Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Al Aqidah Al Islamiyah- Detail Buku
Halaman Ke : 16
Jumlah yang dimuat : 290

* التقليد حجاب العقل:

والتقليد هو المانع للعقل من الانطلاق، والمعوِّق له عن التفكير، ومن ثَمَّ فإن الله يُثْنى على الذين يخلصون للحقائق، ويميزون بين الأشياء، بعد البحث والتمحيص، فيأخذون ما هو أحسن، ويدعون غيره:

{فَبَشِّرْ عِبَادِ *الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الأَلْبَابِ} (١).

ويندد بالمقلدين الذين لا يفكرون إلا بعقول غيرهم، ويحمدون على القديم المألوف، ولو كان الجديد أهدى وأجدى لهم.

{وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئاً وَلا

يَهْتَدُونَ} (٢).

* ميادين التفكير:

والإسلام حين دعا إلى التفكير، ورحب به، إنما أراد أن يكون ذلك فى دائرة نطاق العقل وحدود مداركه.

فدعا إلى النظر فيما خلق الله من شىء، فى السماوات والأرض، وفى الإنسان نفسه، وفى الجماعات البشرية، ولم يحظُر عليه إلا التفكير فى ذات الله؛ لأن ذات الله فوق الإدراك.

«تفكروا فى خلق الله ولا تفكروا فى الله، فإنكم لن تقدروا قدره» (٣).


(١) سورة الزمر - الآية ١٧، ١٨.
(٢) سورة البقرة - الآية ١٧٠.
(٣) رواه أبو نعيم فى الحلية مرفوعًا إلى النبى صلى الله عليه وسلم بسند ضعيف، ومعناه صحيح.

* **Taqleed Hijaab al-'Aql (التقليد حجاب العقل)**:

Taqleed, atau peniruan buta, adalah penghalang bagi akal untuk berkembang dan menghambatnya dalam berpikir. Oleh karena itu, Allah memuji orang-orang yang mengabdikan diri untuk mencari kebenaran, yang dapat membedakan antara hal-hal setelah penelitian dan pemeriksaan yang cermat, yang mengambil yang terbaik, dan tidak hanya mengikuti orang lain. Allah berfirman:

**"Maka berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku, (yaitu) orang-orang yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan itulah orang-orang yang mempunyai akal."** (QS. Az-Zumar, 39:17-18).

Allah juga mengecam orang-orang yang hanya mengikuti tanpa berpikir, yang hanya memikirkan apa yang telah diterima secara tradisional, bahkan jika yang baru lebih baik dan lebih tepat untuk mereka. Allah berfirman:

**"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang Allah telah turunkan,' mereka menjawab: 'Tidak, (kami hanya mengikuti) apa yang telah kami dapati dari bapa-bapa kami.' Apa! Walau bapa-bapa mereka tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?"** (QS. Al-Baqarah, 2:170).

* **Miyadin al-Tafkeer (ميادين التفكير)**:

Ketika Islam mengajak manusia untuk berpikir, ini dimaksudkan dalam batasan kemampuan akal manusia. Islam mengajak manusia untuk merenungkan penciptaan Allah, baik itu di langit dan bumi, dalam diri manusia, dan dalam masyarakat manusia. Hanya tentang hakikat Allah sendiri yang pemikiran tidak diperbolehkan karena hakikat Allah terlalu tinggi bagi akal manusia untuk memahaminya.

Dalam Islam, terdapat hadis yang mengatakan, **"Pikirkanlah tentang ciptaan Allah, janganlah memikirkan Allah, karena kamu tidak akan mampu memahaminya."**


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?