6. Apakah Allah wajib memberi pahala kepada yang taat dan menghukum yang berdosa, atau tidak ada kewajiban seperti itu?
7. Apakah Allah bisa dilihat di akhirat, atau hal itu mustahil?
8. Bagaimana hukum bagi seseorang yang melakukan dosa besar namun tidak bertaubat hingga meninggal dunia?
Semua masalah ini menjadi penyebab perpecahan di antara umat Muslim, yang memecah-belah umat menjadi faksi dan kelompok.
Dampak dari perselisihan ini adalah umat Muslim menghadapi konsekuensi yang serius. Keyakinan tergoncang dalam jiwa, iman melemah dalam hati, dan keyakinan tidak lagi mengendalikan perilaku individu. Keyakinan pun tidak lagi memiliki otoritas atas tindakan mereka.
Lemahnya keyakinan berdampak pada lemahnya individu, keluarga, masyarakat, dan negara secara keseluruhan. Kelemahan ini merayap ke setiap aspek kehidupan, hingga umat menjadi tidak mampu mengatasi tantangan dan tanggung jawabnya baik di dalam maupun di luar negeri. Umat tidak lagi menjadi apa yang dikehendaki Allah, yaitu mampu memimpin bangsa-bangsa dan memberi petunjuk kepada manusia.
Jika penyebab utama kemunduran umat dari tujuan-tujuan besar adalah lemahnya keyakinan, maka sangat penting - dalam upaya untuk mengembalikan kejayaan umat kita - untuk berusaha keras untuk menanamkan keyakinan dalam diri kita sendiri. Kita harus mengikuti rencana yang telah digariskan oleh Rasulullah, salam dan sejahtera atasnya, dalam pendidikan dan pembangunan, sehingga mencapai tujuan dari kekuatan dan tingkat keyakinan yang mendorong kita menuju kehidupan yang mulia dan martabat yang tinggi.