Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Prolegomena to the Metaphysics of Islam - Detail Buku
Halaman Ke : 18
Jumlah yang dimuat : 22
« Sebelumnya Halaman 18 dari 22 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

maka akal menuntut bahwa ada batas kebenaran bagi setiap objek pengetahuan. Melampaui atau kurang dari batas itu akan membuat kebenaran tentang objek beserta potensinya menjadi keliru.

Pengetahuan tentang batas kebenaran ini pada setiap objek pengetahuan diperoleh melalui akal sehat jika objek tersebut sudah jelas bagi pemahaman, atau dicapai melalui kebijaksanaan, baik praktis maupun teoretis sesuai konteksnya, ketika objek itu masih samar bagi pemahaman. Makna yang nyata dan jelas dari objek pengetahuan berkaitan dengan tempatnya masing-masing dalam sistem relasi; dan ‘tempat yang tepat’ itu akan tampak bagi pemahaman kita ketika batas signifikansinya dikenali. Maka inilah posisi kebenaran: bahwa ada batasan terhadap makna segala sesuatu dalam cara ia seharusnya diketahui, dan tempat yang tepat terkait erat dengan batas signifikansinya. Pengetahuan sejati adalah pengetahuan yang mengenali batas kebenaran dalam setiap objek.

Tantangan nyata kita adalah masalah kerusakan pengetahuan. Hal ini muncul karena keadaan kebingungan kita sendiri sekaligus pengaruh dari filsafat, sains, dan ideologi budaya serta peradaban Barat modern. Kekacauan intelektual muncul sebagai akibat dari perubahan dan pembatasan makna istilah kunci yang mencerminkan pandangan dunia yang bersumber dari Wahyu. Dampak dari kekacauan intelektual ini mewujud dalam keterasingan moral dan kultural, yang merupakan gejala kemerosotan pengetahuan agama, iman, dan nilai. Perubahan dan pembatasan makna istilah kunci tersebut terjadi akibat penyebaran sekularisasi sebagai program filosofis, yang menguasai hati dan pikiran yang terjerat dalam krisis kebenaran dan krisis identitas. Krisis-krisis ini, pada gilirannya, menjadi nyata sebagai akibat dari sistem pendidikan yang tersekularisasi yang menyebabkan penyimpangan, jika bukan pemutusan, dari akar sejarah yang telah kokoh ditegakkan oleh para pendahulu kita yang bijak dan mulia di atas fondasi yang dihidupkan oleh agama. Seseorang harus melihat bahwa jenis...

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#1920 Sep 2025, 11:53:07idadminTervalidasi

akal menuntut bahwa ada batas kebenaran bagi setiap objek pengetahuan, di luar atau di bawah batas tersebut kebenaran tentang objek beserta potensinya akan menjadi keliru. Pengetahuan tentang batas kebenaran ini pada setiap objek pengetahuan diperoleh melalui akal sehat jika objek tersebut sudah jelas bagi pemahaman, atau dicapai melalui kebijaksanaan, baik praktis maupun teoretis sesuai konteksnya, ketika objek itu masih samar bagi pemahaman. Makna yang nyata dan jelas dari objek pengetahuan berkaitan dengan tempatnya masing-masing dalam sistem relasi; dan ‘tempat yang tepat’ itu akan tampak bagi pemahaman kita ketika batas signifikansinya dikenali. Maka inilah posisi kebenaran: bahwa ada batasan terhadap makna segala sesuatu dalam cara ia seharusnya diketahui, dan tempat yang tepat terkait erat dengan batas signifikansinya. Pengetahuan sejati adalah pengetahuan yang mengenali batas kebenaran dalam setiap objek.

Tantangan nyata kita adalah masalah kerusakan pengetahuan. Hal ini muncul karena keadaan kebingungan kita sendiri sekaligus pengaruh dari filsafat, sains, dan ideologi budaya serta peradaban Barat modern. Kekacauan intelektual muncul sebagai akibat dari perubahan dan pembatasan makna istilah kunci yang mencerminkan pandangan dunia yang bersumber dari Wahyu. Dampak dari kekacauan intelektual ini mewujud dalam keterasingan moral dan kultural, yang merupakan gejala kemerosotan pengetahuan agama, iman, dan nilai. Perubahan dan pembatasan makna istilah kunci tersebut terjadi akibat penyebaran sekularisasi sebagai program filosofis, yang menguasai hati dan pikiran yang terjerat dalam krisis kebenaran dan krisis identitas. Krisis-krisis ini, pada gilirannya, menjadi nyata sebagai akibat dari sistem pendidikan yang tersekularisasi yang menyebabkan penyimpangan, jika bukan pemutusan, dari akar sejarah yang telah kokoh ditegakkan oleh para pendahulu kita yang bijak dan mulia di atas fondasi yang dihidupkan oleh agama. Seseorang harus melihat bahwa jenis...


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 18 dari 22 Berikutnya » Daftar Isi