Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Jika ada orang yang berkata: “Sesungguhnya alam adalah suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta. Ia adalah kekuatan hidup, mendengar, melihat, bijaksana, dan berkuasa…” maka kita katakan kepada mereka: Ucapan kalian benar, tetapi kesalahan kalian adalah menamakan kekuatan itu dengan sebutan alam. Sesungguhnya kekuatan kreatif yang mencipta itu telah menunjukkan kepada kita nama yang layak baginya, yaitu Allah. Dialah Allah yang memperkenalkan diri-Nya dengan Asmaul Husna dan sifat-sifat-Nya yang luhur. Maka kewajiban kita adalah menamainya dengan nama yang Allah tetapkan bagi diri-Nya, bukan dengan sebutan lain.
Demikian pula orang-orang sebelum mereka pernah berkata seperti ucapan mereka ini. Mereka yang menisbatkan penciptaan kepada alam memiliki pendahulu, yaitu kaum Dahriyah yang menisbatkan peristiwa-peristiwa kepada zaman. Mereka melihat bahwa yang kecil tumbuh besar, yang besar menjadi tua, dan yang tua mati karena berlalunya waktu serta pergantian siang dan malam. Lalu mereka menisbatkan hidup dan mati kepada zaman. Allah berfirman:
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
“Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu; mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Surah al-Jatsiyah: 24)
Mereka menisbatkan peristiwa kepada zaman, sementara yang lain menisbatkannya kepada hakikat benda. Keduanya sama-sama sesat dalam kesesatan.
Para pengusung teori ini berusaha menjadikannya sebagai penjelasan bagi keberadaan makhluk hidup. Teori ini kemudian tersebar luas, banyak orang berusaha menyebarkannya dengan niat baik karena mengira bahwa teori ini adalah kebenaran ilmiah. Namun banyak pula yang menyebarkannya dengan niat buruk, karena sesuai dengan hawa nafsu mereka. Teori ini mendustakan agama-agama yang menjelaskan penciptaan manusia. Dengan itu, para penentang agama pun merasa memiliki dalih ilmiah untuk dijadikan sandaran, dan mereka menipu manusia dengannya.