Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Syirik asghar adalah seperti riya yang ringan, berpura-pura di hadapan makhluk, dan tidak ikhlas kepada Allah dalam beribadah. Kadang seorang beramal demi kepentingan dirinya, kadang untuk mencari dunia, dan kadang untuk memperoleh kedudukan dan kehormatan. Dalam hal ini, ada bagian untuk Allah, tetapi ada pula bagian untuk selain-Nya. Termasuk dalam jenis ini adalah syirik dalam ucapan, seperti bersumpah dengan selain Allah, mengucapkan: “Atas kehendak Allah dan kehendakmu,” atau berkata: “Aku tidak punya siapa-siapa selain Allah dan engkau.”
Syirik jenis ini bisa berubah menjadi syirik akbar, tergantung maksud dan keyakinan pelakunya.
Syirik asghar, meskipun tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, tetapi sangat berbahaya. Ia dapat mengurangi pahala secara besar, bahkan bisa menghapus amal tertentu. Dalam hadits sahih, dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan bertanya: “Ada orang yang berperang untuk memperoleh harta rampasan, ada orang yang berperang demi disebut-sebut, dan ada pula orang yang berperang untuk dilihat kedudukannya. Siapakah yang benar-benar berperang di jalan Allah?” Rasulullah ﷺ menjawab:
«مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ»
“Barang siapa berperang agar kalimat Allah menjadi yang paling tinggi, maka dialah yang berada di jalan Allah.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam hadits sahih riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ meriwayatkan dari Rabb-nya, Allah berfirman:
«أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ»
“Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barang siapa melakukan amal, lalu ia mempersekutukan-Ku dengan selain-Ku di dalamnya, maka Aku tinggalkan dia bersama syiriknya itu.” (HR. Muslim)
Dalam Musnad Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu?” Beliau menjawab: “Riya.” Al-Bayhaqi menambahkan dalam Syu‘ab al-Iman: “Allah akan berkata kepada mereka pada hari ketika amal dibalas: Pergilah kepada orang-orang yang dahulu kalian pamerkan amal di dunia untuk mereka, lalu lihatlah apakah kalian mendapati balasan dan kebaikan di sisi mereka.”
Tentang larangan syirik ini, Allah menurunkan firman-Nya:
﴿فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا﴾
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia beramal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadahnya kepada Rabbnya.” (Surah Al-Kahf: 110)