Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
نما الأرز حتى بلغ طوله ستين سنتيمتراً، وكانت حبوب الأرز قد نضجت، فلما بدأ موسم الحصاد شاهد صفاً من شغالة النمل لا ينقطع متجهاً نحو العيدان، فيتسلقها إلى أن يصل إلى حبوب الأرز، فتنزع كل شغالة من النمل حبة من تلك الحبوب، وتهبط بها سريعاً إلى الأرض، ثم تذهب بها إلى مخازن تحت الأرض.
بل الأعجب من ذلك أنّ طائفة من النّمل كانت تتسلق الأعواد، فتلتقط الحب، ثم تلقي به، بينما طائفة أخرى تتلقاه، وتذهب به إلى المخازن..
ويعيش هذا النوع من النمل عيشة مدنية في بيوت كبيوتنا ذات شقق وطبقات، أجزاء منها تحت الأرض، وأجزاء فوق الأرض، في هذه المدن نجد الخدم والعبيد.
بل الأعجب من ذلك نجد الممرضات اللاتي تعني بالمرضى ليلاً ونهاراً، ونجد منها من يرفع جثث من يموت من النمل....
يفعل ذلك النوع من النمل كلّ هذا بدون تفكير، إذ يتم بالغريزة التي أودعها الله في أجسامهم الصغيرة.
٥- هداية الهدهد وعجائب صنع الله فيه
ويحدثنا ابن القيم بأسلوبه السهل الأخاذ عن نوع آخر من مخلوقات الله التي لها في كتاب الله ذِكْر، ألا وهو الهدهد، متحدثاً عن هداية الله له فيقول:
" وهذا الهدهد من أهدى الحيوان وأبصره بمواضع الماء تحت الأرض، لا يراه غيره، ومن هدايته ما حكاه الله عنه في كتابه أنه قال لنبي الله سليمان، وقد فقده وتوعده، فلما جاء بَدَره بالعذر قبل أن ينذره سليمان بالعقوبة، وخاطبه خطاباً هيجه به على الإصغاء إليه والقبول منه، فقال: (أحطت بما لم تُحط به) النمل: ٢٢ ، وفي ضمن هذا أني أتيتك بأمر قد عرفته حق المعرفة بحيث أحطت به، وهو خبر عظيم له شأن، فلذلك قال: (وجئتك من سبإ بنبإٍ يقينٍ) النمل: ٢٢ ، والنبأ هو الخبر الذي له شأن، والنفوس متطلعة إلى معرفته، ثم وصفه بأنه نبأ يقين، لا شك فيه ولا ريب، فهذه مقدمة بين يدي إخباره لنبي الله بذلك النبأ استفرغت قلب المخبر لتلقي الخبر، وأوجبت له التشوق التام إلى سماعه ومعرفته، وهذا نوع من براعة الاستهلال وخطاب التهييج.
Tanaman padi itu tumbuh hingga mencapai tinggi enam puluh sentimeter, dan bulir-bulirnya pun matang. Ketika musim panen tiba, terlihat barisan lebah pekerja yang tiada henti-hentinya menuju batang padi, memanjat hingga ke bulir-bulirnya. Setiap semut pekerja mengambil satu butir padi, lalu segera turun membawanya ke tanah dan menyimpannya ke dalam gudang-gudang bawah tanah.
Yang lebih menakjubkan lagi, sebagian semut memanjat batang padi untuk mengambil butirannya, lalu menjatuhkannya, sementara semut-semut lain menunggu di bawah untuk menerimanya dan segera membawanya ke dalam gudang penyimpanan.
Jenis semut ini hidup dengan kehidupan yang teratur layaknya peradaban manusia, dalam rumah-rumah yang berlapis dan bertingkat: sebagian berada di bawah tanah, sebagian lagi di atas permukaan tanah. Dalam kota-kota kecil mereka terdapat pelayan dan pekerja.
Yang lebih menakjubkan, di antara mereka ada perawat yang merawat semut-semut yang sakit siang dan malam, serta ada pula yang bertugas mengangkat jasad semut yang mati. Semua itu dilakukan semut-semut ini tanpa berpikir panjang, tetapi murni dengan naluri yang ditanamkan Allah dalam tubuh kecil mereka.
Ibnul Qayyim dengan gaya bahasanya yang indah menceritakan tentang jenis makhluk lain ciptaan Allah yang disebutkan dalam Al-Quran, yaitu burung hud-hud, seraya menjelaskan hidayah Allah kepadanya. Ia berkata: “Hud-hud adalah salah satu hewan yang paling mendapatkan petunjuk. Ia mampu melihat tempat adanya air di bawah tanah, sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh makhluk lain. Di antara petunjuk yang Allah berikan kepadanya adalah sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam kitab-Nya: ketika Nabi Sulaiman kehilangan hud-hud dan mengancam akan menghukumnya, hud-hud segera datang dengan membawa alasan sebelum Sulaiman menimpakan hukuman. Ia berbicara dengan cara yang membangkitkan perhatian Sulaiman agar mau mendengar dan menerima perkataannya. Ia berkata:
﴿أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ﴾
“Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui...” (Surah An-Naml: 22)
Di dalam kalimat ini tersirat makna: aku datang dengan membawa berita yang aku ketahui dengan sangat jelas, yang memiliki nilai penting besar. Karena itu ia melanjutkan ucapannya:
﴿وَجِئْتُكَ مِن سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ﴾
“Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ dengan membawa berita yang meyakinkan.” (Surah An-Naml: 22)
Kata “nabā’” berarti berita yang sangat penting, yang membuat jiwa penasaran untuk mengetahuinya. Hud-hud menegaskan bahwa berita ini adalah kebenaran pasti, tidak ada keraguan di dalamnya. Dengan mukadimah seperti ini, hud-hud benar-benar menyiapkan hati Nabi Sulaiman untuk menerima beritanya, serta membangkitkan rasa ingin tahunya secara penuh. Ini adalah bentuk keindahan dalam membuka pembicaraan (barā‘ah al-istihlāl) dan gaya bahasa yang mampu menggugah perhatian.