Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 62
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 62 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

mujarab pengobat muram dan kesepian. “Di waktu segala jalan hubungan di bumi ditutup orang, hubungan ke langit lapang terluang.”

Di waktu saya telah keluar dan bebas, saya bersujud mensyukuri nikmat dan memohon ampun saat-saat aku merasa lemah. Sebab sesampai di luar terasalah kekayaan jiwa karena lepas dari ujian itu. Bersyukur atas kesempatan ibadat dan munajat yang diberikan Tuhan. Bersyukur karena dua tahun empat bulan lamanya aku disimpan Tuhan, sehingga tidak kena kotoran dan debunya zaman kezhaliman, yang kalau saya ada di luar pada masa itu, mungkin untuk menjaga keselamatan diri sendiri, saya terpaksa menempuh jalan orang munafik, turut menyokong kezhaliman itu padahal berlawanan dengan hati. Akhirnya tidak pula dapat membebaskan diri, karena sekali jiwa telah dijual kepada syaitan, sudah sukar buat menarik diri. Di dalam orang di mana-mana menyorak- sorakkan Orde Baru dan menentang Orde Lama, dengan kepala tertunduk dan tahu harga diri saya dapat berkata bahwa saya tidak termasuk Orde Lama. Allah sendiri, dengan memakai tangan orang-orang yang zhalim itu, yang memeliharakan saya dari cap Orde Lama.

Kemudian Allahpun memperlihatkan terus menerus kekuasaanNya, orang-orang yang berbuat zalim itu jatuh satu demi satu dari kemegahannya. Mereka tidak tergantung kepada Tuhan, melainkan kepada pangkat. Pangkat itupun jatuh. Ada di antara mereka yang telah hilang saja dari arena masyarakat, meskipun tubuh masih ada. Ada yang ditahan berbulan-bulan dan menunggu perkara dibuka, sebagaimana yang dahulu mereka lakukan kepada orang lain, dan ada yang menerima hukuman dari kesalahannya, hukuman buang atau hukum mati. Dan ada yang payah menanggung muka kepada masyarakat, sebab segala perbuatan di zaman kemegahan dahulu tidak lepas dari ingatan masyarakat. Dan ada pula yang lebih tinggi sorak-sorainya menyerukan Orde Baru, meskipun orang tahu lakon yang pernah dilaluinya.

Alhamdulillah, saya dibebaskan Tuhan daripada itu semuanya. Maka di samping bersujud karena bersyukur, saya bersujud karena memohon ampun kepada Tuhan, sebab di dalam sepinya penganjuran, kerap juga saya muram dan merasa sepi. Karena rupanya perahu iman itu memang mesti belayar di atas hidup yang bergelombang.

Ampuni aku, ya Tuhanku, atas kelemahanku. Laksana lautan nikmat yang Engkau tumpahkan ke atas diriku, sedang persediaan diri ini amat kecil buat menampungnya.

Dari usia masih muda remaja, sampai mula timbul tua meninjung uban, tidaklah mendatar saja jalan yang harus saya tempuh. Karena tahanan lebih dua tahun ini adalah menjadi salah satu matarantai kalung keemasan yang ditatahkan pada leher sejarah hidupku. Dia menjadi lebih indah lagi, karena kezhaliman dan fitnah ini baru menimpaku setelah tanahairku merdeka!

Aneh, tetapi benar!

Susun kata apakah lagi yang harus aku susunkan buat mengucapkan syukur dan puji-pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepadaku. Aniaya manusia diputar olehNya menjadi nikmat. Aku difitnah, dizhalimi dan dipisahkan dari masyarakat, namun imanku bertambah dalam

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#5624 Sep 2025, 04:51:23idadminTervalidasi

mujarab pengobat muram dan kesepian. “Di waktu segala jalan hubungan di bumi ditutup orang, hubungan ke langit lapang terluang.”

Di waktu saya telah keluar dan bebas, saya bersujud mensyukuri nikmat dan memohon ampun saat-saat aku merasa lemah. Sebab sesampai di luar terasalah kekayaan jiwa karena lepas dari ujian itu. Bersyukur atas kesempatan ibadat dan munajat yang diberikan Tuhan. Bersyukur karena dua tahun empat bulan lamanya aku disimpan Tuhan, sehingga tidak kena kotoran dan debunya zaman kezhaliman, yang kalau saya ada di luar pada masa itu, mungkin untuk menjaga keselamatan diri sendiri, saya terpaksa menempuh jalan orang munafik, turut menyokong kezhaliman itu padahal berlawanan dengan hati. Akhirnya tidak pula dapat membebaskan diri, karena sekali jiwa telah dijual kepada syaitan, sudah sukar buat menarik diri. Di dalam orang di mana-mana menyorak- sorakkan Orde Baru dan menentang Orde Lama, dengan kepala tertunduk dan tahu harga diri saya dapat berkata bahwa saya tidak termasuk Orde Lama. Allah sendiri, dengan memakai tangan orang-orang yang zhalim itu, yang memeliharakan saya dari cap Orde Lama.

Kemudian Allahpun memperlihatkan terus menerus kekuasaanNya, orang-orang yang berbuat zalim itu jatuh satu demi satu dari kemegahannya. Mereka tidak tergantung kepada Tuhan, melainkan kepada pangkat. Pangkat itupun jatuh. Ada di antara mereka yang telah hilang saja dari arena masyarakat, meskipun tubuh masih ada. Ada yang ditahan berbulan-bulan dan menunggu perkara dibuka, sebagaimana yang dahulu mereka lakukan kepada orang lain, dan ada yang menerima hukuman dari kesalahannya, hukuman buang atau hukum mati. Dan ada yang payah menanggung muka kepada masyarakat, sebab segala perbuatan di zaman kemegahan dahulu tidak lepas dari ingatan masyarakat. Dan ada pula yang lebih tinggi sorak-sorainya menyerukan Orde Baru, meskipun orang tahu lakon yang pernah dilaluinya.

Alhamdulillah, saya dibebaskan Tuhan daripada itu semuanya. Maka di samping bersujud karena bersyukur, saya bersujud karena memohon ampun kepada Tuhan, sebab di dalam sepinya penganjuran, kerap juga saya muram dan merasa sepi. Karena rupanya perahu iman itu memang mesti belayar di atas hidup yang bergelombang.

Ampuni aku, ya Tuhanku, atas kelemahanku. Laksana lautan nikmat yang Engkau tumpahkan ke atas diriku, sedang persediaan diri ini amat kecil buat menampungnya.

Dari usia masih muda remaja, sampai mula timbul tua meninjung uban, tidaklah mendatar saja jalan yang harus saya tempuh. Karena tahanan lebih dua tahun ini adalah menjadi salah satu matarantai kalung keemasan yang ditatahkan pada leher sejarah hidupku. Dia menjadi lebih indah lagi, karena kezhaliman dan fitnah ini baru menimpaku setelah tanahairku merdeka!

Aneh, tetapi benar!

Susun kata apakah lagi yang harus aku susunkan buat mengucapkan syukur dan puji-pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepadaku. Aniaya manusia diputar olehNya menjadi nikmat. Aku difitnah, dizhalimi dan dipisahkan dari masyarakat, namun imanku bertambah dalam


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 62 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi