Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 68
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 68 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Tanaman padi itu tumbuh hingga mencapai tinggi enam puluh sentimeter, dan bulir-bulirnya pun matang. Ketika musim panen tiba, terlihat barisan lebah pekerja yang tiada henti-hentinya menuju batang padi, memanjat hingga ke bulir-bulirnya. Setiap semut pekerja mengambil satu butir padi, lalu segera turun membawanya ke tanah dan menyimpannya ke dalam gudang-gudang bawah tanah.

Yang lebih menakjubkan lagi, sebagian semut memanjat batang padi untuk mengambil butirannya, lalu menjatuhkannya, sementara semut-semut lain menunggu di bawah untuk menerimanya dan segera membawanya ke dalam gudang penyimpanan.

Jenis semut ini hidup dengan kehidupan yang teratur layaknya peradaban manusia, dalam rumah-rumah yang berlapis dan bertingkat: sebagian berada di bawah tanah, sebagian lagi di atas permukaan tanah. Dalam kota-kota kecil mereka terdapat pelayan dan pekerja.

Yang lebih menakjubkan, di antara mereka ada perawat yang merawat semut-semut yang sakit siang dan malam, serta ada pula yang bertugas mengangkat jasad semut yang mati. Semua itu dilakukan semut-semut ini tanpa berpikir panjang, tetapi murni dengan naluri yang ditanamkan Allah dalam tubuh kecil mereka.

Hidayah Hud-Hud dan Keajaiban Ciptaan Allah Padanya

Ibnul Qayyim dengan gaya bahasanya yang indah menceritakan tentang jenis makhluk lain ciptaan Allah yang disebutkan dalam Al-Quran, yaitu burung hud-hud, seraya menjelaskan hidayah Allah kepadanya. Ia berkata: “Hud-hud adalah salah satu hewan yang paling mendapatkan petunjuk. Ia mampu melihat tempat adanya air di bawah tanah, sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh makhluk lain. Di antara petunjuk yang Allah berikan kepadanya adalah sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam kitab-Nya: ketika Nabi Sulaiman kehilangan hud-hud dan mengancam akan menghukumnya, hud-hud segera datang dengan membawa alasan sebelum Sulaiman menimpakan hukuman. Ia berbicara dengan cara yang membangkitkan perhatian Sulaiman agar mau mendengar dan menerima perkataannya. Ia berkata:

﴿أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ﴾

“Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui...” (Surah An-Naml: 22)

Di dalam kalimat ini tersirat makna: aku datang dengan membawa berita yang aku ketahui dengan sangat jelas, yang memiliki nilai penting besar. Karena itu ia melanjutkan ucapannya:

﴿وَجِئْتُكَ مِن سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ﴾

“Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ dengan membawa berita yang meyakinkan.” (Surah An-Naml: 22)

Kata “nabā’” berarti berita yang sangat penting, yang membuat jiwa penasaran untuk mengetahuinya. Hud-hud menegaskan bahwa berita ini adalah kebenaran pasti, tidak ada keraguan di dalamnya. Dengan mukadimah seperti ini, hud-hud benar-benar menyiapkan hati Nabi Sulaiman untuk menerima beritanya, serta membangkitkan rasa ingin tahunya secara penuh. Ini adalah bentuk keindahan dalam membuka pembicaraan (barā‘ah al-istihlāl) dan gaya bahasa yang mampu menggugah perhatian.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 68 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi