Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وقد ذكره الرَّازِيُّ فِي تَفْسِيرِهِ فِي فَضْلِ الْبَسْمَلَةِ أَحَادِيثَ مِنْهَا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَتَيْتَ أهلك فسم الله فإنه إن وجد لك ولد كتب بِعَدَدِ أَنْفَاسِهِ وَأَنْفَاسِ ذُرِّيَّتِهِ حَسَنَاتٌ» وَهَذَا لَا أَصْلَ لَهُ وَلَا رَأَيْتُهُ فِي شَيْءٍ مِنَ الْكُتُبِ الْمُعْتَمَدِ عَلَيْهَا وَلَا غَيْرِهَا، وَهَكَذَا تُسْتَحَبُّ عِنْدَ الْأَكْلِ لِمَا فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم قال لربيبه عمر بن أبي سلمة: «قل بسم اللَّهِ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ» وَمِنَ الْعُلَمَاءِ مَنْ أَوْجَبَهَا وَالْحَالَةُ هَذِهِ وَكَذَلِكَ تُسْتَحَبُّ عِنْدَ الْجِمَاعِ لِمَا فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقَتْنَا فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ أَبَدًا» .
وَمِنْ هَاهُنَا يَنْكَشِفُ لَكَ أَنَّ الْقَوْلَيْنِ عِنْدَ النُّحَاةِ فِي تَقْدِيرِ الْمُتَعَلِّقِ بالباء في قولك بسم اللَّهِ هَلْ هُوَ اسْمٌ أَوْ فِعْلٌ مُتَقَارِبَانِ، وَكُلٌّ قَدْ وَرَدَ بِهِ الْقُرْآنُ، أَمَّا مَنْ قدره بسم تقديره بسم اللَّهِ ابْتِدَائِي فَلِقَوْلِهِ تَعَالَى: وَقالَ ارْكَبُوا فِيها بِسْمِ اللَّهِ مَجْراها وَمُرْساها إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ هُودٍ: ٤١ وَمَنْ قدره بالفعل أمرا أو خبرا نحو أبدأ بسم الله او ابتدأت باسم الله فلقوله تعالى: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ الْعَلَقِ: ١ وَكِلَاهُمَا صَحِيحٌ فَإِنَّ الْفِعْلَ لَا بُدَّ لَهُ مِنْ مَصْدَرٍ فَلَكَ أَنْ تُقَدِّرَ الْفِعْلَ وَمَصْدَرَهُ وَذَلِكَ بِحَسَبِ الْفِعْلِ الَّذِي سَمَّيْتَ قَبْلَهُ إِنْ كَانَ قياما أو قعودا أو أكلا أو شرابا أَوْ قِرَاءَةً أَوْ وُضُوءًا أَوْ صَلَاةً فَالْمَشْرُوعُ ذِكْرُ اسْمِ اللَّهِ فِي الشُّرُوعِ فِي ذَلِكَ كُلِّهِ تَبَرُّكًا وَتَيَمُّنًا وَاسْتِعَانَةً عَلَى الْإِتْمَامِ وَالتَّقَبُّلِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ، وَلِهَذَا رَوَى ابْنُ جَرِيرٍ «١» وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ مِنْ حَدِيثِ بِشْرِ بْنِ عِمَارَةَ عَنْ أَبِي رَوْقٍ عَنِ الضَّحَّاكِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: إِنَّ أَوَّلَ مَا نَزَلَ بِهِ جِبْرِيلُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«يَا مُحَمَّدُ قُلْ: أَسْتَعِيذُ بِالسَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ قَالَ: قُلْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ قَالَ: قَالَ لَهُ جِبْرِيلُ قل بسم اللَّهِ يَا مُحَمَّدُ، يَقُولُ: اقْرَأْ بِذِكْرِ اللَّهِ ربك وقم واقعد بذكر الله تعالى» لَفْظُ ابْنِ جَرِيرٍ.
وَأَمَّا مَسْأَلَةُ الِاسْمِ هَلْ هُوَ الْمُسَمَّى أَوْ غَيْرُهُ فَفِيهَا لِلنَّاسِ ثَلَاثَةُ أَقْوَالٍ: أَحَدُهَا أَنَّ الِاسْمَ هُوَ الْمُسَمَّى، وَهُوَ قَوْلُ أَبِي عُبَيْدَةَ وَسِيبَوَيْهِ، وَاخْتَارَهُ الْبَاقِلَّانِيُّ وَابْنُ فورك، وقال الرَّازِيُّ وَهُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ الْمَعْرُوفُ بِابْنِ خَطِيبِ الرَّيِّ فِي مُقَدِّمَاتِ تَفْسِيرِهِ: قَالَتِ الْحَشَوِيَّةُ والكرامية والأشعرية: الاسم نفس المسمى وغير نفس التَّسْمِيَةِ، وَقَالَتِ الْمُعْتَزِلَةُ: الِاسْمُ غَيْرُ الْمُسَمَّى وَنَفْسُ التَّسْمِيَةِ، وَالْمُخْتَارُ عِنْدَنَا أَنَّ الِاسْمَ غَيْرُ الْمُسَمَّى وَغَيْرُ التَّسْمِيَةِ.
(١) تفسير الطبري ١/ ٧٨.
(٢) أي الرازي.
Ar-Razi menyebutkan dalam tafsirnya tentang keutamaan basmalah beberapa hadis, di antaranya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila engkau mendatangi keluargamu (istri), maka bacalah 'Bismillah', karena jika darimu lahir seorang anak, maka akan ditulis bagimu kebaikan sebanyak hembusan napas anak itu dan napas keturunannya."
Hadis ini tidak memiliki asal (tidak sahih), dan aku tidak menemukannya dalam kitab-kitab yang dijadikan sandaran maupun selainnya.
Demikian pula disunnahkan membaca basmalah saat hendak makan, berdasarkan hadis dalam Shahih Muslim bahwa Rasulullah ﷺ berkata kepada anak tirinya, Umar bin Abi Salamah:
"Ucapkanlah 'Bismillah', makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang dekat denganmu."
Sebagian ulama mewajibkan membaca basmalah dalam keadaan ini.
Demikian pula disunnahkan membaca basmalah saat hendak melakukan hubungan suami istri, sebagaimana dalam dua kitab shahih (Bukhari dan Muslim) dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian ketika hendak mendatangi keluarganya mengucapkan: 'Bismillah, Allahumma jannibna asy-syaithan wa jannibisy-syaithan ma razaqtana' (Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezekikan kepada kami), maka jika ditakdirkan lahir seorang anak dari keduanya, setan tidak akan membahayakannya selamanya."
Dari sini akan tersingkap bagimu bahwa dua pendapat di kalangan ahli nahwu dalam memperkirakan keterkaitan huruf "ba" pada ucapan "Bismillah" — apakah yang dikaitkan itu berupa isim (kata benda) atau fi'il (kata kerja) — keduanya saling berdekatan.
Keduanya pun telah disebutkan dalam Al-Qur'an.
Adapun bagi yang memperkirakannya dengan isim, yakni maknanya "dengan nama Allah, aku memulai," maka dasarnya adalah firman Allah Ta'ala:
"Dan dia berkata: 'Naiklah kalian ke dalamnya dengan nama Allah saat mengalirnya dan saat berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Hud: 41)
Sedangkan bagi yang memperkirakannya dengan fi'il, berupa perintah atau pemberitaan, seperti "aku memulai dengan nama Allah" atau "aku telah memulai dengan nama Allah," maka dasarnya adalah firman Allah Ta'ala:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-'Alaq: 1)
Kedua pendapat ini benar, karena fi'il (kata kerja) pasti membutuhkan mashdar (kata benda verbal). Maka engkau boleh memperkirakan fi'il sekaligus mashdarnya, tergantung pada perbuatan yang ingin dilakukan: apakah itu berdiri, duduk, makan, minum, membaca, berwudhu, atau shalat.
Yang disyariatkan adalah menyebut nama Allah ketika memulai semua aktivitas tersebut, dengan tujuan mengharap berkah, memohon keberkahan, mencari pertolongan untuk penyempurnaan dan diterimanya amal.
Dan Allah lebih mengetahui.
Oleh sebab itu, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Bisyr bin 'Imarah, dari Abu Ruwq, dari Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas, ia berkata:
"Sesungguhnya wahyu pertama yang dibawa Jibril kepada Muhammad ﷺ adalah ia berkata:
'Wahai Muhammad, katakan: Aku berlindung kepada Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk.'
Kemudian Jibril berkata:
'Katakan: Bismillahirrahmanirrahim.'
Jibril berkata kepadanya:
'Katakanlah Bismillah, wahai Muhammad, yakni bacalah dengan mengingat Allah Tuhanmu, dan berdirilah serta duduklah dengan mengingat Allah Ta'ala.'"
Ini adalah lafaz riwayat Ibnu Jarir.
Adapun permasalahan tentang "nama" (الاسم), apakah ia itu sendiri adalah "yang dinamai" (المسمى) atau bukan, maka dalam hal ini terdapat tiga pendapat di kalangan manusia:
Pendapat pertama, bahwa nama itu adalah zat yang dinamai,
dan ini adalah pendapat Abu Ubaidah dan Sibawaih, serta dipilih oleh Al-Baqillani dan Ibnu Fawrak.
Ar-Razi, yaitu Muhammad bin Umar yang dikenal dengan sebutan Ibnu Khatibur Ray, dalam muqaddimah tafsirnya, menyebutkan:
Kelompok Hashawiyyah, Karamiyyah, dan Asy'ariyyah berkata:
"Nama itu sendiri adalah zat yang dinamai dan bukanlah semata-mata penamaan (tasmiyah).
Sedangkan golongan Mu'tazilah berkata:
"Nama itu bukanlah zat yang dinamai, melainkan hanya sebatas penamaan (tasmiyah).
Adapun pendapat yang kami pilih adalah:
"Bahwa nama itu bukan zat yang dinamai, dan juga bukan sekadar penamaan."