* **Taqleed Hijaab al-'Aql (التقليد حجاب العقل)**:
Taqleed, atau peniruan buta, adalah penghalang bagi akal untuk berkembang dan menghambatnya dalam berpikir. Oleh karena itu, Allah memuji orang-orang yang mengabdikan diri untuk mencari kebenaran, yang dapat membedakan antara hal-hal setelah penelitian dan pemeriksaan yang cermat, yang mengambil yang terbaik, dan tidak hanya mengikuti orang lain. Allah berfirman:
**"Maka berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku, (yaitu) orang-orang yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan itulah orang-orang yang mempunyai akal."** (QS. Az-Zumar, 39:17-18).
Allah juga mengecam orang-orang yang hanya mengikuti tanpa berpikir, yang hanya memikirkan apa yang telah diterima secara tradisional, bahkan jika yang baru lebih baik dan lebih tepat untuk mereka. Allah berfirman:
**"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang Allah telah turunkan,' mereka menjawab: 'Tidak, (kami hanya mengikuti) apa yang telah kami dapati dari bapa-bapa kami.' Apa! Walau bapa-bapa mereka tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?"** (QS. Al-Baqarah, 2:170).
* **Miyadin al-Tafkeer (ميادين التفكير)**:
Ketika Islam mengajak manusia untuk berpikir, ini dimaksudkan dalam batasan kemampuan akal manusia. Islam mengajak manusia untuk merenungkan penciptaan Allah, baik itu di langit dan bumi, dalam diri manusia, dan dalam masyarakat manusia. Hanya tentang hakikat Allah sendiri yang pemikiran tidak diperbolehkan karena hakikat Allah terlalu tinggi bagi akal manusia untuk memahaminya.
Dalam Islam, terdapat hadis yang mengatakan, **"Pikirkanlah tentang ciptaan Allah, janganlah memikirkan Allah, karena kamu tidak akan mampu memahaminya."**