Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
harus mempelajari bagaimana sebab-sebab suatu ummat atau kaum naik martabatnya atau jatuh pamornya.
Dan dengan sendirinya, bila al-Fatihah kita renungkan, dapatlah kita fahamkan bahwasanya yang kita pegang di dalam hidup ini ialah dua tali. Pertama tali dengan Allah, kedua tali dengan Alam, termasuk manusia sebagai alam yang lebih penting, dan kita termasuk pula di dalamnya.
Al Fatihah inilah yang kita ulang-ulang membacanya setiap hari, sekurang: kurangnya 17 kali sehari semalam. Moga-moga selain dari dia menjadi Fatihatul- Kitab, pembukaan dari al Quran, diapun akan membuka hati sanubari kita sendiri, sehingga hilanglah segala ragu-ragu dan terbukalah pintu Hidayat, sehingga dia menjadi dasar persediaan bagi kita buat mengenal lagi seluruh isi al Quran yang mengandung 6,236 ayat itu.
Kita misalkanlah sembahyang 5 waktu, yang terdiri daripada 17 rakaat, sebagai menghadap Tuhan yang routine, yang wajib dilakukan dengan berkala. Bagaimanakah lagi kesannya ke dalam jiwa kita, bila kita ikuti lagi dengan Shalat Nawafil, Sembahyang sunnat? Sembahyang Sunnat Nawafil disediakan Tuhan, dengan perantaraan RasulNya, untuk orang yang merasa belum puas dengan pertemuan “resmi" saja. Pertemuan di luar “dinas” kadang-kadang lebih mesra daripada pertemuan yang "routine”.
Dimulai segala sembahyang itu dengan Allahu Akbar, artinya dibulatkan ingatan kepada Tuhan, dan disudahi dengan Assalamu 'alaikum, artinya kita kembali lagi ke dalam masyarakat dan intinya ialah al Fatihah.
Bertali dengan ketentuan agama bahwasanya sembahyang lima waktu, sembahyang Jum'at dan sembahyang dua Hari Raya, dan sembahyang dua gerhana, dianjurkan sangat supaya berjamaah. Jamaah kecil-kecilan di antara keluarga di rumah, jamaah sekampung atau selorong di dalam sebuah surau kecil kepunyaan kampung. Jamaah lebih besar sekali Jum'at, di dalam sebuah Mesiid Jami', jamaah dua Hari Raya, jamaah gerhana bulan dan matahari dan jamaah memohon hujan (istisgaa).
Dan jamaah besar dan agung, sekurang- kurangnya sekali seumur hidup dengan wuquf di Arafah waktu Haji. Semua jamaah ini membuat seorang Muslim menjadi anggota masyarakat yang aktif, 'sehingga terbentuklah masyarakat Islam, ukhuwah, Islamiyah dan Mu'awanah 'alal birri wat taqwa.
Semuanya sama bacaannya, yaitu Surat al-Fatihah. Dan di dalam jamaah itupun dididik hidup yang berdisiplin. Jamaah mempunyai Imam dan yang selebihnya menjadi ma'mum. Bahkan di zaman Nabi dan sahabat-sahabatnya, Imam sembahyang berjamaah ialah Nabi, Khalifah-khalifah, Gubernur (Wali) di tiap-tiap negeri. Tidak boleh seorang ma'mum mendahului mengangkat kepalanya seketika ruku' dan sujud sebelum Imam. Sampai ada Hadis mengatakan bahwa barangsiapa yang mengangkat kepalanya terdahulu daripada Imam mengangkat kepala, maka kepalanya itu akan berganti menjadi kepala keledai.
Al Fatihah pun mendidik kita memakai adab sopan-santun yang tertinggi. Adab sopan-santun yang tinggi itu dimulai terhadap kepada Tuhan akan membawa kesannya pula kepada sikap hidup kita dalam masyarakat, perhatikanlah susunan ayat yang tujuh itu.