Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Pendahuluan

Berkata al-Qāḍī, al-Imām, al-‘Ālim, Bayān al-Ḥaqq, Khatim al-Mufassirīn, Maḥmūd bin Abī al-Ḥasan bin Ḥusain an-Naisābūrī – semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadanya:

Amma ba‘du, setelah memuji Allah sesuai dengan hak-Nya dan bersalawat kepada Muḥammad, makhluk terbaik-Nya, serta kepada keluarganya yang suci dan keturunan beliau yang terpilih.

Sesungguhnya ilmu yang paling utama adalah ilmu tentang Kitab Allah yang diturunkan dari sisi-Nya, sebagai penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Namun, aku mendapati tafsir-tafsir yang ada terbagi menjadi dua corak:

1. Terbatas pada satu pendapat dari kalangan terdahulu, yang karena terlalu ringkasnya tidak cukup memuaskan hati.
2. Dipenuhi dengan pengulangan dan perluasan berlebihan, sebagaimana yang banyak ditemukan dalam kumpulan tafsir para ulama belakangan, yang justru membuat pembaca merasa kewalahan.

Dan metode pertama, karena terlalu singkat...