Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
قَالَهُ أَبُو الْعَالِيَةِ وَالسُّدِّيُّ فِي تَفْسِيرِهِ بِسَنَدِهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَغَيْرِ وَاحِدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ، وَبِهِ يَقُولُ الرَّبِيعُ بْنُ أَنَسٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بن أَسْلَمَ «١» ، وَغَيْرُهُمْ يَقُولُونَ: أَنَصِيرُ نَحْنُ وَهَؤُلَاءِ بِمَنْزِلَةٍ وَاحِدَةٍ وَعَلَى طَرِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَهُمْ سُفَهَاءُ؟
وَالسُّفَهَاءُ جَمْعُ سَفِيهٍ كَمَا أَنَّ الْحُكَمَاءَ جَمْعُ حَكِيمٍ وَالْحُلَمَاءَ جَمْعُ حَلِيمٍ، وَالسَّفِيهُ هُوَ الْجَاهِلُ الضَّعِيفُ الرَّأْيِ الْقَلِيلُ الْمَعْرِفَةِ بِمَوَاضِعِ الْمَصَالِحِ وَالْمَضَارِّ، وَلِهَذَا سَمَّى اللَّهُ النِّسَاءَ وَالصِّبْيَانَ سُفَهَاءَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَلا تُؤْتُوا السُّفَهاءَ أَمْوالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِياماً النِّسَاءِ: ٥ قَالَ عَامَّةُ عُلَمَاءِ التفسير: هُمُ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ، وَقَدْ تَوَلَّى اللَّهُ سُبْحَانَهُ جَوَابَهُمْ فِي هَذِهِ الْمَوَاطِنِ كُلِّهَا فَقَالَ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهاءُ فَأَكَّدَ وَحَصَرَ السَّفَاهَةَ فِيهِمْ وَلكِنْ لَا يَعْلَمُونَ يَعْنِي: وَمِنْ تَمَامِ جَهْلِهِمْ أَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ بِحَالِهِمْ فِي الضَّلَالَةِ وَالْجَهْلِ وَذَلِكَ أَرْدَى لَهُمْ وَأَبْلَغُ فِي الْعَمَى وَالْبُعْدِ عن الهدى.
سورة البقرة (٢) : الآيات ١٤ الى ١٥
وَإِذا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قالُوا آمَنَّا وَإِذا خَلَوْا إِلى شَياطِينِهِمْ قالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّما نَحْنُ مُسْتَهْزِؤُنَ (١٤) اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيانِهِمْ يَعْمَهُونَ (١٥)
يقول تَعَالَى وَإِذَا لَقِيَ هَؤُلَاءِ الْمُنَافِقُونَ الْمُؤْمِنِينَ قَالُوا: آمنا، وأظهروا لَهُمُ الْإِيمَانَ وَالْمُوَالَاةَ وَالْمُصَافَاةَ غُرُورًا مِنْهُمْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَنِفَاقًا وَمُصَانَعَةً وَتَقِيَّةً، وَلِيُشْرِكُوهُمْ فِيمَا أَصَابُوا مِنْ خَيْرٍ وَمَغْنَمٍ وَإِذا خَلَوْا إِلى شَياطِينِهِمْ يَعْنِي إذا انْصَرَفُوا وَذَهَبُوا وَخَلَصُوا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ، فَضُمِّنَ (خَلَوْا) معنى انصرفوا لتعديته بإلى لِيَدُلَّ عَلَى الْفِعْلِ الْمُضْمَرِ وَالْفِعْلِ الْمَلْفُوظِ بِهِ. وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ «إِلَى» هُنَا بِمَعْنَى «مَعَ» وَالْأَوَّلُ أَحْسَنُ، وَعَلَيْهِ يَدُورُ كَلَامُ ابْنُ جَرِيرٍ «٢» . وَقَالَ السُّدِّيُّ عَنْ أَبِي مَالِكٍ:
خَلَوْا يَعْنِي مضوا، وشياطينهم: سادتهم وكبراؤهم من أحبار اليهود ورؤوس الْمُشْرِكِينَ وَالْمُنَافِقِينَ. قَالَ السُّدِّيُّ فِي تَفْسِيرِهِ عَنْ أَبِي مَالِكٍ وَعَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَعَنْ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيِّ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ وَعَنْ نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِذا خَلَوْا إِلى شَياطِينِهِمْ: يَعْنِي هم رؤساؤهم في الْكُفْرِ. وَقَالَ الضَّحَّاكُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: وَإِذَا خَلَوْا إِلَى أَصْحَابِهِمْ وَهُمْ شَيَاطِينُهُمْ.
وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ عِكْرِمَةَ أَوْ سَعِيدِ بْنِ جبير عن ابْنِ عَبَّاسٍ وَإِذا خَلَوْا إِلى شَياطِينِهِمْ مِنْ يَهُودَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَهُمْ بِالتَّكْذِيبِ وَخِلَافِ مَا جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ مُجَاهِدٌ: وَإِذا خَلَوْا إِلى شَياطِينِهِمْ إِلَى أَصْحَابِهِمْ مِنَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُشْرِكِينَ. وَقَالَ قَتَادَةُ وَإِذا خَلَوْا إِلى شَياطِينِهِمْ قال:
(١) تفسير الطبري ١/ ١٦٢ والدر المنثور ١/ ٦٨- ٦٩.
(٢) قال ابن جرير: وأما بعض نحويي أهل الكوفة فإنه كان يتأول أن ذلك بمعنى: وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا، وَإِذَا صرفوا خلاءهم إلى شياطينهم ... إلخ. فيزعم أن الجالب «إلى» المعنى الذي دل عليه الكلام: من انصراف المنافقين عن لقاء المؤمنين إلى شياطينهم خالين بهم، لا قوله «خلوا» . وعلى هذا التأويل لا يصلح في موضع «إلى» غيرها، لتغير الكلام بدخول غيرها من الحروف مكانها. قال: وهذا القول عندي أولى بالصواب، لأن لكل حرف من حروف المعاني وجها هو به أولى من غيره. (تفسير الطبري ١/ ١٦٥) .
Dikatakan oleh Abu Al ‘Aliyah dan as-Suddi dalam tafsirnya, dengan sanad dari Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Mas‘ud serta sejumlah sahabat lainnya.
Dan demikian pula pendapat ar-Rabi‘ bin Anas dan ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, serta yang lainnya, bahwa makna ucapan orang-orang munafik:
“Apakah kami akan beriman seperti mereka, padahal kami dan mereka berada pada satu kedudukan dan jalan yang sama, padahal mereka itu orang-orang dungu?”
Adapun kata “السفهاء” (as-sufahā’) adalah bentuk jamak dari “سفيه” (safīh), sebagaimana “الحكماء” (al-ḥukamā’) adalah jamak dari “حكيم” (ḥakīm), dan “الحلماء” (al-ḥulamā’) jamak dari “حليم” (ḥalīm).
Safīh adalah orang yang bodoh, lemah pemikiran, dan sedikit pengetahuannya tentang tempat-tempat kemaslahatan dan kemudaratan.
Oleh karena itu Allah menyebut wanita dan anak-anak sebagai sufahā’ dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kalian berikan kepada orang-orang yang safīh (bodoh) harta kalian yang Allah jadikan sebagai penopang kehidupan kalian.”
(An-Nisā’: 5)
Mayoritas ulama tafsir mengatakan: Mereka adalah wanita dan anak-anak.
Dan Allah Ta‘ala sendiri yang membantah mereka di semua tempat ini, maka Dia berfirman:
“Ketahuilah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang bodoh (sufahā’).”
Allah menegaskan dan membatasi kebodohan hanya pada mereka, lalu berfirman:
“Tetapi mereka tidak mengetahui.”
Artinya: Dan termasuk bentuk kejahilan mereka adalah bahwa mereka tidak menyadari keadaan mereka sendiri dalam kesesatan dan kebodohan. Dan itu lebih membinasakan bagi mereka serta lebih menyempurnakan kebutaan dan keterjauhan mereka dari petunjuk.
Surat Al-Baqarah (2): Ayat 14–15
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: Kami beriman. Dan apabila mereka menyendiri dengan setan-setan mereka, mereka berkata: Sesungguhnya kami bersama kalian, kami hanyalah orang-orang yang memperolok-olok.”
(14)
“Allah akan (membalas) memperolok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.”
(15)
Allah Ta‘ala berfirman:
“Apabila orang-orang munafik itu bertemu dengan orang-orang beriman, mereka berkata: Kami beriman,”
yaitu: Mereka menampakkan iman, loyalitas, dan persahabatan kepada orang-orang beriman, padahal itu hanyalah tipu daya terhadap mereka, dan merupakan bentuk kemunafikan, basa-basi, serta taqiyyah. Itu dilakukan agar mereka dapat ikut serta dalam apa yang diperoleh kaum mukminin berupa kebaikan dan harta rampasan.
“Dan apabila mereka menyendiri dengan setan-setan mereka…”
Yaitu: Apabila mereka pergi dan kembali kepada para setan mereka.
Kata “خَلَوْا” (khalaw) dalam ayat ini mencakup makna “pergi” atau “berpaling”, sehingga diikutkan dengan huruf “إلى” untuk menunjukkan makna tindakan tersebut secara tersurat dan tersirat.
Ada juga yang mengatakan bahwa “إلى” dalam konteks ini bermakna “bersama”, tetapi pendapat pertama lebih kuat, dan pendapat inilah yang menjadi pegangan Ibnu Jarir.
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik, bahwa:
“Khalaw” artinya pergi, dan setan-setan mereka adalah para pemuka dan tokoh mereka dari kalangan pendeta Yahudi serta para kepala orang musyrik dan munafik.
As-Suddi dalam tafsirnya dari Abu Malik, Abu Shalih dari Ibnu ‘Abbas, dari Murrah al-Hamdani dari Ibnu Mas‘ud dan sekelompok sahabat Nabi ﷺ berkata:
“Apabila mereka menyendiri kepada setan-setan mereka” maksudnya adalah para pemimpin mereka dalam kekufuran.
Adh-Dhahhak dari Ibnu ‘Abbas mengatakan:
Mereka adalah para sahabat mereka, dan mereka itulah setan-setan mereka.
Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Abi Muhammad dari ‘Ikrimah atau Sa‘id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas:
“Apabila mereka menyendiri kepada setan-setan mereka,” maksudnya adalah orang-orang Yahudi yang memerintahkan mereka untuk mendustakan dan menentang apa yang dibawa oleh Rasul ﷺ.
Mujahid berkata:
“Setan-setan mereka” maksudnya adalah teman-teman mereka dari kalangan orang-orang munafik dan musyrik.
Qatadah berkata: