa Sang Pencipta benar-benar memiliki sifat qudrah yang hakiki sesuai dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya. Dan makhluk juga memiliki qudrah yang hakiki, tetapi sesuai dengan keadaan mereka, penuh kelemahan, kefanaan, dan ketergantungan. Perbedaan antara qudrah Sang Pencipta dan qudrah makhluk sama jauhnya dengan perbedaan antara Dzat Allah dan dzat makhluk. Cukuplah jarak itu sebagai bukti.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 159 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi