Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Kelompok I ayat 1 Surah al-Fatihah (1) ` Ng bersangkutan menyebut nama teragung dari Dzat yang wajib wujudnya itu sebagai pertanda kewajaran-Nya untuk dimintai. Selanjutnya menyebut sifat rahmat-Nya (Rahmin) untuk menunjukkan bahwa Dia wajar melimpahkan rahmat sekaligus wajar dimintai pertolongan dalam amal-amal kebajikan karena yang demikian itu adalah nikmat rahmat. Selanjutnya dinyatakan bahwa curahan rahmat-Nya adalah wajar karena Dia memiliki sifat rahmat yang melekat pada dirinya. Syekh Muhammad Abduh menilai bahwa penggabungan tiga kata yang menunjuk Tuhan yang Maha Esa itu dalam ucapan Basmalah, merupakan bantahan tidak langsung kepada orang-orang Nasrani, yang menganut paham Trinitas. Mereka -stulis Abduh — memulai doa-doa mereka dengan menyebut Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruh al-Gudus. Islam datang membantah mereka bahwa Allah Maha Esa, walaupun nama-namaNya banyak, tetapi hanya nama dan sifat yang banyak, bukan Dzat yang dinamai dan disifati itu. Thahir Ibn “Asyir menilai bahwa Basmalah dengan ketiga kata yang menunjuk kepada Allah saw. telah dikenal jauh sebelum turunnya al-Qur'an. Basmalah serupa dengan ucapan para nabi sejak zaman nabi Ibrahim as. Allah swt. mengabadikan ucapan beliau yang menyebut dan mengisyarat, sifat Rahman dan Rahim Allah. Dalam OS. Maryam (19J: 45 kata ar-Rahmdn beliau ucapkan: “Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir engkau akan ditimpa azab dari ar-Rahman, maka kamu menjadi kawan bagi setan.” Kata arRahim pun beliau sebut antara lain dalam doa beliau “Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Rabim” (QS. alBaqarah (2): 128). Nabi Sulaiman pun memulai surahnya kepada ratu Saba' (Balqis) dengan Basmalah (OS. an-Naml (27): 30). Ini agaknya merupakan salah satu dari peninggalan ajaran Nabi Ibrahim as., terlepas apakah Basmalah yang mereka ucapkan atau tulis itu berbahasa Arab atau tidak. Ketika seseorang membaca Basmalah, maka makna-makna di atas yang diharapkan menghiasi jiwanya. Ini membawa kepada kesadaran akan kelemahan diri serta kebutuhan kepada Allah. Yang membaca Basmalah juga seharusnya menghayati kekuatan dan kekuasaan Allah, serta rahmat dan kasih sayang-Nya yang tercurah bagi, seluruh makhluk. Kalau yang demikian itu tertanam di dalam jiwa, maka pasti nilai-nilai luhur terjelma