Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1- Detail Buku
Halaman Ke : 59
Jumlah yang dimuat : 111

moga dengan meninggalkan “Tafsir” ini, ada yang akan diingat-ingat orang dari diriku sebagai suatu hasil khidmat untuk Tuhan dan ummat. Yang dapat aku kerjakan di dalam saat-saat aku teraniaya. Moga-moga akan datanglah masa- nya, aku tidak ada lagi dan orang-orang yang menganiayakupun tidak ada lagi, tetapi “Tafsir" ini masih dibaca dan dithalaah orang, walaupun pengarangnya sudah lama berlalu. Dan aku tidak dapat memastikan, apakah yang akan menjadi buah tutur orang terhadap para penganiaya itu setelah mereka me- ninggalkan dunia fana ini? Kalau tidaklah mengingat akan “kehidupan kedua kali" itu, mungkin sudah lama sayapun dibawa hanyut oleh nafsu hendak berkuasa dan kemudiannya menjadi mabuk oleh kekuasaan itu: Na'udzu Billah! Seorang di antara anak saya pernah mengusulkan supaya di kata penda- huluan “Tafsir” ini saya sampaikan terimakasih kepada mereka yang telah menyusun fitnah ini, yang menyebabkan saya ditahan sekian lama. Oleh karena tersebab tahanan inilah “Tafsir” ini dapat dikerjakan dengan tenang dan dapat diselesaikan. Maka usul anak saya telah saya jawab: “Tidak anakku! Ayah tidak hendak berterimakasih kepada mereka itu! Karena terimakasih yang demikianpun akan menambah hasad mereka juga. Bahkan akan merekakatakan ayah mencemuh kepada mereka karena maksud mereka digagalkan Tuhan. Ayah belumlah mencapai derajat yang demikian tinggi, sehingga mengucapkan terimakasih kepada orang yang aniaya, zalim, hasad, dengki. Atau orang yang memakai kekuasaan yang ada dalam tangan mereka buat melepaskan sakit hati. Ayah akan tetap berpegang pada pendirian Tauhid, yaitu mengucapkan syukur dan puji-pujian hanya untuk Allah saja. Allah Yang Maha Kuasa atas segala kekuasaan, Allah yang lebih tinggi dari segala macam kebesaran. Allah yang ajaib siasatnya daripada segala siasat manusia. Hanya kepadaNya sajalah ayah sampaikan segala syukur dan segala terimakasih. Adapun kepada mereka itu yang telah menyusun fitnah itu, atau yang telah menumpangkan hasadnya dalam fitnah orang lain, setinggi-tinggi yang dapat ayah berikan hanya maaf saja. Sebab kalau berpangkat dan berkuasa, maka pangkat dan kekuasaan itu adalah bergiliran di antara manusia. Betapa tidak, karena fitnah dan hasad manusia ayah terpencil. Padahal dalam masa terpencilitulah ayah dapat berkhalwat dan beribadat lebih khusyu'. Saat-saat senggang yang begitu luas, malamnya dapat ayah pergunakan buat ibadat, munajat dan tahajjud. Siang yang panjang dapat ayah gunakan buat mengarang, tafakkur dan muthala'ah. Semuanya itu dengan pertolongan dan hidayat Tuhan.” Mereka yang hasad dan zalim itulah yang sebenarnya diazab oleh perasaan hati mereka sendiri. Mereka adalah orang yang mabuk oleh karena kekuasaan. mereka berperang di dalam hati sendiri. di antara perasaan halus sebagaiinsan, dengan kekuasaan tuntutan hawanafsu. Niscaya di antara mereka ada juga sisa-sisa iman dalam hati mereka. Di dalam sanubari mereka kadang-kadang tentu timbul penyesalan sebab mereka telah berbuat aniaya kepada orang yang tidak bersalah. mereka telah me-


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?