Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Maha Suci Allah Yang Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu, yang menciptakan makhluk-makhluk kecil ini dan mengajarkannya melakukan pekerjaan dengan ketelitian dan kesempurnaan luar biasa. Sesungguhnya itu adalah ciptaan yang menakjubkan dan mukjizat yang menunjukkan bahwa Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Di antara keajaiban ciptaan Allah pada lebah adalah susunan tubuh yang diberikan kepadanya. Allah ﷻ menjadikannya memiliki dua perut: salah satunya dipakai untuk mengumpulkan bahan-bahan pokok yang diambil dari nektar bunga atau untuk membawa air ke dalam sarang; sedangkan perut yang lain digunakan untuk mencerna makanan yang menjadi sumber gizinya.
Yang menakjubkan, ketika lebah mengisi perut pertamanya dengan nektar bunga, ia tidak hanya sekadar mengangkutnya, tetapi dalam perjalanan menuju sarang ia telah melakukan proses awal perubahan nektar menjadi madu, dengan mengeluarkan enzim-enzim yang diperlukan untuk itu.
Lebah juga memerlukan serbuk sari untuk berbagai keperluan di dalam sarang. Maka Sang Pencipta telah membekalinya dengan kantong khusus di bagian luar kaki belakang yang disebut “keranjang serbuk sari”. Pada bagian dalam pergelangan kaki belakangnya terdapat semacam sikat yang digunakan oleh lebah pekerja untuk menyisir serbuk sari, membentuknya menjadi gumpalan, lalu menyimpannya di keranjang tersebut.
Di antara keajaiban luar biasa yang ditemukan para ilmuwan adalah adanya kelenjar di ujung perut lebah yang dinamakan “kelenjar Nasanov”. Kelenjar ini mengeluarkan aroma khusus. Uniknya, setiap koloni lebah memiliki aroma khas yang membedakannya dari koloni lain. Dengan aroma itu, seekor lebah dapat kembali ke sarangnya meski dari tempat yang jauh, karena bau khas tersebut menjadi penunjuk jalannya. Para penjaga di pintu sarang pun dapat mengenali lebah yang termasuk anggota koloninya dari aroma khas yang keluar dari tubuhnya.
Yang lebih menakjubkan lagi, lebah mampu menyesuaikan diri dengan aroma baru jika ada keadaan yang mengharuskannya. Misalnya, ketika sekelompok lebah keluar untuk membentuk koloni baru, maka koloni itu memiliki aroma baru yang dipahami bersama. Bahkan ketika para ilmuwan dengan cara tertentu mencampurkan dua koloni lebah, mereka menemukan bahwa lebah-lebah itu akhirnya beradaptasi dengan aroma baru yang menyatukan mereka, sehingga dapat dikenali sebagai satu koloni yang berbeda dari yang lain.