Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
الحادي عشر: موت الملائكة:
الملائكة يموتون كما يموت الإنس والجن، وقد جاء ذلك صريحاً في قوله تعالى: (ونفخ في الصُّور فصعق من في السَّماوات ومن في الأرض إلاَّ من شاء الله ثم نفخ فيه أخرى فإذا هم قيامٌ ينظرون) الزمر: ٦٨ .
فالملائكة تشملهم الآية؛ لأنهم في السماء، يقول ابن كثير عند تفسيره هذه الآية: " هذه هي النفخة الثانية، وهي نفخة الصعق، وهي التي يموت بها الأحياء من أهل السماوات والأرض إلا من شاء الله كما جاء مصرحاً به مفسراً في حديث الصور المشهور، ثم يقبض أرواح الباقين حتى يكون آخر من يموت ملك الموت، وينفرد الحي القيوم، الذي كان أولاً، وهو الباقي آخراً بالديمومة والبقاء، ويقول: لمن الملك اليوم؟ ثلاث مرات، ثم يجيب نفسه بنفسه فيقول: (لله الواحد القهَّار) غافر: ١٦ ".
ومما يدّل على أنهم يموتون قوله تعالى: (كلُّ شيءٍ هالك إلاَّ وجهه) القصص: ٨٨ .
وهل يموت أحد منهم قبل نفخة الصور؟ هذا ما لا نعلمه، ولا نستطيع الخوض فيه؛ لعدم وجود النصوص المثبتة له أو النافية.
وصف الله الملائكة بأنهم كرام بررة: (بأيدي سفرةٍ - كرام بررةٍ) عبس: ١٥-١٦ ؛ أي القرآن بأيدي سفرة، أي: الملائكة؛ لأنهم سفراء الله إلى رسله وأنبيائه، قال البخاري: " سفرة: الملائكة واحدهم سافر، سفرتُ: أصلحت بينهم، وجعلت الملائكة - إذا نزلت بوحي الله تعالى وتأديته - كالسفير الذي يصلح بين القوم " (١) .
وقد وصف الله تعالى هؤلاء الملائكة بأنهم (كرام بررةٍ) ؛ أي: خلقهم كريم حسن شريف، وأخلاقهم وأفعالهم بارة ظاهرة كاملة، ومن هنا ينبغي لحامل القرآن أن يكون في أفعاله وأقواله على السداد والرشاد.
(١) صحيح البخاري: ٨/٦٩١.
ar) oleh rezaervani pada 18 September 2025 - 05:39:49.الحادي عشر: موت الملائكة:
الملائكة يموتون كما يموت الإنس والجن، وقد جاء ذلك صريحاً في قوله تعالى: (ونفخ في الصُّور فصعق من في السَّماوات ومن في الأرض إلاَّ من شاء الله ثم نفخ فيه أخرى فإذا هم قيامٌ ينظرون) الزمر: ٦٨ .
فالملائكة تشملهم الآية؛ لأنهم في السماء، يقول ابن كثير عند تفسيره هذه الآية: " هذه هي النفخة الثانية، وهي نفخة الصعق، وهي التي يموت بها الأحياء من أهل السماوات والأرض إلا من شاء الله كما جاء مصرحاً به مفسراً في حديث الصور المشهور، ثم يقبض أرواح الباقين حتى يكون آخر من يموت ملك الموت، وينفرد الحي القيوم، الذي كان أولاً، وهو الباقي آخراً بالديمومة والبقاء، ويقول: لمن الملك اليوم؟ ثلاث مرات، ثم يجيب نفسه بنفسه فيقول: (لله الواحد القهَّار) غافر: ١٦ ".
ومما يدّل على أنهم يموتون قوله تعالى: (كلُّ شيءٍ هالك إلاَّ وجهه) القصص: ٨٨ .
وهل يموت أحد منهم قبل نفخة الصور؟ هذا ما لا نعلمه، ولا نستطيع الخوض فيه؛ لعدم وجود النصوص المثبتة له أو النافية.
وصف الله الملائكة بأنهم كرام بررة: (بأيدي سفرةٍ - كرام بررةٍ) عبس: ١٥-١٦ ؛ أي القرآن بأيدي سفرة، أي: الملائكة؛ لأنهم سفراء الله إلى رسله وأنبيائه، قال البخاري: " سفرة: الملائكة واحدهم سافر، سفرتُ: أصلحت بينهم، وجعلت الملائكة - إذا نزلت بوحي الله تعالى وتأديته - كالسفير الذي يصلح بين القوم " (١) .
وقد وصف الله تعالى هؤلاء الملائكة بأنهم (كرام بررةٍ) ؛ أي: خلقهم كريم حسن شريف، وأخلاقهم وأفعالهم بارة ظاهرة كاملة، ومن هنا ينبغي لحامل القرآن أن يكون في أفعاله وأقواله على السداد والرشاد.
(١) صحيح البخاري: ٨/٦٩١.
Malaikat juga akan mati sebagaimana manusia dan jin. Hal ini disebutkan dengan jelas dalam firman Allah ﷻ:
﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ﴾
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkit menunggu (keputusan Allah).” (Surah Az-Zumar: 68)
Ayat ini mencakup malaikat karena mereka berada di langit. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Inilah tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan kematian. Dengan tiupan ini matilah seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits ash-shur (sangkakala) yang masyhur. Kemudian Allah mencabut ruh-ruh yang tersisa hingga akhirnya malaikat maut pun mati. Maka yang tersisa hanyalah Allah Yang Mahahidup, Yang Mahakekal, yang pertama dan terakhir, kemudian Allah berfirman: ‘Milik siapakah kerajaan pada hari ini?’ tiga kali. Lalu Allah sendiri yang menjawab: ‘Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.’”
﴿لِّمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ۖ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ﴾
“Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Surah Ghafir: 16)
Dalil lain yang menunjukkan bahwa malaikat juga akan mati adalah firman Allah ﷻ:
﴿كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ﴾
“Segala sesuatu pasti binasa kecuali wajah-Nya.” (Surah Al-Qashash: 88)
Apakah ada sebagian malaikat yang wafat sebelum tiupan sangkakala? Hal itu tidak kita ketahui, dan kita tidak boleh berandai-andai karena tidak ada nash yang shahih, baik yang menegaskan maupun yang menafikan.
Allah ﷻ menyebut para malaikat sebagai hamba yang mulia lagi berbakti. Firman-Nya:
﴿بِأَيْدِي سَفَرَةٍ - كِرَامٍ بَرَرَةٍ﴾
“Di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” (Surah Abasa: 15–16)
Yang dimaksud dengan “safarah” adalah para malaikat, sebab mereka adalah utusan Allah kepada para rasul dan nabi-Nya. Imam al-Bukhari menjelaskan: “Safarah adalah bentuk jamak dari safir, artinya duta. Malaikat disebut safarah karena mereka menyampaikan wahyu Allah sebagaimana duta menyampaikan pesan di antara manusia.”
Allah menggambarkan malaikat ini sebagai makhluk yang mulia, indah, dan terhormat, dengan akhlak yang baik serta amal yang lurus dan sempurna. Dari sini seorang hamba yang memikul Al-Quran pun selayaknya memiliki akhlak dan perbuatan yang lurus sebagaimana malaikat yang menjadi pembawa wahyu.
id) oleh admin pada 18 September 2025 - 05:40:27.Malaikat juga akan mati sebagaimana manusia dan jin. Hal ini disebutkan dengan jelas dalam firman Allah ﷻ:
﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ﴾
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkit menunggu (keputusan Allah).” (Surah Az-Zumar: 68)
Ayat ini mencakup malaikat karena mereka berada di langit. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Inilah tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan kematian. Dengan tiupan ini matilah seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits ash-shur (sangkakala) yang masyhur. Kemudian Allah mencabut ruh-ruh yang tersisa hingga akhirnya malaikat maut pun mati. Maka yang tersisa hanyalah Allah Yang Mahahidup, Yang Mahakekal, yang pertama dan terakhir, kemudian Allah berfirman: ‘Milik siapakah kerajaan pada hari ini?’ tiga kali. Lalu Allah sendiri yang menjawab: ‘Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.’”
﴿لِّمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ۖ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ﴾
“Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Surah Ghafir: 16)
Dalil lain yang menunjukkan bahwa malaikat juga akan mati adalah firman Allah ﷻ:
﴿كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ﴾
“Segala sesuatu pasti binasa kecuali wajah-Nya.” (Surah Al-Qashash: 88)
Apakah ada sebagian malaikat yang wafat sebelum tiupan sangkakala? Hal itu tidak kita ketahui, dan kita tidak boleh berandai-andai karena tidak ada nash yang shahih, baik yang menegaskan maupun yang menafikan.
Allah ﷻ menyebut para malaikat sebagai hamba yang mulia lagi berbakti. Firman-Nya:
﴿بِأَيْدِي سَفَرَةٍ - كِرَامٍ بَرَرَةٍ﴾
“Di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” (Surah Abasa: 15–16)
Yang dimaksud dengan “safarah” adalah para malaikat, sebab mereka adalah utusan Allah kepada para rasul dan nabi-Nya. Imam al-Bukhari menjelaskan: “Safarah adalah bentuk jamak dari safir, artinya duta. Malaikat disebut safarah karena mereka menyampaikan wahyu Allah sebagaimana duta menyampaikan pesan di antara manusia.”
Allah menggambarkan malaikat ini sebagai makhluk yang mulia, indah, dan terhormat, dengan akhlak yang baik serta amal yang lurus dan sempurna. Dari sini seorang hamba yang memikul Al-Quran pun selayaknya memiliki akhlak dan perbuatan yang lurus sebagaimana malaikat yang menjadi pembawa wahyu.
| ID | Waktu | Bahasa | Penerjemah | Status | Aksi |
|---|---|---|---|---|---|
| #35 | 18 Sep 2025, 05:40:27 | id | admin | Tervalidasi | — |
Kesebelas: Kematian MalaikatMalaikat juga akan mati sebagaimana manusia dan jin. Hal ini disebutkan dengan jelas dalam firman Allah ﷻ: ﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ﴾ “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkit menunggu (keputusan Allah).” (Surah Az-Zumar: 68) Ayat ini mencakup malaikat karena mereka berada di langit. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Inilah tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan kematian. Dengan tiupan ini matilah seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits ash-shur (sangkakala) yang masyhur. Kemudian Allah mencabut ruh-ruh yang tersisa hingga akhirnya malaikat maut pun mati. Maka yang tersisa hanyalah Allah Yang Mahahidup, Yang Mahakekal, yang pertama dan terakhir, kemudian Allah berfirman: ‘Milik siapakah kerajaan pada hari ini?’ tiga kali. Lalu Allah sendiri yang menjawab: ‘Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.’” ﴿لِّمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ۖ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ﴾ “Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Surah Ghafir: 16) Dalil lain yang menunjukkan bahwa malaikat juga akan mati adalah firman Allah ﷻ: ﴿كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ﴾ “Segala sesuatu pasti binasa kecuali wajah-Nya.” (Surah Al-Qashash: 88) Apakah ada sebagian malaikat yang wafat sebelum tiupan sangkakala? Hal itu tidak kita ketahui, dan kita tidak boleh berandai-andai karena tidak ada nash yang shahih, baik yang menegaskan maupun yang menafikan. Sifat-sifat Akhlak MalaikatMalaikat yang Mulia dan BerbaktiAllah ﷻ menyebut para malaikat sebagai hamba yang mulia lagi berbakti. Firman-Nya: ﴿بِأَيْدِي سَفَرَةٍ - كِرَامٍ بَرَرَةٍ﴾ “Di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” (Surah Abasa: 15–16) Yang dimaksud dengan “safarah” adalah para malaikat, sebab mereka adalah utusan Allah kepada para rasul dan nabi-Nya. Imam al-Bukhari menjelaskan: “Safarah adalah bentuk jamak dari safir, artinya duta. Malaikat disebut safarah karena mereka menyampaikan wahyu Allah sebagaimana duta menyampaikan pesan di antara manusia.” Allah menggambarkan malaikat ini sebagai makhluk yang mulia, indah, dan terhormat, dengan akhlak yang baik serta amal yang lurus dan sempurna. Dari sini seorang hamba yang memikul Al-Quran pun selayaknya memiliki akhlak dan perbuatan yang lurus sebagaimana malaikat yang menjadi pembawa wahyu.
| |||||