Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وَقَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ معمر عن قَتَادَةَ: مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضاءَتْ مَا حَوْلَهُ فَهِيَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَضَاءَتْ لَهُمْ فَأَكَلُوا بِهَا وَشَرِبُوا وَأَمِنُوا في الدنيا ونكحوا النساء وحقنوا دمائهم حَتَّى إِذَا مَاتُوا ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ. وَقَالَ سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: إِنَّ الْمَعْنَى أَنَّ الْمُنَافِقَ تَكَلَّمَ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَأَضَاءَتْ له في الدُّنْيَا فَنَاكَحَ بِهَا الْمُسْلِمِينَ وَغَازَاهُمْ بِهَا وَوَارَثَهُمْ بِهَا وَحُقِنَ بِهَا دَمُهُ وَمَالُهُ فَلَمَّا كَانَ عِنْدَ الْمَوْتِ سُلِبَهَا الْمُنَافِقُ لِأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ لَهَا أَصْلٌ فِي قَلْبِهِ وَلَا حَقِيقَةٌ فِي عمله وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُماتٍ لا يُبْصِرُونَ قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ عَنِ ابْنِ عباس: وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُماتٍ لا يُبْصِرُونَ يَقُولُ: فِي عَذَابٍ إِذَا مَاتُوا. وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ عِكْرِمَةَ أَوْ سَعِيدِ بْنِ جبير عن ابْنِ عَبَّاسٍ: وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُماتٍ أَيْ يُبْصِرُونَ الْحَقَّ وَيَقُولُونَ بِهِ حَتَّى إِذَا خَرَجُوا مِنْ ظلمة الكفر أطفؤوه بكفرهم ونفاقهم فيه، فتركهم فِي ظُلُمَاتِ الْكُفْرِ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ هُدًى، وَلَا يَسْتَقِيمُونَ عَلَى حَقٍّ. وَقَالَ السُّدِّيُّ فِي تَفْسِيرِهِ بِسَنَدِهِ: وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُماتٍ فَكَانَتِ الظُّلْمَةُ نِفَاقُهُمْ. وَقَالَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ: وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ، فَذَلِكَ حِينَ يَمُوتُ الْمُنَافِقُ فَيُظْلِمُ عَلَيْهِ عَمَلُهُ عَمَلُ السُّوءِ فَلَا يَجِدُ لَهُ عَمَلًا مِنْ خَيْرِ عَمَلٍ بِهِ يُصَدِّقُ بِهِ قوله لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ: صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ قَالَ السُّدِّيُّ بِسَنَدِهِ: صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ خُرْسٌ عُمْيٌ، وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ يَقُولُ لَا يَسْمَعُونَ الْهُدَى وَلَا يُبْصِرُونَهُ، وَلَا يَعْقِلُونَهُ، وَكَذَا قَالَ أَبُو الْعَالِيَةِ وَقَتَادَةُ بْنُ دِعَامَةَ: فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أَيْ لا يرجعون إلى هدى، وكذا قَالَ الرَّبِيعُ بْنُ أَنَسٍ. وَقَالَ السُّدِّيُّ بِسَنَدِهِ صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ إِلَى الْإِسْلَامِ. وَقَالَ قَتَادَةُ: فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ، أَيْ لا يتوبون ولا هم يذكرون،
سورة البقرة (٢) : الآيات ١٩ الى ٢٠
أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّماءِ فِيهِ ظُلُماتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصابِعَهُمْ فِي آذانِهِمْ مِنَ الصَّواعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ (١٩) يَكادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصارَهُمْ كُلَّما أَضاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قامُوا وَلَوْ شاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصارِهِمْ إِنَّ اللَّهَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٢٠)
هذا مَثَلٌ آخَرُ ضَرَبَهُ اللَّهُ تَعَالَى لِضَرْبٍ آخَرَ مِنَ الْمُنَافِقِينَ، وَهُمْ قَوْمٌ يَظْهَرُ لَهُمُ الْحَقُّ تَارَةً وَيَشُكُّونَ تَارَةً أُخْرَى فَقُلُوبُهُمْ فِي حَالِ شَكِّهِمْ وَكُفْرِهِمْ وَتَرَدُّدِهِمْ كَصَيِّبٍ، وَالصَّيِّبُ الْمَطَرُ، قَالَهُ ابْنُ مَسْعُودٍ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَنَاسٌ مِنَ الصَّحَابَةِ وَأَبُو الْعَالِيَةِ وَمُجَاهِدٌ وَسَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَعَطَاءٌ وَالْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ وَقَتَادَةُ وَعَطِيَّةُ الْعَوْفِيُّ وَعَطَاءٌ الْخُرَاسَانِيُّ وَالسُّدِّيُّ وَالرَّبِيعُ بْنُ أَنَسٍ. وَقَالَ الضَّحَّاكُ: هُوَ السَّحَابُ. وَالْأَشْهَرُ هُوَ الْمَطَرُ نَزَلَ مِنَ السَّمَاءِ فِي حَالِ ظُلُمَاتٍ، وَهِيَ الشُّكُوكُ وَالْكُفْرُ وَالنِّفَاقُ (وَرَعْدٌ) وَهُوَ مَا يُزْعِجُ الْقُلُوبَ مِنَ الْخَوْفِ، فَإِنَّ مِنْ شَأْنِ الْمُنَافِقِينَ الْخَوْفَ الشَّدِيدَ وَالْفَزَعَ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ الْمُنَافِقُونَ: ٤ وَقَالَ: وَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنَّهُمْ لَمِنْكُمْ وَما هُمْ مِنْكُمْ وَلكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ. لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَأً أَوْ مَغاراتٍ أَوْ مُدَّخَلًا لَوَلَّوْا إِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُونَ التَّوْبَةِ: ٥٦- ٥٧
Dan Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma‘mar dari Qatadah: “Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api, maka ketika api itu menerangi sekelilingnya...” — itu adalah Lā ilāha illallāh, menerangi mereka, lalu mereka makan dengannya, minum, merasa aman di dunia, menikahi perempuan, dan darah mereka dilindungi, hingga ketika mereka mati Allah melenyapkan cahaya mereka dan meninggalkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Dan Sa‘id meriwayatkan dari Qatadah tentang ayat ini: sesungguhnya maknanya adalah bahwa orang munafik mengucapkan Lā ilāha illallāh, maka itu meneranginya di dunia, lalu dengan itu ia menikahi kaum muslimin, ikut berjihad bersama mereka, mewarisi mereka, dan darah serta hartanya dilindungi dengannya. Maka ketika kematian datang, dicabutlah kalimat itu dari orang munafik karena tidak ada asal (keyakinan) dalam hatinya dan tidak ada kenyataan dalam amalnya, lalu Allah membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Dan ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Dan meninggalkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat” — ia berkata: dalam azab ketika mereka mati.
Dan Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Abi Muhammad dari ‘Ikrimah atau Sa‘id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas: “Dan meninggalkan mereka dalam kegelapan” — yakni: mereka melihat kebenaran dan mengucapkannya, hingga ketika mereka keluar dari kegelapan kekufuran, mereka padamkan dengan kekufuran dan kemunafikan mereka di dalamnya. Maka Allah membiarkan mereka dalam kegelapan kekufuran, sehingga mereka tidak melihat petunjuk, dan tidak teguh di atas kebenaran.
Dan as-Suddi berkata dalam tafsirnya dengan sanadnya: “Dan meninggalkan mereka dalam kegelapan” — maka kegelapan itu adalah kemunafikan mereka.
Dan al-Hasan al-Bashri berkata: “Dan meninggalkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat” — maka itu adalah ketika orang munafik mati, lalu amal buruknya menjadi gelap atasnya, dan ia tidak mendapati amal kebaikan yang dapat membenarkan ucapannya Lā ilāha illallāh.
“Tuli, bisu, buta” — as-Suddi berkata dengan sanadnya: “Tuli, bisu, buta” — mereka bisu dan buta.
Dan ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Tuli, bisu, buta” — ia berkata: tidak mendengar petunjuk, tidak melihatnya, dan tidak memahaminya.
Demikian pula dikatakan oleh Abu al-‘Aliyah dan Qatadah bin Di‘amah.
“Maka mereka tidak kembali” — Ibnu ‘Abbas berkata: yakni: tidak kembali kepada petunjuk.
Demikian pula dikatakan oleh ar-Rabi‘ bin Anas.
Dan as-Suddi berkata dengan sanadnya: “Tuli, bisu, buta, maka mereka tidak kembali” — maksudnya: tidak kembali kepada Islam.
Dan Qatadah berkata: “Maka mereka tidak kembali” — yakni: tidak bertaubat dan tidak mengambil pelajaran.
----
Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah (2): Ayat 19–20
Ini adalah permisalan lain yang Allah Ta'ala buat untuk golongan lain dari kaum munafik, yaitu kaum yang terkadang nampak bagi mereka kebenaran, dan terkadang mereka ragu. Maka hati mereka, dalam keadaan ragu, kafir, dan bimbang mereka itu, seperti ṣayyib.
Dan ṣayyib adalah hujan. Hal ini dikatakan oleh Ibnu Mas'ud, Ibnu 'Abbas, dan sejumlah sahabat lainnya, serta Abu Al 'Aliyah, Mujahid, Sa'id bin Jubair, 'Aṭā’, Al Hasan Al Baṣri, Qatādah, 'Aṭiyyah Al 'Aufi, 'Aṭā’ Al Khurāsāni, As-Suddi, dan Ar-Rabi' bin Anas.
Adapun Adh-Dhahhak berkata: itu adalah awan. Namun yang lebih masyhur adalah bahwa ṣayyib adalah hujan yang turun dari langit dalam keadaan gelap, dan kegelapan itu adalah keraguan, kekufuran, dan kemunafikan.
(dan petir) — yaitu sesuatu yang mengguncang hati karena rasa takut. Karena salah satu sifat kaum munafik adalah ketakutan yang sangat dan rasa panik, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Para munafik itu menyangka bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka." (QS. Al-Munāfiqūn: 4)
Dan firman-Nya:
"Mereka bersumpah dengan (nama) Allah bahwa mereka sungguh-sungguh termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka adalah kaum yang takut. Jika mereka mendapat tempat perlindungan atau gua-gua atau tempat persembunyian, niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya." (QS. At-Taubah: 56–57)