mujarab pengobat muram dan kesepian. “Di waktu segala jalan hubungan di bumi ditutup orang, hubungan ke langit lapang terluang.” Di waktu saya telah keluar dan bebas, saya bersujud mensyukuri nikmat dan memohon ampun saat-saat aku merasa lemah. Sebab sesampai di luar terasalah kekayaan jiwa karena lepas dari ujian itu. Bersyukur atas kesempatan ibadat dan munajat yang diberikan Tuhan. Bersyukur karena dua tahun empat bulan lamanya aku disimpan Tuhan, sehingga tidak kena kotoran dan debunya 2aman kezaliman. yang kalau saya ada di luar pada masa itu, mungkin untuk menjaga keselamatan diri sendiri, saya terpaksa menempuh jalan orang muna- fik, turut menyokong kezaliman itu padahal berlawanan dengan hati. Akhirnya tidak pula dapat membebaskan diri, karena sekali jiwa telah dijual kepada syaitan, sudah sukar buat menarik diri. Di dalam orang di mana-mana me- nyorak-soraikan Orde Baru dan menentang Orde Loma, dengan kepala ter- angkat dan tahu harga diri saya dapat berkata bahwa saya tidak termasuk Orde Lama. Allah sendiri, dengan memakai tangan orang-orang yang zalim itu, yang memeliharakan saya dari cap Orde Loma. Kemudian Allahpun memperlihatkan terus menerus kekuasaanNya, orang-orang yang berbuat zalim itu jatuh satu demi satu dari kemegahannya. Mereka tidak tergantung kepada Tuhan, melainkan kepada pangkat. Pangkat itupun jatuh. Ada di antara mereka yang telah hilang saja dari arena masya- rakat. meskipun tubuh masih ada. Ada yang ditahan berbulan-bulan dan menunggu perkara dibuka, sebagaimana yang dahulu mereka lakukan kepada orang lain, dan ada yang menerima hukuman dari kesalahannya, hukuman buang atau hukuman mati. Dan ada yang payah mengangkat muka kepada masyarakat, sebab segala perbuatan di zaman kemegahan dahulu tidak lepas dari ingatan masyarakat. Dan ada pula yang lebih tinggi sorak-sorainya me- nyerukan Orde Baru, meskipun orang tahu lakon yang pernah dilaluinya. Alhamdulillah, saya dibebaskan Tuhan daripada itu semuanya. Maka di samping bersujud karena bersyukur. saya bersujud karena memohon ampun kepada Tuhan. sebab di dalam sepinya pengasingan. kerap juga saya muram dan merasa sepi. Karena rupanya perahu iman itu memang mesti belayar di atas hidup yang bergelombang. Ampuni aku, ya Tuhanku, atas kelemahanku. Laksana lautan nikmat yang Engkau timbakan ke atas diriku. sedang persediaan diri ini amat kecil buat menampungnya. Dari usia masih muda remaja, sampai mulai tua menjunjung uban, tidaklah mendatar saja jalan yang harus saya tempuh. Karena tahanan lebih dua tahun ini adalah menjadi salah satu matarantai kalung keemasan yang ditatahkan pada leher sejarah hidupku. Dia menjadi lebih indah lagi, karena kezaliman dan fitnah ini baru menimpaku setelah tanahairku merdeka! Aneh, tetapi benar! Susun kata apakah lagi yang harus aku susunkan buat mengucapkan syukur dan puji-pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepadaku. Aniaya manusia diputar olehNya menjadi nikmat. Aku difitnah, dizalimi dan dipisahkan dari masyarakat, namun imanku bertambah dalam