Dia bernama Melengkapi, sebab seluruh Syariat lengkapnya tersimpul dalamnya. Dia bernama Puji.pujian, sebab dipangkali dengan puji kepada Allah. Dan dia bernama Surat Sembahyang, karena sembahyang tidak sah kalau dia tidak dibaca. Bilamana kita kelak telah sampai kepada penafsiran isinya, dapatlah kita fahami bahwa segala nama itu memang sesuai dengan dia. Apatah lagi pokok ajaran Islam yang sejati, yang menjadi ibu dari segala pelajaran, yaitu Tauhid, telah menjadi isi dari ayat-ayatnya itu pertama sampai akhir. Tidak ada puji, apapun macamnya puji untuk yang lain, hanya untuk Allah semata-mata. Dan di dalam ayat itu telah tersebut Tuhan sebagai Rabbi, atau Rabbun, yang berarti Pemelihara, Pengasuh, Pendidik dan Penyubur. Diikuti olehayat yang menyebut duanama Allah, yaitu Ar-Rahman, Yang Maha Murah dan Ar-Rahim. Yang Maha Penyayang, nampaklah betapa pertalian Khalig dengan makhlukNya, yang kelak di dalam al-Guran akan diuraikan berulang: ulang. Kemudian pokok ajaran utama dari al-Guran ialah tentang Hari Pem. balasan, Hari Kiamat, Hari Berbangkit, dari hal syurga dan neraka: semuanya ini telah tersimpul dalam ayat “Maliki yaumiddin”, yang mempunyai Hari Pembalasan. 'Sebagai kesempatan ibadah kepada Allah, dan tidak ada ibadat buat yang lain, yaitu isi yang sejati dari Tauhid, maka datanglah ayat: “Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in". Hanya Engkau yang kami sembah dan hanya kepada Eng: kaulah tempa! kami memohon pertolongan. Untuk mencapai Ridha Allah, maka Tuhan menunjukkan garis jalanNya yang harus ditempuh, lalu Allah mengutus Rasul-rasulNya membawa Syariat dan memimpin kepada manusia bagaimana menempuh jalan itu isi al-Guran yang ini tersimpul dalam ayat “Ihdinas Shirathal Mustogim' Kemudian itu al-Ouran berisi khabar yang menggembirakan bagi orang yang taat dan patuh, kebahagiaan di dunia dan syurga di akhirat yang di dalam istilah agama disebut wa'ad. ini telah terkandung di dalam ayat “Shirathallad zina an'amta 'alaihim”, jalan yang telah Engkau beri nikmat atasnya. Kemudian al-Guranpun memberikan ancaman siksa dan azab bagi orang yang lengah dan lalai. kufur dan durhaka, yang disebut wa'id. Maka tersimpul pulalah kata al- @uran ini pada ujung Surat, tentang orang yang maghdhub. kena murka Tuhan, dan orang yang dhaallin, orang yang sesat. Demikian pula al-Ouran menceriterakan keadaan ummat-ummat yang telah terdahulu. yang telah bi- nasa dan hancur karena dimurkai Tuhan, dan diceriterakan juga kaum yang sesat dari jalan yang benar: itupun telah tersimpul di dalam kedua kalimat maghdhubi dan dhaallin itu. Menilik yang demikian itu dapatlah kita fahami apa sebab maka al-Fatihah itu disebut Ummul.Kitab atau Fatihatul.Kitab, yang pada pembukaan telah disimpul isi dari 114 Surat yang mengandung 6,236 ayat itu. Kemudian ada pula penafsir berkata bahwa seluruh al-Ouran dengan Suratnya yang 114 dan ayatnya yang 6,236 ayat itu, semuanya telah tersimpul dalam Surat al-Fatihah. Dengan peninjauan tersebut di atas tadi, dapatlah penafsiran demikian itu kita terima. Tetapi di antara mereka melanjutkan lagi.