Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1- Detail Buku
Halaman Ke : 20
Jumlah yang dimuat : 111

Al-Walid tidak masuk Islam, dia tetap dalam kufur. Tetapi inti kebenaran dalam keistimewaan al-Quran tidak dapat dibantahnya. Dia tidak dapat memutar-balik kenyataan. Sebab itu maka al-Quran mempengaruhi juga kepada orang yang memusuhinya, sebagaimana mempengaruhi orang yang beriman kepadanya. Orang musyrikin menentang Rasulullah s.a.w. ialah karena takut bahwa pengaruhnya akan bertambah besar, sebab al-Quran itu senjata yang tidak dapat diatasi. Sampai ada di antara orang kafir itu yang memberi nasihat kepada kawan-kawannya, supaya mereka jangan suka mendengarkannya, dan hendaklah hiruk-pikuk seketika al-Quran itu dibaca oleh Rasul, supaya jangan sampai terdengar, karena hanya dengan jalan demikianlah mereka merasa bahwa mereka akan menang berjuang menentang Rasul, (lihat Surat 41, Fushshilat, ayat 26).

Sejarah dan perkembangan penilaian terhadap al-Quran itu telah memberikan tiga kesimpulan tentang i‘jaz. Yang pertama ialah keistimewaan yang telah pernah dicapai oleh bangsa Arab, yang kedua ialah makna atau ma‘aninya, yang hakiki, yang telah terbukti bahwa puncak tertinggi yang manapun dari fikiran mereka tidaklah akan sampai ke martabat makna al-Quran. Ketiga ialah ajaran akhlaknya. Ajaran akhlak al-Quran itu, kalau dimisalkan bukanlah dia ajaran agama, namun puncak budi dari manusia yang cerdas, tidaklah dapat membantah bahwa itulah akhlak yang baik.

Sebab itu i‘jaz ini telah menjadi salah satu ilmu yang wajib diperhatikan juga seketika menafsirkan al-Quran.

Dan i‘jaz al-Quran ini adalah terhadap seluruhmanusia. Kalau bangsa Arab dengan bahasa Arab adalah bahasa yang tidak mati, malahan bertambah berkembang dan berpengaruh di dalam abad keduapuluh ini, dan orang-orang Arab sendiri, terutarna sarjana-sarjana bahasanya telah mengakui kelemahan mereka, apatah lagi seluruh manusia. Dan memang Muhammad s.a.w. diutus kepada seluruh manusia di muka bumi ini *)

Dengan secara ringkas dan pokok saja, kitahendak mencoba mengemukakan empat rupa I'jaz al-Quran.

Pertama: Fashahah dan Balaghah, amat tinggi derajat kata dan maknanya, yang mempesona pendengarnya, yang dimulai oleh orang Arab yang empunya bahasa itu sendiri, yang lebih tahu apa susun, irama, gaya dan pengaruh ungkapan kata yang dapat menarik dan mempesona. Bangsa yang sebelum al-Quran turun mengadakan sayembara perlombaan syair-syair pada tiap-tiap tahun di pasar Ukaadz, dan syair yang menang mendapat kehormatan digantungkan di Ka'bah; bangsa yang terdiri dari kabilah-kabilah, dan tiap-tiap kabilah merasa rendah diri kalau dalam kalangannya tidak ada ahi syair atau ahli pidato yang fashih dan kalau mereka kagum terpesona oleh al-Quran, bolehlah kita bangsa yang lain mempercayai kekaguman mereka itu.

Susunan al-Quran bukanlah susunan syair, dengan susun rangkai kata menurut suku-kata bilangan tertentu, dan bukan dia puisi dan bukan dia prosa

* Lihat Surat 34, Saba’ ayat 28 dan beberapa ayat yang lain


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?