Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 34
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 34 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Maka sungguh, sang penyair telah menegaskan dengan lafaz mashdar (kata dasar), yaitu at ta'alluh (التألّهُ), dari kata āliha ya'lahu ilāhatan wa ta'alluhan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Ibnu 'Abbas membaca ayat:

"dan (meninggalkan) engkau dan ilahmu (آلهتك)" (QS. al A'raf: 127),

beliau berkata: "yaitu ibadahmu" — maksudnya, bahwa Fir'aun disembah dan dia tidak menyembah. Demikian pula dikatakan oleh Mujahid dan selainnya.

Sebagian mereka berdalil atas bahwa kata Allah itu memiliki asal usul (musytaq) dengan firman Allah Ta'ala:

"Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi." (QS. al An'am: 3)

sebagaimana firman-Nya:

"Dan Dia-lah yang di langit sebagai Ilah, dan di bumi sebagai Ilah." (QS. az Zukhruf: 84).

Dan Sibawaih meriwayatkan dari al Khalil bahwa asal katanya adalah Ilah (إله) dalam bentuk fi'āl, lalu dimasukkan huruf alif dan lam sebagai pengganti dari hamzah.

Sibawaih berkata:
seperti kata an nas (الناس), yang asal katanya adalah unas (أناس).

Ada pula yang mengatakan, asal katanya adalah dari lafaz laha (لاهَ), lalu dimasukkan alif dan lam sebagai bentuk pengagungan. Dan ini adalah pendapat pilihan Sibawaih.

Sebagaimana disebutkan dalam syair dengan wazan al basīth:

لَاهِ ابْنِ عَمِّكَ لَا أَفْضَلْتَ فِي حَسَبٍ ... عَنِّي وَلَا أَنْتَ دَيَّانِي فَتَخْزُونِي

(Artinya: Demi Allah, wahai putra pamanmu, engkau tidak lebih mulia dariku dalam keturunan, dan engkau bukan pula hakim atasku hingga engkau menghinakanku.)

Al Qurthubi berkata: "Dengan kha' (خَزْيٌ)", yaitu artinya: engkau menghinakanku.

Adapun al Kisai dan al Farra’ berpendapat bahwa asalnya adalah al Ilah (الإله), lalu hamzahnya dihilangkan dan huruf lam pertama diidghamkan (dileburkan) ke dalam lam kedua, sehingga menjadi dua lam yang bersyaddah (ditebalkan).

Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Tetapi aku adalah Allah, Tuhanku." (QS. al Kahfi: 38)

yang maksudnya adalah: "Tetapi aku adalah..."
dan al Hasan membaca ayat itu dengan cara seperti itu.

Al Qurthubi berkata:
Kemudian dikatakan pula bahwa lafaz Allah itu diturunkan dari kata walah (وَلَهَ) apabila seseorang merasa kebingungan. Al walah (الوله) adalah hilangnya akal, dikatakan:

"Rajul wālih" (رجل والِهٌ) — seorang laki-laki yang kehilangan akalnya,
"Imra'ah wālihah" (امرأة والهة) — seorang perempuan yang bingung,
"Wālahah" (والة) — perempuan yang kebingungan,
"Mā'un maulah" (ماء مولّه) — air yang mengalir bebas di padang pasir.

Maka, Allah Ta'ala adalah Dzat yang akal-akal manusia menjadi bingung dalam memahami hakikat sifat-sifat-Nya, dan pikiran-pikiran menjadi tersesat dalam mencoba mengenal-Nya.

Berdasarkan ini, maka asal kata Ilah (إله) adalah dari walah (ولاه), lalu huruf wawu (و) diganti menjadi hamzah, sebagaimana mereka berkata dalam kata wishāh (وشاح) menjadi ishāh (إشاح), dan wisādah (وسادة) menjadi isādah (إسادة).


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 34 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi