Dia berkata bahwa Surat al-Fatihah itu telah tersimpul di dalam Bismillahir- Rahmanir-Rahim, barangkali setelah merenungkan agak mendalam tentang Maha MurahNya Tuhan Allah kepada hambaNya dan Kasih SayangNya se- hingga diutusNya Rasul. diwahyukanNya Kitab-kitab Suci, disediakanNya syurga bagi yang taat dan ampunan bagi yang taubat. Penafsiran ini masih juga dapat kita terima. Tetapi setengah penafsir itu melanjutkan lagi. Katanya, Bismilahir.Rahmanir Rahim itu tersimpul dalam huruf B (al-Baa) pada per- mulaan Bismillah' Dan selanjutnya lagi. ada mereka yang berkata bahwa huruf Ba pangkal Bismillah itupun tersimpul dalam titik huruf Ba itu. Sampai di huruf Ba dan titiknya itu, penafsir ini tidak mau mengikut lagi. Sebab itu bukan lagi penafsiran yang berdasar ilmu. tetapi sudah satu khayal Apa sebab? Al-Guran diturunkan dalam bahasa Arab, dan bahasa Arab mempunyai 28 huruf, di antaranya huruf kedua, yaitu al Baa, atau huruf B dalam istilah Latin. Tetapi kalau membacanya secara tunggal ialah al-Baa (dengan ditekan sediki ujungnya, sehingga berbunyi ada hamzah). Maka menurut undang-undang bahasa Arab dan ejaannya, barulah sebuah huruf berarti apabila dia telah dirangkaikan dengan huruf yang lain atau kalimat yang lain. Dan yang khusus pada huruf al-Baa baru dia berarti dengan, setelah dia diberi baris bawah ikasrah) dan dirangkaikan dengan satu kalimat yang bersifat ism (nama) Misalnya bi Muhammadin yang berarti (dengan Muham mad). Billahi (dengan Allah). Atau Bismillahi (dengan nama Allah).. . Cobalah fikirkan, bagaimana akan dapat diterima apabila dikatakan bahwa seluruh al-Fatihah terkumpul ke dalam Bismillahir-Rahmanir Rohim dan Bis. millahir-Rahmanir-Rahim terhimpun seluruhnya kepada huruf al.Baa? Dan lebih tidak dapat diterima pula kalau dikatakan bahwa huruf al Bac itupun terkumpullah kepada titiknya yang ada di bawah itu. Yang berarti bahwa seluruh isi a-Guran, yang terdiri dari 114 Surat mengandung 6.236 terhimpun semuanya kepada satu titik. Bukan sembarang titik, tetapi titik Ba yang di bawah itu. Bagaimana akan disimpulkan ke sana, padahal baik di zaman Rasulullah s.a.w. atau di waktu Saiyidina Abu Bakar as-Shiddig memerintahkan mengum. pulkan al-Guran ke dalam satu Mushhaf. ataupun selanjutnya setelah Usman bin Affan memerintahkan membuat Mushhaf al-Imam, sebagai Mushhaf yang resmi sampai sekarang, pada ketiganya itu huruf al-Baa belum lagi bertitik' Huruf-huruf al-Ouran. termasuk huruf al.Baa barulah diberi bertitik di 2aman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Khalifah ke 5 Bani Umaiyah, atas buah fikiran daripada Wali Negeri Irak, al-Hajjaaj bin Yusuf. Sedangkan memberinya berbaris fat-hah, dhammah, kasrah, tanwin dan sukun, terlebih dahulu daripada memberinya titik. Yang memberikan berbaris itu ialah Abul Aswad ad-Du'ali, atas perintah Wali Negeri Bashrah, Zayyad. Di zaman Kha:-