Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Di antara keajaiban tikus adalah bahwa apabila ia meminum minyak dari dalam kendi, lalu minyak itu berkurang sehingga sulit baginya untuk menjangkaunya, ia pergi membawa air dengan mulutnya dan menuangkannya ke dalam kendi tersebut. Dengan cara itu minyak menjadi naik ke permukaan sehingga ia dapat kembali meminumnya.
Para tabib menyebutkan bahwa konsep enema (pencahar cair) diambil dari seekor burung yang berparuh panjang. Jika burung itu sulit buang kotoran, ia pergi ke laut asin, lalu mengambil airnya dengan paruhnya dan memasukkannya ke tubuhnya, sehingga kotorannya keluar dengan mudah.
Musang dan landak, apabila memakan ular, mereka pergi ke tumbuhan sungai tertentu dan memakannya sebagai penawar racun. Rubah, jika mengalami sakit kepala atau luka, ia pergi ke jenis tumbuhan tertentu yang dikenal, lalu mengoleskannya pada lukanya seperti obat salep. Beruang, jika terluka, ia mencari tumbuhan yang sudah dikenalnya—meski para ahli botani tidak mengetahuinya—lalu menjadikannya obat hingga sembuh.
Banyak orang berakal belajar dari binatang yang dianggap lemah tentang hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan, akhlak, pekerjaan, peperangan, kewaspadaan, maupun kesabaran mereka. Petunjuk hewan bahkan lebih tinggi daripada petunjuk kebanyakan manusia. Allah ﷻ berfirman:
﴿أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا﴾
“Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi jalannya.” (Surah Al-Furqan: 44)
Abu Ja‘far al-Baqir berkata: “Demi Allah, Allah tidak cukup hanya menyerupakan mereka dengan binatang ternak, tetapi bahkan menjadikan mereka lebih sesat jalannya. Lihatlah bagaimana Allah memberikan hidayah kepada induk hewan buas betina ketika melahirkan anaknya. Ia mengangkat anaknya ke udara selama beberapa hari, menjauhkannya dari semut dan serangga kecil. Sebab anak itu saat lahir hanyalah sepotong daging, dan induknya khawatir ia dimakan semut. Maka ia terus memindahkan anaknya dari satu tempat ke tempat lain hingga tubuhnya kuat.”