Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Oleh sebabiini telah termasuk ibadat, tidaklah boleh lagi kita tukar daripada apa yang diajarkan oleh Nabi. Dan kalau al-Fatihah tidak pandai dan zikir-zikir yang tersebut itupun tidak pandai, bolehlah mengikut Imam dengan men. dengarkan bacaan Imam, sebagaimana telah dibukakan fahamnya oleh ijtihad yang kita sebutkan tadi. Tegasnya, lebih baik berdiam diri mendengar Imam membaca, daripada mengerjakan sembahyang dengan bahasa yang lain, atau dengan terjemahan al-Fatihah. Sebab teremah itu tidak jugalah akan tepat seratus persen dengan kehendak isi aslinya. Ini mungkin dan bisa kejadian pada seorang muallaf yang baru masuk Islam, yang sesudah dia mengucapkan dua kalimah Syahadat, dia sudah wajib sembahyang. padahal dia belum tahu baik zikir atau al-Fatihah. Dalam pada itu dia wajib belajar, sehingga tidaklah lama dia hanya mendengar saja. Kesimpulan. Renungkanlah pengertian al-Fatihah sebaik-baiknya, niscaya akan terasa bahwa dia bukan semata-mata bacaan untuk ibadat, tetapi mengandung juga bimbingan untuk membentuk pandangan hidup Muslim. Mula-mula dipusatkan seluruh kepercayaan kepada Allah dengan sifatNya Yang Maha Murah dan Penyayang, disertai dengan keadilanNya yang berlaku sejak dari dunia lalu ke negeri akhirat. Dan bila kita renungkan pula pengertian pengakuan kita. bahwa yang kita sembah hanya Dia dan tempat kita memohonkan sesuatu hanya DIA. Sampailah kita kepada Islam yang sejati. Setelah kita akui bahwa hanya Dia yang kita sembah. barulah kita mengajukan permohonan. Jangan sampai terbalik, sebagai kebanyakan orang-orang ghafil, yang lebih dahulu memohon dan kemudian baru beribadat. Sesudah pengakuan yang demikian, kita kemukakan permohonan yang pertama dan utama, yaitu minta ditunjuki jalan yang lurus. Maka tidaklah kita meminta kepada Tuhan agar diberi benda, diberi roti buat makanan hari ini, sebagai bacaan sembahyang orang Kristen. Karena apabila mengenal (ma'Ti fat) kita kepada Tuhan telah mendalam, tidaklah kita mengemukakan per. mohonan yang kecil-kecil dan remeh itu lagi, melainkan kita minta yang pokok, yaitu jalan lurus dalam menempuh hidup, dan apabila permohonan itu telah kita iringi supaya dikurniai jalan yang dinikmati, timbullah pada kita cita-cita yang tinggi di dalam martabat Iman, setaraf dengan kehidupan Rasul-rasul, Nabi- nabi, Syuhada dan Shalihin. Bahkan di dalam Surat al-Furgan (Surat 25, ayat 74) kita disuruh berdoa yang jangan tanggung-tanggung jangan alang kepalang. Kita disuruh berdoa agar Tuhan menjadi IMAM dari orang-orang yang Muttagin, artinya menjadi contoh teladan bagi orang lain. Dan setelah kita memohonkan agar kiranya kita diselamatkan Tuhan, jangan tertempuh jalan yang dimurkai Allah dan jangan pula jalan yang sesat, dengan secara tidak langsung kita sudah disuruh mempelajari ilmu sejarah, fisafat sejarah dan ilmu kemasyarakatan (sosiologi), dan juga ilmu jiwa. Kita