Pendahuluan
Mukadimah Peneliti

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampunan dari-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga salawat dan salam tercurahkan kepada beliau, keluarga, dan para sahabatnya, dengan limpahan salam yang banyak. Amma ba'du.

Jika aku harus memulai dengan sebuah pengantar, maka aku ingin mengatakan bahwa asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) kerap kali kurang mendapatkan perhatian yang layak. Meskipun memiliki kedudukan yang sangat penting dan menjadi referensi utama dalam banyak penelitian di bidang Ulumul Qur'an pada khususnya, dan dalam ilmu syariah secara umum, asbabun nuzul sering kali tidak mendapatkan perhatian yang memadai.

Aku mengatakan demikian karena, meskipun pentingnya tema ini dan banyaknya sumber yang merujuk kepadanya—sehingga tidak ada seorang pun peneliti di bidang ilmu Qur'an, khususnya, dan ilmu syariah, umumnya, yang tidak mengambil manfaat darinya—hingga kini, hampir tidak ada upaya serius untuk meneliti, melakukan takhrij (penelusuran sanad), atau memilah antara riwayat yang shahih dan yang lemah.

Satu-satunya upaya yang ada hanyalah sebuah usaha sederhana yang dilakukan oleh saudara kami, Syaikh Muqbil Al-Wadi’i. Usaha itu merupakan langkah awal menuju kesempurnaan dan pantas mendapatkan apresiasi.

Aku telah memilih salah satu kitab paling terkenal dalam bidang ini, yaitu kitab Asbabun Nuzul karya Al-Wahidi An-Naisaburi. Kitab ini hampir selalu ada di perpustakaan setiap peneliti. Para ulama telah menyatakan keunggulannya dalam bidang ini, seperti yang disampaikan oleh Az-Zarkasyi (Al-Burhan: 1/22) dan As-Suyuthi (Al-Itqan: 1/38, Lubabun Nuqul: 16), serta yang lainnya (Mabahits fi Ulumil Qur’an karya Al-Qathan: 75, Ulum Al-Qur'an karya Zarzur: 133).

Aku menyadari bahwa kitab penting ini belum mendapatkan perhatian yang memadai. Upaya yang ada hanyalah apa yang dilakukan oleh Al-Ustadz Syaikh As-Sayyid Ahmad Shakir – rahimahullah. Meskipun hasilnya akurat dan sedikit mengandung kesalahan, beliau tidak melengkapi takhrij (penelusuran sanad) hadis-hadis dalam kitab ini. Padahal, takhrij adalah langkah terpenting dalam penyempurnaan kitab ini, mengingat kitab ini pada dasarnya bergantung pada sanad.