Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
melakukan sembahyang dengan segala bacaannya dan khusus mengenai al- Fatihah, berfikir secara Islam yang sihat pasti menerima apa yang dikatakan Imam Syafi'i itu. Betapa tidak! Sedang sembahyang adalah tiang agama. Dalam sembahyang kita menghadapkan wajah hati kita kepada Tuhan, mengemuka- kan segala puji-pujian dan permohonan sebagai yang tersebut di dalam al- Fatihah itu Dan hendaklah sembahyang itu kita kerjakan dengan khusyu merendahkan diri. Bagaimana khusyu' akan tercapai kalau kita tidak mengerti apa yang kita katakan? Bagaimana sembahyang akan menjadi tiang agama, kalau kita mengerjakannya hanya karena keturunan saja? Bukan dari kein- safan? Oleh sebab itu hendaklah dalam rumahtangga Islam, ayah dan bunda mengajar anaknya sedari kecil membaca al-Guran. Sekurang-kurangnya buat pertama sekali ialah diajarkan al-Fatihah, supaya dapat dipakainya untuk sembahyang. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa belajar al-Fatihah itu sukar, maka yang berkata begitu ialah orang yang hatinya telah jauh dari Islam. Sebab sejak Agama Islam menjadi anutan bangsa kita 1,000 tahun yang lalu. di Indonesia dengan seluruh kepulauan ini orang telah membaca al-Fatihah, tidak ada yang mengatakan sukar. Lidah anak hendaklah difasihkan sejak kecilnya. Kalau orang tua tidak sanggup mengajarnya, panggillah guru ke rumah. Kalau seorang tidak juga pandai membaca al-Fatihah, maka Nabi s.a.w. tidak juga ada mengajarkan atau membolehkan bacaan lain Menurut sebuah Hadis yang dirawikan oleh Abu Daud, an-Nasa'i, Imam Ahmad, Ibnul Jarud, Ibnu Hibban dan ad-Daruguthni: iv_,&;&_pJ ,&.L_;?;UJ A E ”A.wwx'“ 17. “Bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Nabi s.a.w. lalu ber- kata: Sesungguhnya aku tidak sanggup mengambil bacaan dari al.Guran walaupun sedikit. Oleh sebab itu ajarkanlah kepadaku sesuatu bacaan yang akan dapat memberi pahala bagiku pada sembahyangku. Maka berkatalah beliau: Bacalah Subhanallah, Alhamdulilah, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, La Haula wala Guwwata ila Billahi." Hadis ini menunjukkan, bahwa kalaupun tidak pandai membacaal-Fatihah, maka untuk menukarnya tidak pula boleh dengan ucapan lain, melainkan zikir- zikir yang tersebut itu. Namun sembahyang dengan bahasa yang lain tidak juga boleh.