menulis dan membaca, ingatan mereka amat kuat. Kita di jaman
sekarang, setelah semuanya mahir menulis dan membaca, lemah
ingatan menghapal. Sebab itu maka mata yang buta tidak menghalangi
orang buat maju dalam ilmu pengetahuan yang meminta kecerdasan
otak, yang hanya bergantung kepada kekuatan ingatan. Takdir tuhan
telah berlaku, bahwa umat yang ummi itu setiap al-Qur'an turun seayat
atau dua ayat, tiga atau empat ayat, ataupun satu Surat sejak dibacakan
oleh Nabi, mereka telah menghapalnya. -Ada yang menghapal
seluruhnya, ke seratus empat belas suratnya dan ada yang sebagiannya.
Sehingga tersebut di dalam al-Qur'an sendiri bahwa suatu kali pernah
Rasulullah menggegas-gegas atau mendesak-desak pada Jibril,
membaca mana ayat yang telah turun, sebelum turun sambungannya,
karena ingin hendak menghapalnya, sebagaimana tersebut dalam V
Surat 75 al-Qiyamah. Tetapi dilarang oleh Tuhan dan di suruh beliau
mendengarkan dan mengikutinya dengan bacaan yang sama.
Sebagaimana yang kita katakan tadi, hanya sedikit yang pandai
menulis. Tetapi yang pandai menulis. yang sedikit itupun tidak
meluangkan kesempatan buat mencatat, sehingga disamping
banyaknya yang menghapal ada pula sedikit yang mencatat, sampai
sempurnalah turunnya dalam beberapa waktu saja sebelum beliau
meninggal dunia. Menurut suatu hadits, setelah hampir sempurna
turun semua, maka pada bulan Ramadhan, enam bulan sebelum beliau
wafat, Jibril masih membacakan dan mengulang kembali seluruh ayat
atau surat yang telah diturunkan itu, sebagai cara untuk melancarkan
bacaan itu.
Oleh karena itu dapatlah saudara-saudara memahamkan hikmat
al-Qur' an turun secara berangsur-angsur demikian. Kalau diturunkan
sekaligus, tidaklah akan sanggup agaknya sahabat-sahabat Rasulullah
s.a.w. itu menghapalnya, sebab hanya beberapa orang saja di antara
mereka yang mempunyai waktu senggang, sebagai Ahlush Shuffah,
termasuk Abu Hurairah. Yang sebagian besar ikut berperang
mengiringi Nabi, atau berniaga masuk keluar pasar. Dan kalau
diturunkan sekaligus, sebagai hukum Taurat yang diturunkan kepada
Nabi Musa, tidak pula ada waktu itu seorang yang akan dapat
menyalinnya sekaligus, sebab umat rata-rata adalah ummi.
Memikirkan keadaan bangsa Arab di waktu itu tidak serupa
dengan memikirkan bangsa tetangganya yang telah lebih maju atau