Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 11
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 11 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Aku tidak pernah mendengar ayahku menafsirkan satu ayat pun dari Kitab Allah sama sekali.

Dan Ayyub, Ibnu 'Aun, dan Hisyam ad-Dastuwa'i meriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, ia berkata:
Aku bertanya kepada 'Ubaidah —yakni as-Salmani— tentang suatu ayat dari Al-Qur'an, maka ia berkata:"Telah pergi orang-orang yang dahulu mengetahui tentang sebab turunnya Al-Qur'an. Maka bertakwalah kepada Allah dan berpeganglah kepada ketepatan."

Dan Abu 'Ubaid berkata:

Telah menceritakan kepada kami Mu'adz dari Ibnu 'Aun dari 'Abdullah bin Muslim bin Yasar dari ayahnya, ia berkata:

"Jika engkau meriwayatkan hadits dari Allah, maka berhentilah sampai engkau melihat apa sebelum dan sesudahnya."

Telah menceritakan kepada kami Hasyim dari Mughirah dari Ibrahim, ia berkata:

"Para sahabat kami dahulu sangat berhati-hati dalam tafsir dan merasa takut (untuk berbicara tentangnya)."

Dan Syu'bah meriwayatkan dari 'Abdullah bin Abi as-Safar, ia berkata:

Asy-Sya'bi berkata:

"Demi Allah, tidak ada satu ayat pun melainkan aku telah bertanya tentangnya, akan tetapi (tafsir) itu adalah riwayat dari Allah 'Azza wa Jalla."

Dan Abu 'Ubaid berkata:

Telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami 'Amr bin Abi Za'idah dari asy-Sya'bi dari Masruq, ia berkata:

"Berhati-hatilah terhadap tafsir, karena itu sesungguhnya adalah riwayat dari Allah."

Maka atsar-atsar shahih ini dan semisalnya dari para imam salaf, dibawa kepada makna bahwa mereka berhati-hati untuk berbicara dalam tafsir terhadap hal-hal yang tidak mereka ketahui.
Adapun orang yang berbicara tentang hal-hal yang ia ketahui baik dari segi bahasa maupun syariat, maka tidak mengapa baginya.

Karena itu diriwayatkan dari mereka dan selain mereka berbagai pendapat dalam tafsir, dan ini tidak bertentangan.

Karena mereka berbicara tentang apa yang mereka ketahui dan mereka diam tentang apa yang tidak mereka ketahui.

Dan inilah yang wajib atas setiap orang; sebagaimana wajib diam terhadap apa yang tidak diketahuinya, demikian pula wajib berbicara tentang apa yang ia ketahui ketika ditanya, berdasarkan firman-Nya Ta'ala:

"Akan tetapi hendaklah kamu menerangkannya kepada manusia dan jangan kamu menyembunyikannya." (Ali 'Imran: 187)

Dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan melalui berbagai jalur:

"Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka ia akan dikekang dengan kekang dari api pada hari kiamat."

Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ja'far Ibnu Jarir:

Telah menceritakan kepada kami 'Abbas bin 'Abdil 'Azim, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid bin 'Utsmah, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far bin Muhammad az-Zubairi, telah menceritakan kepadaku Hisyam bin 'Urwah dari ayahnya dari 'Aisyah, ia berkata:

Bahwa Nabi ﷺ tidak pernah menafsirkan sesuatu pun dari Al-Qur'an kecuali beberapa ayat yang dapat dihitung, yang diajarkan kepadanya oleh Jibril 'alaihis salam.

Kemudian hadits ini juga diriwayatkan dari Abu Bakar Muhammad bin Yazid ath-Tharsusi dari Ma'n bin 'Isa dari Ja'far bin Khalid dari Hisyam dengan sanad ini.
Hadits ini adalah hadits munkar lagi gharib, dan Ja'far ini adalah Ja'far bin Muhammad bin Khalid bin az-Zubair bin al-'Awwam al-Qurasyi az-Zubairi.
Al-Bukhari berkata:
"Ia tidak diikuti dalam haditsnya."
Dan al-Hafizh Abu al-Fath al-Azdi berkata:
"Ia munkar dalam haditsnya."
Dan Imam Abu Ja'far juga berbicara tentangnya, yang intinya adalah bahwa ayat-ayat tersebut adalah termasuk ayat-ayat yang tidak diketahui kecuali dengan petunjuk langsung dari Allah Ta'ala, yang Jibril berhentikan Rasulullah ﷺ padanya.
Dan ini adalah takwil yang benar jika haditsnya sahih, karena dalam Al-Qur'an ada ayat-ayat yang ilmu tentangnya diistimewakan oleh Allah Ta'ala untuk diri-Nya sendiri, dan ada ayat-ayat yang diketahui oleh para ulama, dan ada ayat-ayat yang diketahui oleh bangsa Arab dari bahasa mereka, dan ada pula ayat-ayat yang tidak boleh seorang pun dimaafkan jika ia jahil tentangnya, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu 'Abbas, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Mu'ammal, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu az-Zinad, ia berkata:
Ibnu 'Abbas berkata:
"Tafsir itu ada empat macam:
(1) Tafsir yang diketahui oleh bangsa Arab dari bahasa mereka,
(2) Tafsir yang tidak ada alasan untuk seseorang jahil tentangnya,
(3) Tafsir yang diketahui oleh para ulama,
(4) Tafsir yang tidak diketahui oleh seorang pun kecuali Allah."

Ibnu Jarir berkata:
Dan telah diriwayatkan semisal ini dalam hadits, tetapi sanadnya perlu diteliti.

Telah menceritakan kepada kami Yunus dari 'Abdul A'la ash-Shadafi, telah memberitakan kepada kami Ibnu Wahb, ia berkata:


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 11 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi