Maka makhluk yang paling takut kepadanya (jasad Adam) adalah Iblis. Ia sering melewatinya lalu memukulnya, sehingga tubuh Adam mengeluarkan suara sebagaimana suara tembikar, dan menghasilkan gema.
Itulah maksud dari firman Allah: "dari tanah liat kering seperti tembikar" (Ar-Rahman: 14).
Ia berkata: “Untuk apa kamu diciptakan?”
Kemudian Iblis masuk melalui mulutnya dan keluar melalui duburnya, lalu berkata kepada para malaikat:
“Janganlah kalian takut terhadap makhluk ini. Sesungguhnya Rabb kalian itu Maha Kokoh (tidak berongga), sementara makhluk ini berongga. Jika aku diberi kekuasaan atasnya, pasti aku akan membinasakannya.”

Ketika tiba waktu yang telah ditentukan Allah untuk meniupkan ruh ke dalam jasad Adam, Allah berfirman kepada para malaikat:
“Jika Aku telah meniupkan ruh-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kalian sujud kepadanya.”
Maka ketika ruh ditiupkan ke dalamnya dan masuk ke kepalanya, ia bersin. Para malaikat pun berkata:
“Ucapkanlah Alhamdulillah.” Maka Adam pun mengucapkannya, dan Allah berkata kepadanya:
“Semoga Rabb-mu merahmatimu.”

Ketika ruh telah masuk ke kedua matanya, ia melihat buah-buahan surga. Ketika ruh sampai ke dalam perutnya, ia pun merasa lapar dan ingin makan. Maka ia bangkit sebelum ruh sampai ke kedua kakinya karena ingin segera meraih buah-buahan surga.
Itulah maksud firman Allah: "Manusia diciptakan tergesa-gesa." (Al-Anbiya: 37)

Lalu para malaikat semuanya bersujud, seluruhnya tanpa terkecuali, kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama yang bersujud. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk dari golongan yang kafir.

Allah berfirman kepadanya:
"Apa yang menghalangimu untuk sujud ketika Aku memerintahkanmu, terhadap makhluk yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Ia berkata:
"Aku lebih baik darinya. Aku tidak pantas sujud kepada manusia yang Engkau ciptakan dari tanah."
Maka Allah berfirman kepadanya:
"Turunlah kamu dari surga, karena tidak pantas bagimu menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina." (Al-A‘raf: 13)
Dan kehinaan adalah bentuk dari kerendahan.

Kemudian Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama semuanya. Lalu Allah menampakkan makhluk-makhluk kepada para malaikat dan berfirman:
"Beritahukan kepada-Ku nama-nama mereka ini jika kalian memang benar," bahwa anak cucu Adam akan membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah.
Mereka menjawab:
"Maha Suci Engkau, kami tidak memiliki ilmu kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Allah berfirman:
"Wahai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama mereka itu." Maka ketika Adam telah memberitahukan kepada mereka nama-nama tersebut, Allah berfirman:
"Bukankah telah Aku katakan kepada kalian bahwa Aku mengetahui perkara gaib di langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan."

Yang mereka tampakkan adalah ucapan mereka:
"Apakah Engkau akan menjadikan di sana makhluk yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah?"
Adapun yang mereka sembunyikan adalah apa yang disembunyikan oleh Iblis dalam dirinya berupa kesombongan.

Sanad ini dari para sahabat cukup masyhur dalam tafsir As-Suddi, namun di dalamnya terdapat banyak israiliyyat (riwayat dari Bani Israil).
Kemungkinan sebagian dari riwayat tersebut adalah penyisipan yang tidak berasal dari ucapan sahabat, atau mereka mengambilnya dari kitab-kitab terdahulu.
Dan Allah-lah yang lebih mengetahui.
Al-Hakim meriwayatkan dalam kitab Al-Mustadrak dengan sanad ini persis dan menyebutkan berbagai hal, lalu mengatakan bahwa itu sesuai dengan syarat Bukhari.

Tujuan dari semua ini adalah bahwa ketika Allah Ta‘ala memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, maka Iblis termasuk ke dalam kelompok yang ditujukan perintah itu meskipun ia bukan dari unsur penciptaan yang sama dengan para malaikat.
Namun karena ia menyerupai para malaikat dan meniru amalan mereka, maka ia termasuk dalam perintah tersebut dan dicela atas pembangkangannya terhadap perintah itu.