Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 77
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 77 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

tentang ‘alamin tadi, bahwa yang dimaksud ialah makhluk manusia, dapatlah kita fahamkan betapa tingginya kedudukan insan, sebagai Khalifah Allah, di tengah-tengah alam yang luas itu.

Maka di dalam ayat pembukaan ini, kita telah bertemu langsung dengan Tauhid, yang mempunyai dua faham itu, yaitu Tauhid Uluhiyah pada ucapan Alhamdu Lillahi. Dan Tauhid Rububiyah pada ucapan Rabbil ‘Alamin.

Dan sudahlah jelas sekarang bahwa dalam ayat “Segala puji-pujian adalah kepunyaan Allah, Pemelihara dari sekalian alam” itu telah mengandung dasar Tauhid yang dalam sekali. Tidak ada yang lain yang patut dipuji, melainkan DIA.

“Yang Maha Murah, Yang Maha Penyayang.” (ayat 3).

Atau bisa juga diartikan Yang Pengasih, lagi Penyayang.

Ayat ini menyempurnakan maksud dari ayat yang sebelumnya. Jika Allah sebagai Rabb, sebagai Pemelihara dan Pendidik bagi seluruh alam dan tidak lain maksud dan isi pendidikan itu, melainkan karena Kasih-sayangNya semata dan karena murahNya belaka, tidaklah dalam memberikan Pemeliharaan dan pendidikan itu menuntut keuntungan bagi diriNya sendiri. Bukan sebagai suatu Pemerintahan mengadakan suatu pendidikan “kader” dan latihan pegawai, ialah karena mengharapkan apabila orang-orang yang dididik itu telah lepas dari pendidikan, akan dapat dipergunakan menjadi pegawai yang baik. Pemeliharaan yang Dia berikan adalah pertama karena Ar-Rahman maknanya ialah bila sifat Allah Yang Rahman itu telah membekas dan berjalan ke atas hambaNya. Bertambah tinggi kecerdasan hamba itu, bertambah terasa olehnya betapa ar-Rahman Allah terhadap dirinya, dan sifat Ar-Rahim ialah sifat yang tetap pada Allah. Maka Ar Rahman ialah setelah sifat itu terpaksa pada hamba, dan Ar-Rahim ialah pada keadaannya yang tetap dan tidak pernah padam-padamnya pada Tuhan. Dan keduanya itu adalah sama mendesak menuju akan sumber kata yaitu Rahmat.

Nanti dalam berpuluh ayat dalam al-Quran, kita akan bertemu keterangan betapa Rahman dan RahimNya bagi seluruh makhluk, terutama bagi kita manusia. Bukankah matahari dan bulan dan bintang-bintang, semuanya itu Rahmat dari Tuhan kepada kita? Bagaimana jadinya kita hidup di dunia, kalau misalnya agak dua hari saja matahari tidak terbit? Kita manusia kadang-kadang lupa akan Rahmat, karena kita tidak pernah dipisahkan dari Rahmat. Seumpama orang yang berdiam di kota besar yang telah teratur aliran listrik dan penerangan lampu-lampu, dan telah teratur pula pipa saluran air. Mereka baru ingat akan Rahmat adanya penerangan lampu yang teratur dan aliran air yang telah masuk sampai ke dalam rumahnya itu ialah bilamana satu kali ada kerusakan di Sentral listrik atau ada kebocoran pada pipa air. Di waktu semua beres, kerap dia lupa. Setelah terganggu barulah dia ingat.

Rahmat Ilahi, pancaran daripada sifatNya yang Rahman dan yang Rahim, yang Murah dan Kasih-Sayang dapat kita rasai apabila kita lihat induk ayam menegakkan kakinya mencarikan makanan untuk anak-anaknya. Dipecah-

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#7724 Sep 2025, 10:34:02idadminTervalidasi

tentang ‘alamin tadi, bahwa yang dimaksud ialah makhluk manusia, dapatlah kita fahamkan betapa tingginya kedudukan insan, sebagai Khalifah Allah, di tengah-tengah alam yang luas itu.

Maka di dalam ayat pembukaan ini, kita telah bertemu langsung dengan Tauhid, yang mempunyai dua faham itu, yaitu Tauhid Uluhiyah pada ucapan Alhamdu Lillahi. Dan Tauhid Rububiyah pada ucapan Rabbil ‘Alamin.

Dan sudahlah jelas sekarang bahwa dalam ayat “Segala puji-pujian adalah kepunyaan Allah, Pemelihara dari sekalian alam” itu telah mengandung dasar Tauhid yang dalam sekali. Tidak ada yang lain yang patut dipuji, melainkan DIA.

“Yang Maha Murah, Yang Maha Penyayang.” (ayat 3).

Atau bisa juga diartikan Yang Pengasih, lagi Penyayang.

Ayat ini menyempurnakan maksud dari ayat yang sebelumnya. Jika Allah sebagai Rabb, sebagai Pemelihara dan Pendidik bagi seluruh alam dan tidak lain maksud dan isi pendidikan itu, melainkan karena Kasih-sayangNya semata dan karena murahNya belaka, tidaklah dalam memberikan Pemeliharaan dan pendidikan itu menuntut keuntungan bagi diriNya sendiri. Bukan sebagai suatu Pemerintahan mengadakan suatu pendidikan “kader” dan latihan pegawai, ialah karena mengharapkan apabila orang-orang yang dididik itu telah lepas dari pendidikan, akan dapat dipergunakan menjadi pegawai yang baik. Pemeliharaan yang Dia berikan adalah pertama karena Ar-Rahman maknanya ialah bila sifat Allah Yang Rahman itu telah membekas dan berjalan ke atas hambaNya. Bertambah tinggi kecerdasan hamba itu, bertambah terasa olehnya betapa ar-Rahman Allah terhadap dirinya, dan sifat Ar-Rahim ialah sifat yang tetap pada Allah. Maka Ar Rahman ialah setelah sifat itu terpaksa pada hamba, dan Ar-Rahim ialah pada keadaannya yang tetap dan tidak pernah padam-padamnya pada Tuhan. Dan keduanya itu adalah sama mendesak menuju akan sumber kata yaitu Rahmat.

Nanti dalam berpuluh ayat dalam al-Quran, kita akan bertemu keterangan betapa Rahman dan RahimNya bagi seluruh makhluk, terutama bagi kita manusia. Bukankah matahari dan bulan dan bintang-bintang, semuanya itu Rahmat dari Tuhan kepada kita? Bagaimana jadinya kita hidup di dunia, kalau misalnya agak dua hari saja matahari tidak terbit? Kita manusia kadang-kadang lupa akan Rahmat, karena kita tidak pernah dipisahkan dari Rahmat. Seumpama orang yang berdiam di kota besar yang telah teratur aliran listrik dan penerangan lampu-lampu, dan telah teratur pula pipa saluran air. Mereka baru ingat akan Rahmat adanya penerangan lampu yang teratur dan aliran air yang telah masuk sampai ke dalam rumahnya itu ialah bilamana satu kali ada kerusakan di Sentral listrik atau ada kebocoran pada pipa air. Di waktu semua beres, kerap dia lupa. Setelah terganggu barulah dia ingat.

Rahmat Ilahi, pancaran daripada sifatNya yang Rahman dan yang Rahim, yang Murah dan Kasih-Sayang dapat kita rasai apabila kita lihat induk ayam menegakkan kakinya mencarikan makanan untuk anak-anaknya. Dipecah-

#7624 Sep 2025, 10:33:33idadminTervalidasi

tentang ‘alamin tadi, bahwa yang dimaksud ialah makhluk manusia, dapatlah kita fahamkan betapa tingginya kedudukan insan, sebagai Khalifah Allah, di tengah-tengah alam yang luas itu.

Maka di dalam ayat pembukaan ini, kita telah bertemu langsung dengan Tauhid, yang mempunyai dua faham itu, yaitu Tauhid Uluhiyah pada ucapan Alhamdu Lillahi. Dan Tauhid Rububiyah pada ucapan Rabbil ‘Alamin.

Dan sudahlah jelas sekarang bahwa dalam ayat “Segala puji-pujian adalah kepunyaan Allah, Pemelihara dari sekalian alam” itu telah mengandung dasar Tauhid yang dalam sekali. Tidak ada yang lain yang patut dipuji, melainkan DIA.

“Yang Maha Murah, Yang Maha Penyayang.” (ayat 3).

Atau bisa juga diartikan Yang Pengasih, lagi Penyayang.

Ayat ini menyempurnakan maksud dari ayat yang sebelumnya. Jika Allah sebagai Rabb, sebagai Pemelihara dan Pendidik bagi seluruh alam dan tidak lain maksud dan isi pendidikan itu, melainkan karena Kasih-sayangNya semata dan karena murahNya belaka, tidaklah dalam memberikan Pemeliharaan dan pendidikan itu menuntut keuntungan bagi diriNya sendiri. Bukan sebagai suatu Pemerintahan mengadakan suatu pendidikan “kader” dan latihan pegawai, ialah karena mengharapkan apabila orang-orang yang dididik itu telah lepas dari pendidikan, akan dapat dipergunakan menjadi pegawai yang baik. Pemeliharaan yang Dia berikan adalah pertama karena Ar-Rahman maknanya ialah bila sifat Allah Yang Rahman itu telah membekas dan berjalan ke atas hambaNya. Bertambah tinggi kecerdasan hamba itu, bertambah terasa olehnya betapa ar-Rahman Allah terhadap dirinya, dan sifat Ar-Rahim ialah sifat yang tetap pada Allah. Maka Ar Rahman ialah setelah sifat itu terpaksa pada hamba, dan Ar-Rahim ialah pada keadaannya yang tetap dan tidak pernah padam-padamnya pada Tuhan. Dan keduanya itu adalah sama mendesak menuju akan sumber kata yaitu Rahmat.

Nanti dalam berpuluh ayat dalam al-Quran, kita akan bertemu keterangan betapa Rahman dan RahimNya bagi seluruh makhluk, terutama bagi kita manusia. Bukankah matahari dan bulan dan bintang-bintang, semuanya itu Rahmat dari Tuhan kepada kita? Bagaimana jadinya kita hidup di dunia, kalau misalnya agak dua hari saja matahari tidak terbit? Kita manusia kadang-kadang lupa akan Rahmat, karena kita tidak pernah dipisahkan dari Rahmat. Seumpama orang yang berdiam di kota besar yang telah teratur aliran listrik dan penerangan lampu-lampu, dan telah teratur pula pipa saluran air. Mereka baru ingat akan Rahmat adanya penerangan lampu yang teratur dan aliran air yang telah masuk sampai ke dalam rumahnya itu ialah bilamana satu kali ada kerusakan di Sentral listrik atau ada kebocoran pada pipa air. Di waktu semua beres, kerap dia lupa. Setelah terganggu barulah dia ingat.

Rahmat Ilahi, pancaran daripada sifatNya yang Rahman dan yang Rahim, yang Murah dan Kasih-Sayang dapat kita rasai apabila kita lihat induk ayam menegakkan kakinya mencarikan makanan untuk anak-anaknya. Dipc


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 77 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi