Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 192
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 192 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

٤- الانقياد لما دلت عليه، قال: (وأنيبوا إلى ربكم وأسلموا له) الزمر: ٥٤ وقال: (ومن يسلم وجهه إلى الله وهو محسنٌ فقد استمسك بالعروة الوثقى) لقمان: ٢٢ ، ومعنى يسلم وجهه أي ينقاد، وهو محسن؛ أي موحد، والعروة الوثقى فسرت (بلا إله إلا الله) .

٥- الصدق: وهو أن يقولها صادقاً من قلبه، يواطئ قلبه لسانه، قال الله عزّ وجلّ: (ومن النَّاس من يقول آمنَّا بالله وباليوم الآخر وما هم بمؤمنين - يخادعون الله والَّذين آمنوا وما يخدعون إلاَّ أنفسهم وما يشعرون) البقرة: ٨-٩ . فهم كاذبون في قولهم، يبطنون غير ما يعلنون، وفي الصحيحين عن معاذ بن جبل - رضي الله عنه - عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله، وأن محمداً رسول الله صدقاً من قلبه إلا حرمه الله على النار) (١) ، فاشترط في النجاة من النار أن يقولها صدقاً من قلبه.

٦- الإخلاص: وهو تصفية العمل بصالح النية عن جميع شوائب الشرك، قال الله تعالى: (ألا لله الدين الخالص) الزمر: ٣ وقال: (وما أمروا إلاَّ ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء) البينة: ٥ .

وفي الصحيح عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم: (أسعد الناس بشفاعتي من قال لا إله إلا الله خالصاً من قلبه ونفسه) . (٢)

وفي الصحيح عن عتبان بن مالك - رضي الله عنه - عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (إن الله قد حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله عزّ وجلّ) . (٣)


(١) رواه البخاري: ١/٢٢٦. ورقمه: ١٢٨.
(٢) رواه البخاري: ١/١٩٣. ورقمه: ٩٩.
(٣) رواه البخاري: ١/٥١٩. ورقمه: ٤٢٥.

Bahasa Indonesia Translation
  1. Ketundukan. Yaitu tunduk dan patuh terhadap apa yang ditunjukkan oleh kalimah tauhid. Allah Ta‘ala berfirman:

    ﴿وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ﴾

    “Kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya.” (Surah Az-Zumar: 54)

    ﴿وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ﴾

    “Barang siapa menyerahkan wajahnya kepada Allah, sedang ia berbuat baik, maka sungguh ia telah berpegang teguh pada tali yang kokoh.” (Surah Luqman: 22)

    Makna “menyerahkan wajah” adalah tunduk dan patuh kepada-Nya. Sedangkan “ia berbuat baik” maksudnya adalah mentauhidkan-Nya. Adapun “tali yang kokoh” ditafsirkan dengan kalimah La ilaha illallah.

  2. Kejujuran. Yaitu mengucapkan kalimah ini dengan jujur dari hati, sehingga hati sesuai dengan ucapan lisan. Allah Ta‘ala berfirman:

    ﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ ۝ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ﴾

    “Di antara manusia ada yang berkata: ‘Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,’ padahal mereka bukan orang-orang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri tanpa mereka sadari.” (Surah Al-Baqarah: 8–9)

    Mereka adalah orang-orang yang berdusta dalam ucapan mereka, menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ada di hati mereka. Dalam hadits sahih, dari Mu‘adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, dengan jujur dari hatinya, melainkan Allah haramkan dirinya dari neraka.”

    Maka disyaratkan untuk selamat dari neraka, seseorang harus mengucapkan kalimah tauhid ini dengan kejujuran dari hatinya.

  3. Ikhlas. Yaitu memurnikan amal dengan niat yang tulus, membersihkannya dari segala bentuk syirik. Allah Ta‘ala berfirman:

    ﴿أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ﴾

    “Ingatlah, hanya milik Allah agama yang murni.” (Surah Az-Zumar: 3)

    ﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ﴾

    “Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama, dengan lurus.” (Surah Al-Bayyinah: 5)

    Dalam hadits sahih, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang mengucapkan La ilaha illallah dengan tulus dari hati dan jiwanya.”

    Dalam hadits sahih lain, dari ‘Itban bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan La ilaha illallah dengan mengharap wajah Allah semata.”


  1. HR. al-Bukhari, 1/226, no. 128.
  2. HR. al-Bukhari, 1/193, no. 99.
  3. HR. al-Bukhari, 1/519, no. 425.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 192 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi