Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Jika kita ingin membahas peran umat Islam secara umum dalam menyelesaikan masalah Palestina menurut sunnah Allah dan sunnah Rasul-Nya ﷺ, maka harus ditelaah terlebih dahulu konspirasi besar yang terencana dan berbahaya yang ditujukan kepada Islam dan pengikutnya, yang secara tidak langsung juga ditujukan kepada Palestina. Konspirasi ini berakar lama dan berjalan dalam berbagai cara; ini adalah jenis konspirasi yang dilancarkan terhadap kaum Muslimin sepanjang zaman, sejak masa diutusnya Rasulullah ﷺ hingga sekarang dan hingga hari kiamat. Umat Islam harus menyadari hal ini sebelum saya menjelaskan lebih jauh mengenai konspirasi tersebut. Saya hanya ingin menegaskan bahwa tidak segala musibah yang menimpa kaum Muslimin semata-mata hasil konspirasi; seringkali kaum Muslimin sendiri lalai dan mengabaikan kewajiban mereka. Ada sisi yang terencana, tetapi karena kelemahan umatlah maka rencana itu berhasil menimbulkan akibatnya.
Contohnya: seseorang yang selalu meninggalkan salat Subuh. Memang ada faktor eksternal—misalnya budaya begadang hingga jam dua atau tiga pagi sehingga tertidur hingga Subuh terlewat—tetapi orang itu jelas bersalah dan banyak kelalaian pada dirinya. Namun bukan berarti semata-mata karena konspirasi. Saya percaya sangat sulit bagi konspirasi manapun untuk benar-benar menundukkan atau menghancurkan umat Muslim, kecuali jika umat itu lemah. Tidaklah orang kafir dapat menaklukkan kaum Muslim kecuali karena kelemahan kaum Muslim itu sendiri. Nanti, insyaAllah, saya akan menguraikan hal ini pada akhir rangkaian ceramah. Meski demikian, bukan berarti kita tidak perlu mengkaji konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh kaum Muslimin secara cermat; umat wajib berhati-hati. Konspirasi itu beragam dan multifaset, dan semuanya berjalan serentak.
Misalnya, ada konspirasi politik melalui jalur perundingan, kedutaan, aliansi, lembaga-lembaga, dan resolusi-resolusi. Ada konspirasi militer melalui kekuatan tentara, rudal, pesawat, kapal perang, F-16, Apache, dan sebagainya. Ada konspirasi ekonomi melalui blokade ekonomi, pembatasan perdagangan, penentuan komoditas tertentu untuk produksi, dan penggurunan lahan. Ada konspirasi pemecah belah yang membuat perselisihan antarnegara Muslim melalui intrik yang menimbulkan konflik antarbangsa—sehingga hampir tidak ada negeri yang tidak berseteru dengan tetangganya dalam hal batas atau gagasan. Ada pula konspirasi moral yang melemahkan akhlak umat Islam lewat media, televisi, internet, dan semua jenis pers—baik yang “kuning”, “hijau”, maupun “putih”. Ada konspirasi intelektual yang mengubah pemikiran kaum Muslim, mengganti ukuran-ukuran kebenaran, dan membalikkan keseimbangan keadilan. Semua bentuk konspirasi ini berlangsung sekaligus, serentak, dan semuanya berbahaya serta mematikan.
id) oleh admin pada 18 September 2025 - 10:16:10.Jika kita ingin membahas peran umat Islam secara umum dalam menyelesaikan masalah Palestina menurut sunnah Allah dan sunnah Rasul-Nya ﷺ, maka harus ditelaah terlebih dahulu konspirasi besar yang terencana dan berbahaya yang ditujukan kepada Islam dan pengikutnya, yang secara tidak langsung juga ditujukan kepada Palestina. Konspirasi ini berakar lama dan berjalan dalam berbagai cara; ini adalah jenis konspirasi yang dilancarkan terhadap kaum Muslimin sepanjang zaman, sejak masa diutusnya Rasulullah ﷺ hingga sekarang dan hingga hari kiamat. Umat Islam harus menyadari hal ini sebelum saya menjelaskan lebih jauh mengenai konspirasi tersebut. Saya hanya ingin menegaskan bahwa tidak segala musibah yang menimpa kaum Muslimin semata-mata hasil konspirasi; seringkali kaum Muslimin sendiri lalai dan mengabaikan kewajiban mereka. Ada sisi yang terencana, tetapi karena kelemahan umatlah maka rencana itu berhasil menimbulkan akibatnya.
Contohnya: seseorang yang selalu meninggalkan salat Subuh. Memang ada faktor eksternal—misalnya budaya begadang hingga jam dua atau tiga pagi sehingga tertidur hingga Subuh terlewat—tetapi orang itu jelas bersalah dan banyak kelalaian pada dirinya. Namun bukan berarti semata-mata karena konspirasi. Saya percaya sangat sulit bagi konspirasi manapun untuk benar-benar menundukkan atau menghancurkan umat Muslim, kecuali jika umat itu lemah. Tidaklah orang kafir dapat menaklukkan kaum Muslim kecuali karena kelemahan kaum Muslim itu sendiri. Nanti, insyaAllah, saya akan menguraikan hal ini pada akhir rangkaian ceramah. Meski demikian, bukan berarti kita tidak perlu mengkaji konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh kaum Muslimin secara cermat; umat wajib berhati-hati. Konspirasi itu beragam dan multifaset, dan semuanya berjalan serentak.
Misalnya, ada konspirasi politik melalui jalur perundingan, kedutaan, aliansi, lembaga-lembaga, dan resolusi-resolusi. Ada konspirasi militer melalui kekuatan tentara, rudal, pesawat, kapal perang, F-16, Apache, dan sebagainya. Ada konspirasi ekonomi melalui blokade ekonomi, pembatasan perdagangan, penentuan komoditas tertentu untuk produksi, dan penggurunan lahan. Ada konspirasi pemecah belah yang membuat perselisihan antarnegara Muslim melalui intrik yang menimbulkan konflik antarbangsa—sehingga hampir tidak ada negeri yang tidak berseteru dengan tetangganya dalam hal batas atau gagasan. Ada pula konspirasi moral yang melemahkan akhlak umat Islam lewat media, televisi, internet, dan semua jenis pers—baik yang “kuning”, “hijau”, maupun “putih”. Ada konspirasi intelektual yang mengubah pemikiran kaum Muslim, mengganti ukuran-ukuran kebenaran, dan membalikkan keseimbangan keadilan. Semua bentuk konspirasi ini berlangsung sekaligus, serentak, dan semuanya berbahaya serta mematikan.
| ID | Waktu | Bahasa | Penerjemah | Status | Aksi |
|---|---|---|---|---|---|
| #3 | 18 Sep 2025, 10:16:10 | id | admin | Tervalidasi | — |
Studi tentang Konspirasi Besar terhadap Islam dan UmatnyaJika kita ingin membahas peran umat Islam secara umum dalam menyelesaikan masalah Palestina menurut sunnah Allah dan sunnah Rasul-Nya ﷺ, maka harus ditelaah terlebih dahulu konspirasi besar yang terencana dan berbahaya yang ditujukan kepada Islam dan pengikutnya, yang secara tidak langsung juga ditujukan kepada Palestina. Konspirasi ini berakar lama dan berjalan dalam berbagai cara; ini adalah jenis konspirasi yang dilancarkan terhadap kaum Muslimin sepanjang zaman, sejak masa diutusnya Rasulullah ﷺ hingga sekarang dan hingga hari kiamat. Umat Islam harus menyadari hal ini sebelum saya menjelaskan lebih jauh mengenai konspirasi tersebut. Saya hanya ingin menegaskan bahwa tidak segala musibah yang menimpa kaum Muslimin semata-mata hasil konspirasi; seringkali kaum Muslimin sendiri lalai dan mengabaikan kewajiban mereka. Ada sisi yang terencana, tetapi karena kelemahan umatlah maka rencana itu berhasil menimbulkan akibatnya. Contohnya: seseorang yang selalu meninggalkan salat Subuh. Memang ada faktor eksternal—misalnya budaya begadang hingga jam dua atau tiga pagi sehingga tertidur hingga Subuh terlewat—tetapi orang itu jelas bersalah dan banyak kelalaian pada dirinya. Namun bukan berarti semata-mata karena konspirasi. Saya percaya sangat sulit bagi konspirasi manapun untuk benar-benar menundukkan atau menghancurkan umat Muslim, kecuali jika umat itu lemah. Tidaklah orang kafir dapat menaklukkan kaum Muslim kecuali karena kelemahan kaum Muslim itu sendiri. Nanti, insyaAllah, saya akan menguraikan hal ini pada akhir rangkaian ceramah. Meski demikian, bukan berarti kita tidak perlu mengkaji konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh kaum Muslimin secara cermat; umat wajib berhati-hati. Konspirasi itu beragam dan multifaset, dan semuanya berjalan serentak. Misalnya, ada konspirasi politik melalui jalur perundingan, kedutaan, aliansi, lembaga-lembaga, dan resolusi-resolusi. Ada konspirasi militer melalui kekuatan tentara, rudal, pesawat, kapal perang, F-16, Apache, dan sebagainya. Ada konspirasi ekonomi melalui blokade ekonomi, pembatasan perdagangan, penentuan komoditas tertentu untuk produksi, dan penggurunan lahan. Ada konspirasi pemecah belah yang membuat perselisihan antarnegara Muslim melalui intrik yang menimbulkan konflik antarbangsa—sehingga hampir tidak ada negeri yang tidak berseteru dengan tetangganya dalam hal batas atau gagasan. Ada pula konspirasi moral yang melemahkan akhlak umat Islam lewat media, televisi, internet, dan semua jenis pers—baik yang “kuning”, “hijau”, maupun “putih”. Ada konspirasi intelektual yang mengubah pemikiran kaum Muslim, mengganti ukuran-ukuran kebenaran, dan membalikkan keseimbangan keadilan. Semua bentuk konspirasi ini berlangsung sekaligus, serentak, dan semuanya berbahaya serta mematikan. | |||||