Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 198
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 198 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Hal-hal yang Menentang dan Membatalkan Tauhid

Hal yang menentang dan membatalkan tauhid adalah syirik. Kata “syirk” dalam bahasa Arab berarti menjadikan sekutu atau pasangan. Seperti dalam firman Allah Ta‘ala:

﴿وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي﴾

“Jadikanlah dia sekutu dalam urusanku.” (Surah Thaha: 32)

Dalam istilah syariat Islam, syirik terbagi menjadi dua jenis:

1. Syirik Akbar

Orang yang melakukan syirik akbar adalah yang menjadikan sekutu bagi Allah sebagai Rabb lain. Contohnya: syirik kaum Nasrani yang menjadikan Allah sebagai salah satu dari tiga tuhan, syirik kaum Majusi yang menyandarkan kebaikan kepada cahaya dan keburukan kepada kegelapan, syirik kaum Shabi‘in yang menisbatkan pengaturan alam kepada bintang-bintang langit. Termasuk juga sebagian penyembah kubur yang mengira ruh para wali setelah mati bisa mengatur, memenuhi kebutuhan, menghilangkan kesulitan, menolong orang yang berdoa kepadanya, atau melindungi orang yang berlindung di sisinya.

Syirik akbar juga termasuk menjadikan bersama Allah sesembahan lain berupa malaikat, nabi, wali, matahari, bulan, batu, atau manusia. Mereka disembah sebagaimana Allah disembah, dengan cara berdoa kepadanya, meminta pertolongan, menyembelih untuknya, bernazar untuknya, dan bentuk-bentuk ibadah lainnya.

Tidak Disyaratkan Adanya Persamaan dengan Allah

Dalam syariat, tidak disyaratkan bahwa sekutu yang dijadikan tandingan harus sama dengan Allah dalam segala hal. Seseorang sudah disebut musyrik jika menetapkan adanya sekutu bagi Allah, meskipun sekutu itu dianggap lebih rendah dari-Nya dalam ilmu atau kekuasaan.

Adapun firman Allah tentang ucapan kaum musyrikin:

﴿تَاللَّهِ إِن كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ۝ إِذْ نُسَوِّيكُم بِرَبِّ الْعَالَمِينَ﴾

“Demi Allah, sesungguhnya kami dahulu benar-benar dalam kesesatan yang nyata, ketika kami menyamakan kalian dengan Rabb semesta alam.” (Surah Asy-Syu‘ara: 97–98)

Yang dimaksud adalah mereka menyamakan makhluk-makhluk itu dengan Allah dalam hal cinta, rasa takut, harapan, ketaatan, dan ketundukan. Bukan dalam hal kekuasaan mencipta dan mengadakan, karena mereka sendiri tetap meyakini Allah Maha Esa dalam penciptaan dan pengadaan.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 198 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi