Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 8
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 8 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

Madinah, amat pentingnya, karena senantiasa ada hubungan dengan Rasul s.a.w. dengan cahaya dari langit. Sedang kalau datang sekaligus, hanya sekali ketika turun itu sajalah hubungan beliau dengan langit. Oleh sebab itu maka masa 23 tahun itu benar-benar beliau rasakan selalu adanya hubungan, dan dirasakan pula oleh sahabat-sahabat Rasulullah, yang setiap ayat turun, dibacakan dengan seksama oleh Rasul, lalu mereka terima dan mereka hafalkan dan mereka baca.

Perkara pembacaan al-Quran, sehingga al-Quran telah menjadi nama dari seluruh Surat itu, amat penting sangkut-pautnya dengan keadaan ummat yang didatangi itu sendiri. Terkenallah oleh dunia keliling pada waktu itu, bahwa ummat Arab Hejaz yang didatangi Rasul itu ialah ummat yang ummi, artinya sangat sedikit sekali, hanya agak seorang di dalam 1,000 orang yang pandai menulis dan membaca. Tuhanpun telah mentakdirkan pula rupanya, suatu hikmat yang tertinggi dari sebab keumuman mereka ini. Sebab orang yang tak pandai menulis dan membaca, ingatan mereka amat kuat. Kita di zaman sekarang, setelah semuanya mahir menulis dan membaca, lemah ingatan menghafal. Sebab itu bila mata yang buta tidak menghalangi orang buat maju dalam ilmu pengetahuan yang meminta kecerdasan otak, yang hanya bergantung kepada kekuatan ingatan. Takdir Tuhan telah berlaku, bahwa ummat yang ummi itu setiap al-Quran turun seayat atau dua ayat, tiga atau empat ayat, ataupun satu Surat sejak dibacakan oleh Nabi, mereka telah menghafalnya. Ada yang menghafal seluruhnya, ke seratus empat belas Suratnya dan ada yang sebagainya. Sehingga tersebut di dalam al-Quran sendiri bahwa suatu kali pernah Rasulullah menggegas-gegas, atau mendesak-desak kepada Jibril, membaca mana ayat yang telah turun, sebelum turun sambungannya, karena ingin hendak menghafalnya, sebagaimana tersebut dalam Surat 75 al-Qiyamah. Tetapi dilarang oleh Tuhan dan disuruh beliau mendengarkan dan mengikutinya dengan bacaan yang sama.

Sebagaimana yang kita katakan tadi, hanya sedikit yang pandai menulis. Tetapi yang pandai menulis yang sedikit itupun tidak meluangkan kesempatan buat mencatat, sehingga di samping banyaknya yang menghafal ada pula sedikit yang mencatat, sampai sempurnalah turunnya dalam beberapa waktu saja sebelum beliau meninggal dunia. Menurut suatu Hadis, setelah hampir semua pura turun semua, maka pada bulan Ramadhan, enam bulan sebelum beliau wafat, Jibril masih membacakan dan mengulang kembali sekalian ayat atau Surat yang telah diturunkan itu, sebagai jalan untuk melancarkan bacaan itu.

Oleh karena itu dapatlah saudara-saudara memahamkan hikmat al-Quran turun secara berangsur-angsur demikian. Kalau diturunkan sekaligus, tidaklah akan sanggup agaknya sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. itu menghafalnya, sebab hanya beberapa orang saja di antara mereka yang mempunyai waktu senggang, sebagai Alhus-Shuffah, termasuk Abu Hurairah. Yang sebagian besar ikut berperang mengiringkan Nabi, atau berniaga masuk keluar pasar. Dan kalau diturunkan sekaligus, sebagai Hukum Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tidak pula ada waktu itu seorang yang akan dapat menyalinnya sekaligus, sebab ummat rata-rata adalah ummi.

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#1021 Sep 2025, 12:10:06idadminTervalidasi

Madinah, amat pentingnya, karena senantiasa ada hubungan dengan Rasul s.a.w. dengan cahaya dari langit. Sedang kalau datang sekaligus, hanya sekali ketika turun itu sajalah hubungan beliau dengan langit. Oleh sebab itu maka masa 23 tahun itu benar-benar beliau rasakan selalu adanya hubungan, dan dirasakan pula oleh sahabat-sahabat Rasulullah, yang setiap ayat turun, dibacakan dengan seksama oleh Rasul, lalu mereka terima dan mereka hafalkan dan mereka baca.

Perkara pembacaan al-Quran, sehingga al-Quran telah menjadi nama dari seluruh Surat itu, amat penting sangkut-pautnya dengan keadaan ummat yang didatangi itu sendiri. Terkenallah oleh dunia keliling pada waktu itu, bahwa ummat Arab Hejaz yang didatangi Rasul itu ialah ummat yang ummi, artinya sangat sedikit sekali, hanya agak seorang di dalam 1,000 orang yang pandai menulis dan membaca. Tuhanpun telah mentakdirkan pula rupanya, suatu hikmat yang tertinggi dari sebab keumuman mereka ini. Sebab orang yang tak pandai menulis dan membaca, ingatan mereka amat kuat. Kita di zaman sekarang, setelah semuanya mahir menulis dan membaca, lemah ingatan menghafal. Sebab itu bila mata yang buta tidak menghalangi orang buat maju dalam ilmu pengetahuan yang meminta kecerdasan otak, yang hanya bergantung kepada kekuatan ingatan. Takdir Tuhan telah berlaku, bahwa ummat yang ummi itu setiap al-Quran turun seayat atau dua ayat, tiga atau empat ayat, ataupun satu Surat sejak dibacakan oleh Nabi, mereka telah menghafalnya. Ada yang menghafal seluruhnya, ke seratus empat belas Suratnya dan ada yang sebagainya. Sehingga tersebut di dalam al-Quran sendiri bahwa suatu kali pernah Rasulullah menggegas-gegas, atau mendesak-desak kepada Jibril, membaca mana ayat yang telah turun, sebelum turun sambungannya, karena ingin hendak menghafalnya, sebagaimana tersebut dalam Surat 75 al-Qiyamah. Tetapi dilarang oleh Tuhan dan disuruh beliau mendengarkan dan mengikutinya dengan bacaan yang sama.

Sebagaimana yang kita katakan tadi, hanya sedikit yang pandai menulis. Tetapi yang pandai menulis yang sedikit itupun tidak meluangkan kesempatan buat mencatat, sehingga di samping banyaknya yang menghafal ada pula sedikit yang mencatat, sampai sempurnalah turunnya dalam beberapa waktu saja sebelum beliau meninggal dunia. Menurut suatu Hadis, setelah hampir semua pura turun semua, maka pada bulan Ramadhan, enam bulan sebelum beliau wafat, Jibril masih membacakan dan mengulang kembali sekalian ayat atau Surat yang telah diturunkan itu, sebagai jalan untuk melancarkan bacaan itu.

Oleh karena itu dapatlah saudara-saudara memahamkan hikmat al-Quran turun secara berangsur-angsur demikian. Kalau diturunkan sekaligus, tidaklah akan sanggup agaknya sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. itu menghafalnya, sebab hanya beberapa orang saja di antara mereka yang mempunyai waktu senggang, sebagai Alhus-Shuffah, termasuk Abu Hurairah. Yang sebagian besar ikut berperang mengiringkan Nabi, atau berniaga masuk keluar pasar. Dan kalau diturunkan sekaligus, sebagai Hukum Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tidak pula ada waktu itu seorang yang akan dapat menyalinnya sekaligus, sebab ummat rata-rata adalah ummi.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 8 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi