Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 94
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 94 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

وَهُوَ مَعَ هذا أَصَمُّ لَا يَسْمَعُ أَبْكَمُ لَا يَنْطِقُ أَعْمَى لو كان ضياء لما أَبْصَرَ، فَلِهَذَا لَا يَرْجِعُ إِلَى مَا كَانَ عَلَيْهِ قَبْلَ ذَلِكَ، فَكَذَلِكَ هَؤُلَاءِ الْمُنَافِقُونَ فِي اسْتِبْدَالِهِمُ الضَّلَالَةَ عِوَضًا عَنِ الْهُدَى وَاسْتِحْبَابِهِمُ الْغَيَّ عَلَى الرُّشْدِ. وَفِي هَذَا الْمَثَلِ دَلَالَةٌ عَلَى أنهم آمنوا ثم كفروا كما أخبر تعالى عنهم فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ.

وَقَدْ حكى هذا الذي قلناه الرَّازِيُّ فِي تَفْسِيرِهِ عَنِ السُّدِّيِّ، ثُمَّ قَالَ: وَالتَّشْبِيهُ هَاهُنَا فِي غَايَةِ الصِّحَّةِ لِأَنَّهُمْ بِإِيمَانِهِمُ اكْتَسَبُوا أَوَّلًا نُورًا ثُمَّ بِنِفَاقِهِمْ ثَانِيًا أَبْطَلُوا ذلك فَوَقَعُوا فِي حَيْرَةٍ عَظِيمَةٍ فَإِنَّهُ لَا حَيْرَةَ أَعْظَمُ مِنْ حَيْرَةِ الدِّينِ.

وَزَعَمَ ابْنُ جَرِيرٍ أَنَّ الْمَضْرُوبَ لَهُمُ الْمَثَلُ هَاهُنَا لَمْ يُؤْمِنُوا فِي وَقْتٍ مِنَ الْأَوْقَاتِ وَاحْتَجَّ بِقَوْلِهِ تَعَالَى وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَما هُمْ بِمُؤْمِنِينَ الْبَقَرَةِ: ٨ ، وَالصَّوَابُ أَنَّ هَذَا إِخْبَارٌ عَنْهُمْ فِي حَالِ نِفَاقِهِمْ وَكُفْرِهِمْ، وَهَذَا لَا يَنْفِي أَنَّهُ كَانَ حَصَلَ لَهُمْ إِيمَانٌ قَبْلَ ذَلِكَ ثُمَّ سُلِبُوهُ وَطُبِعَ عَلَى قلوبهم، ولم يستحضر ابن جرير هَذِهِ الْآيَةَ هَاهُنَا وَهِيَ قَوْلُهُ تَعَالَى ذلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لا يَفْقَهُونَ المنافقون: ٣ فلهذا وجه هَذَا الْمَثَلَ بِأَنَّهُمُ اسْتَضَاءُوا بِمَا أَظْهَرُوهُ مِنْ كَلِمَةِ الْإِيمَانِ أَيْ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ أَعْقَبَهُمْ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. قَالَ «١» :

وَصَحَّ ضَرْبُ مَثَلِ الْجَمَاعَةِ بِالْوَاحِدِ، كَمَا قَالَ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ الأحزاب: ١٩ أي كدوران الَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ، وَقَالَ تَعَالَى:

مَا خَلْقُكُمْ وَلا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ واحِدَةٍ لُقْمَانَ: ٢٨ وَقَالَ تَعَالَى: مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْراةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوها كَمَثَلِ الْحِمارِ يَحْمِلُ أَسْفاراً الْجُمُعَةِ: ٥ وَقَالَ بَعْضُهُمْ: تَقْدِيرُ الْكَلَامِ: مَثَلُ قِصَّتِهِمْ كقصة الذين استوقدوا نَارًا، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: الْمُسْتَوْقِدُ وَاحِدٌ لِجَمَاعَةٍ مَعَهُ. وَقَالَ آخَرُونَ:

الَّذِي هَاهُنَا بِمَعْنَى الَّذِينَ كَمَا قال الشاعر: الطويل

وَإِنَّ الَّذِي حَانَتْ بِفَلْجٍ دِمَاؤُهُمْ ... هُمُ الْقَوْمُ كُلُّ الْقَوْمِ يَا أُمَّ خَالِدِ «٢»

قُلْتُ: وَقَدِ الْتَفَتَ فِي أَثْنَاءِ الْمَثَلِ مِنَ الْوَاحِدِ إِلَى الْجَمْعِ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: فَلَمَّا أَضاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُماتٍ لَا يُبْصِرُونَ. صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ وَهَذَا أَفْصَحُ فِي الْكَلَامِ وَأَبْلَغُ فِي الظلام،


(١) الطبري ١/ ١٧٥.
(٢) البيت للأشهب بن رميلة في خزانة الأدب ٦/ ٧ وشرح شواهد المغني ٢/ ٥١٧ والكتاب ١/ ١٨٧ ولسان العرب (فلج، لذا) والمؤتلف والمختلف ص ٣٣ والمحتسب ١/ ١٨٥ ومعجم ما استعجم ص ١٠٢٨ والمقاصد النحوية ١/ ٤٨٢ والمقتضب ٤/ ١٤٦ والمنصف ١/ ٦٧. وللأشهب أو لحريث بن مخفض في الدرر ١/ ١٤٨، وبلا نسبة في الأزهية ص ٩٩ ورصف المباني ص ٣٤٢.

Bahasa Indonesia Translation

Surah Al Baqarah ayat 17 s.d. 18

Dan ia di samping itu adalah tuli, tidak mendengar, bisu, tidak berbicara, buta — seandainya ada cahaya pun, ia tidak bisa melihat. Maka karena itu ia tidak kembali kepada apa yang sebelumnya ia berada di atasnya. Maka demikian pula para munafik itu dalam menukar petunjuk dengan kesesatan dan lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk. Dan dalam perumpamaan ini terdapat petunjuk bahwa mereka telah beriman lalu kafir, sebagaimana Allah Ta'ala telah memberitakan tentang mereka di tempat lain. Dan Allah lebih mengetahui.

Dan hal ini telah diceritakan oleh ar-Razi dalam tafsirnya dari as-Suddi. Kemudian ia berkata: "Perumpamaan di sini sangat tepat, karena dengan keimanan mereka, pertama kali mereka memperoleh cahaya, kemudian dengan kemunafikan mereka, yang kedua, mereka membatalkannya. Maka mereka jatuh dalam kebingungan besar. Dan tidak ada kebingungan yang lebih besar daripada kebingungan dalam urusan agama."

Dan Ibn Jarir mengklaim bahwa orang yang dibuatkan perumpamaan untuk mereka di sini tidak pernah beriman pada satu waktu pun, dan berdalil dengan firman-Nya Ta'ala: “Dan di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal mereka bukan orang-orang yang beriman” (al-Baqarah: 8). Dan yang benar adalah bahwa ini adalah berita tentang mereka dalam keadaan kemunafikan dan kekufuran mereka. Dan ini tidak menafikan bahwa sebelumnya pernah terjadi iman pada mereka, kemudian iman itu dicabut dan hati mereka dikunci. Dan Ibn Jarir tidak mengingat ayat ini di sini, yaitu firman-Nya Ta'ala: “Itu karena mereka telah beriman, kemudian kafir, maka dicaplah hati mereka, maka mereka tidak memahami” (al-Munafiqun: 3). Maka karena itu, Ia menjelaskan perumpamaan ini bahwa mereka mendapatkan cahaya dengan apa yang mereka tampakkan dari ucapan iman — yaitu di dunia — kemudian datanglah kepada mereka kegelapan pada hari kiamat.

Dan benar, perumpamaan satu orang bisa berlaku untuk sekelompok orang, sebagaimana firman-Nya: “Engkau lihat mereka memandang kepadamu dengan mata berputar-putar seperti orang yang hampir mati” (al-Ahzab: 19), yaitu seperti pandangan orang yang hampir mati. Dan firman-Nya Ta'ala: “Tidaklah penciptaan kalian dan kebangkitan kalian melainkan seperti (menciptakan) satu jiwa” (Luqman: 28). Dan firman-Nya Ta'ala: “Perumpamaan orang-orang yang dibebani Taurat kemudian mereka tidak menunaikannya seperti keledai yang membawa kitab-kitab” (al-Jumu'ah: 5). Dan sebagian mereka berkata: “Maksud kalimat ini adalah: perumpamaan kisah mereka seperti kisah orang yang menyalakan api.” Dan sebagian mereka berkata: “Orang yang menyalakan api adalah satu orang untuk kelompok yang bersamanya.” Dan yang lain berkata: “'Yang' di sini bermakna 'mereka yang', sebagaimana dikatakan oleh penyair:

‘Dan sungguh orang yang darahnya tertumpah di Falaj... mereka adalah kaum, seluruh kaum, wahai Ummu Khalid.’

Aku berkata: Dan sungguh Allah telah berpindah dalam pertengahan perumpamaan dari bentuk tunggal kepada bentuk jamak dalam firman-Nya Ta'ala: ‘Tatkala api itu menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan yang mereka tidak bisa melihat. Tuli, bisu, buta, maka mereka tidak kembali.’ Dan ini lebih fasih dalam ucapan dan lebih kuat dalam bayangan gelap.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 94 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi