Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 196
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 196 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

المطلب الثالث

أركان العبادة

للعبادة أركان ثلاثة:

الأول: الإخلاص: بأن يقصد العبد وجه ربه والدار الآخرة، قال صلى الله عليه وسلم: (إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرىء ما نوى، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله، فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها، أو امرأةٍ ينحكها، فهجرته إلى ما هاجر إليه) (١) وترك الإخلاص يبطل العبادة.

الثاني: الصدق: ونريد به الصدق في العزيمة، بأن يبذل العبد جهده في امتثال أمر الله واجتناب نهيه، والاستعداد للقائه، وترك العجز، وترك التكاسل عن طاعة الله.

الثالث: متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم، فلا يعبد الله إلا وفق ما شرعه الله، وما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم، أمّا أن يعبد الناس ربهم بغير علم فهذه هي البدعة التي حذر منها الرسول صلى الله عليه وسلم وذم فاعلها، وأخبر أن عمله ضلالة. فقال: " كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار ". وصاحب البدعة عمله مردود عليه غير مقبول منه.

ففي الصحيحين عن عائشة - رضي الله عنها - قالت: قال الرسول صلى الله عليه وسلم: " من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد " وفي رواية لمسلم: " من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد ". (٢)

لا عبادة إلا بهذه الأركان:

فما لم توجد العزيمة الصادقة لا توجد العبادة، إذ تصبح العبادة تمنيات وآمالاً لا يكاد يهم المرء بفعلها حتى تخبوا إرادته وتنحل. وما لم يوجد الإخلاص ومتابعة الرسول صلى الله عليه وسلم فإن العبادة لا يقبلها الله تعالى.


(١) رواه البخاري ومسلم، وهو حديث مشهور تغني شهرته عن تخريجه. وانظر كتابنا ((مقاصد المكلفين)) ص: ٥١٩، فقد ذكرنا فيه طرقه ومخرجيه.
(٢) عزاه ابن الأثير في جامع الأصول: ١/٢٨٩، ورقمه: ٧٥ إلى البخاري ومسلم وأبي داود.

Bahasa Indonesia Translation

Bagian Ketiga: Rukun-rukun Ibadah

Ibadah memiliki tiga rukun utama:

  1. Ikhlas. Yaitu seorang hamba mengikhlaskan niatnya hanya untuk mencari wajah Allah dan negeri akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:

    «إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا، أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ»

    “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan tujuan hijrahnya itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

    Meninggalkan ikhlas akan membatalkan ibadah.

  2. Kejujuran. Maksudnya adalah kejujuran dalam tekad, yaitu seorang hamba bersungguh-sungguh dalam menaati perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan-Nya, serta meninggalkan kelemahan dan kemalasan dalam beribadah.

  3. Mutaba‘ah (Mengikuti Rasulullah ﷺ). Yaitu tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan tata cara yang disyariatkan-Nya dan diajarkan Rasul-Nya ﷺ. Adapun orang-orang yang beribadah tanpa ilmu, maka itulah bid‘ah yang telah diperingatkan oleh Rasulullah ﷺ. Beliau mencela pelakunya dan menyatakan bahwa amalnya sesat. Beliau bersabda:

    «كُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ»

    “Setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid‘ah, setiap bid‘ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.”

    Pelaku bid‘ah, amalnya akan tertolak dan tidak diterima. Dalam hadits sahih, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ bersabda:

    «مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»

    “Barang siapa mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami ini yang bukan darinya, maka ia tertolak.”

    Dalam riwayat Muslim disebutkan:

    «مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»

    “Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak.”

Tidak Ada Ibadah Tanpa Rukun-rukun Ini

Tanpa adanya tekad yang jujur, ibadah tidak akan pernah terwujud. Sebab, ibadah hanya akan menjadi angan-angan yang pudar sebelum sempat dikerjakan. Tanpa adanya ikhlas dan mengikuti Rasulullah ﷺ, maka ibadah tidak akan diterima Allah Ta‘ala.


  1. HR. al-Bukhari dan Muslim. Hadits ini sangat masyhur sehingga tidak memerlukan penjelasan panjang. Lihat juga kitab Maqasid al-Mukallafin, hlm. 519, di sana penulis telah menyebutkan jalur periwayatannya secara rinci.
  2. Lihat Ibn al-Atsir dalam Jami‘ al-Ushul, 1/289, no. 75; diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 196 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi