Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 21
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 21 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

«قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلَهُ مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ قَالَ: حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ قَالَ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، ثُمَّ قَالَ: هَذَا لِي وَلَهُ مَا بَقِيَ. وَهَذَا غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ «١» .

الْكَلَامُ عَلَى مَا يَتَعَلَّقُ بِهَذَا الْحَدِيثِ مِمَّا يَخْتَصُّ بِالْفَاتِحَةِ مِنْ وُجُوهٍ

أَحَدُهَا: أَنَّهُ قَدْ أَطْلَقَ فِيهِ لَفْظَ الصَّلَاةِ، وَالْمُرَادُ الْقِرَاءَةُ كَقَوْلِهِ تَعَالَى: وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخافِتْ بِها وَابْتَغِ بَيْنَ ذلِكَ سَبِيلًا الْإِسْرَاءِ: ١١٠ أَيْ بِقِرَاءَتِكَ كَمَا جَاءَ مُصَرَّحًا بِهِ فِي الصَّحِيحِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَهَكَذَا قَالَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ: «قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ فَنِصْفُهَا لِي وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ» ثُمَّ بين تفضيل هذه القسمة في قراءة الفاتحة فَدَلَّ عَلَى عِظَمِ الْقِرَاءَةِ فِي الصَّلَاةِ، وَأَنَّهَا من أكبر أركانها إذا أُطْلِقَتِ الْعِبَادَةُ وَأُرِيدَ بِهَا جُزْءٌ وَاحِدٌ مِنْهَا هو الْقِرَاءَةُ، كَمَا أَطْلَقَ لَفْظَ الْقِرَاءَةِ وَالْمُرَادُ بِهِ الصَّلَاةُ فِي قَوْلِهِ: وَقُرْآنَ الْفَجْرِ، إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كانَ مَشْهُوداً الْإِسْرَاءِ: ٧٨ وَالْمُرَادُ صَلَاةُ الْفَجْرِ كَمَا جَاءَ مُصَرَّحًا بِهِ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ أَنَّهُ يَشْهَدُهَا مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فَدَلَّ هَذَا كُلُّهُ عَلَى أَنَّهُ لَا بُدَّ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِي الصَّلَاةِ وَهُوَ اتِّفَاقٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ، وَلَكِنِ اخْتَلَفُوا فِي مَسْأَلَةٍ نَذْكُرُهَا فِي الْوَجْهِ الثَّانِي، وَذَلِكَ أَنَّهُ هَلْ يَتَعَيَّنُ لِلْقِرَاءَةِ فِي الصَّلَاةِ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ أَمْ تُجْزِئُ هِيَ أَوْ غَيْرُهَا؟ عَلَى قَوْلَيْنِ مَشْهُورَيْنِ، فَعِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ وَمَنْ وَافَقَهُ مِنْ أَصْحَابِهِ وَغَيْرِهِمْ، أَنَّهَا لَا تَتَعَيَّنُ بَلْ مَهْمَا قَرَأَ بِهِ مِنَ الْقُرْآنِ أَجْزَأَهُ فِي الصَّلَاةِ وَاحْتَجُّوا بِعُمُومِ قَوْلِهِ تَعَالَى: فَاقْرَؤُا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ الْمُزَّمِّلِ: ٢٠ وَبِمَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ فِي قِصَّةِ الْمُسِيءِ صَلَاتَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ» قَالُوا فَأَمَرَهُ بِقِرَاءَةِ مَا تَيَسَّرَ وَلَمْ يُعَيِّنْ لَهُ الْفَاتِحَةَ وَلَا غَيْرَهَا فدل على ما قلنا.

وَالْقَوْلُ الثَّانِي: أَنَّهُ تَتَعَيَّنُ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ فِي الصَّلَاةِ وَلَا تُجْزِئُ الصَّلَاةُ بِدُونِهَا، وَهُوَ قَوْلُ بَقِيَّةِ الْأَئِمَّةِ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَأَصْحَابُهُمْ وَجُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ، وَاحْتَجُّوا عَلَى ذَلِكَ بِهَذَا الْحَدِيثِ الْمَذْكُورِ حَيْثُ قَالَ صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ: «مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ» وَالْخِدَاجُ هُوَ النَّاقِصُ كَمَا فَسَّرَ بِهِ فِي الْحَدِيثِ «غَيْرُ تَمَامٍ» وَاحْتَجُّوا أَيْضًا بِمَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ الزُّهْرِيِّ عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ» وَفِي صَحِيحِ ابْنِ خزيمة وابن حبان عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا تجزئ صلاة لا يقرأ فيها فيها بأم القرآن»


(١) العبارة الأخيرة هي من قول الحافظ ابن كثير لا من قول الطبري، فتنبّه.

Bahasa Indonesia Translation

Allah Ta'ala berfirman:

"Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, dan untuknya apa yang ia minta.
Apabila hamba itu mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, Allah berfirman: 'Hamba-Ku telah memuji-Ku.'
Apabila ia mengucapkan Arrahmanirrahim, Allah berfirman: 'Hamba-Ku telah menyanjung-Ku.'
Kemudian Allah berfirman: 'Ini untuk-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang tersisa.' "

Ini adalah hadits gharib melalui sanad ini.


Pembahasan terkait hadits ini yang khusus berkaitan dengan al Fatihah, dari beberapa sisi:

Sisi pertama:
Bahwa dalam hadits ini digunakan istilah shalat yang dimaksud adalah bacaan (qira'ah), sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Dan janganlah kamu mengeraskan bacaan shalatmu, dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara itu." (QS. al Isra': 110)

Maksudnya adalah bacaanmu, sebagaimana telah dijelaskan secara tegas dalam ash Shahih dari Ibnu 'Abbas.

Demikian juga dalam hadits ini disebutkan:
"Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku dua bagian, separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta."
Lalu dijelaskan pembagian itu melalui bacaan al Fatihah.

Ini menunjukkan agungnya kedudukan bacaan dalam shalat, dan bahwa ia merupakan salah satu rukun terbesar dalam shalat.

Ketika suatu ibadah disebutkan secara umum namun yang dimaksudkan adalah sebagian komponennya, maka yang dimaksud adalah bacaan, sebagaimana istilah qur'an dalam ayat:

"Dan bacaan Qur'an (shalat) subuh, sesungguhnya bacaan Qur'an subuh disaksikan." (QS. al Isra': 78)

Yang dimaksud di situ adalah shalat Subuh, sebagaimana telah dijelaskan secara tegas dalam dua Shahih bahwa shalat Subuh disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang.

Semua ini menunjukkan bahwa bacaan dalam shalat itu wajib — dan ini merupakan kesepakatan para ulama.
Namun mereka berselisih dalam satu permasalahan, yang akan disebutkan dalam sisi kedua.


Sisi kedua:
Apakah bacaan yang dimaksud harus berupa Fatihatul Kitab (surah al Fatihah) saja, ataukah cukup dengan membaca ayat lain dari al Qur'an?

Terdapat dua pendapat masyhur:

  • Pendapat pertama:
    Menurut Abu Hanifah dan para pengikutnya serta selain mereka, bacaan apa pun dari al Qur'an mencukupi dalam shalat, tidak mesti khusus al Fatihah.

Mereka berdalil dengan keumuman firman Allah Ta'ala:

"Bacalah apa yang mudah bagimu dari al Qur'an." (QS. al Muzzammil: 20)

Dan juga berdalil dengan hadits shahih tentang orang yang salah dalam shalatnya, di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila kamu berdiri untuk shalat, bertakbirlah, lalu bacalah apa yang mudah bagimu dari al Qur'an."

Mereka berkata:
"Nabi memerintahkannya membaca apa saja dari al Qur'an tanpa menentukan al Fatihah atau lainnya."
Ini menunjukkan bahwa selain al Fatihah pun sah.


  • Pendapat kedua:
    Bahwa bacaan al Fatihah wajib dalam shalat dan tidak sah shalat tanpa membacanya.
    Ini adalah pendapat mayoritas ulama: Malik, asy Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, dan para pengikut mereka.

Mereka berdalil dengan hadits ini:

"Barang siapa shalat dan tidak membaca di dalamnya Ummul Qur'an, maka shalatnya kurang (khidaj)."

Dan khidaj maknanya adalah kurang, sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain: "Tidak sempurna."

Mereka juga berdalil dengan hadits shahih dari az Zuhri dari Mahmud bin ar Rabi', dari 'Ubadah bin ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab."

Dalam Shahih Ibnu Khuzaimah dan Shahih Ibnu Hibban, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak mencukupi shalat seseorang yang tidak membaca di dalamnya Ummul Qur'an."


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 21 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi