Data Terjemah Kitab ini ada di Database Terjemah Kitab. Data ini adalah data yang belum
divalidasi ke database utama. Semua editing dan penyimpanan mengarah ke Database Terjemah Kitab
Kembali ke pembahasan mengenai analisis, Allah mendukung nafsu lahir dengan hal-hal yang dihalalkan sehingga membebaskannya dari belenggu nafsu dan membebaskannya dari penjara dan perbudakan. Allah berfirman: "(Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik?)" Allah juga berfirman: "(Makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik)" kemudian Allah mengatakan segera setelah itu "(Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan)" dan menjelaskan alasan larangan tersebut dengan mengatakan "(Karena ia adalah musuh yang nyata bagimu)". Jadi, ketahuilah bahwa langkah-langkah setan adalah yang memerintahkanmu untuk berbuat kejahatan dan perbuatan keji, yaitu nafsu lahir yang menginginkan sesuatu. Maka berilah makanan halal kepada nafsu lahir karena Allah telah menghalalkan dan mengharamkan hal-hal tertentu. Barang siapa yang menjauhi yang haram, Allah akan menggantinya dengan yang halal. Allah berfirman: "(Diciptakan untukmu apa yang ada di bumi seluruhnya)" Artinya, tidak ada kebutuhan bagi Allah terhadap ciptaan-Nya, Dia menciptakan semuanya untukmu, maka ambillah apa yang Allah halalkan dan tinggalkan yang diharamkan. Allah telah menjelaskan dengan jelas mana yang halal dan mana yang haram, Dia hanya mengharamkan yang buruk, keji, dan yang tidak mengandung kenikmatan, dan hanya menghalalkan yang baik dan lezat. Allah berfirman: "(Makanlah yang baik-baik dan lakukanlah amal yang saleh)", artinya jangan taati nafsu batin karena ia memerintahkan perbuatan keji dan kemungkaran. Allah berfirman: "(Sesungguhnya Kami telah membuat apa yang ada di bumi menjadi perhiasan baginya agar Kami menguji mereka, siapa di antara mereka yang terbaik perbuatannya)", artinya, dari ketaatan kepada Allah dalam hal-hal yang halal, karena dalam yang halal ada kecukupan tanpa harus mengambil yang haram. Allah berfirman: "(Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya)," Allah mengizinkan makan yang halal dan baik dan menghendaki syukur atas hal-hal yang dihalalkan dan diizinkan, bukan sekadar atas nikmat yang diberikan. Kemudian Allah berkata: "(Jika kamu hanya menyembah kepada-Nya)" maka Allah menjadikan rasa syukur atas hal yang dihalalkan sebagai bentuk ibadah dan tauhid kepada-Nya.
Kemudian Allah memberikan penjelasan tentang hal-hal yang diharamkan, mengatakan: "(Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bangkai, darah, daging babi, dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah)," artinya Allah hanya mengharamkan hal-hal semacam ini. Andaikan Allah menghalalkan bagi kamu hal-hal yang baik-baik ini dengan hal-hal yang keji dan haram, bagaimana kamu akan menerima hal itu? Bagaimana kamu akan menafsirkan hal itu? Maka bersyukurlah karena Allah telah menghalalkan nafsu-nafsumu yang kamu inginkan dan mengharamkan yang kamu anggap menjijikkan dan membuatmu merasa jijik ketika memikirkannya. Dan firman-Nya: "(Dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah)", jadi sesuatu yang disembelih tanpa menyebut nama Allah adalah apa yang diperlakukan dengan cara itu, yang menggabungkan racun dunia. Ini karena nama Allah penuh berkah, sedangkan nama taghut dan setan penuh sial dan racun. Maka jika nama Allah tidak disebut dan nama taghut atau setan disebut, bagaimana kamu bisa menikmati hal itu? Allah hanya mengharamkan hal-hal seperti itu, berfirman: "(Maka siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang ia tidak menginginkan hal itu dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya)", maka syukur juga berlaku untuk itu karena Allah mengizinkanmu mengambil yang haram dalam keadaan darurat dan membolehkannya untuk dikonsumsi. Kemudian Allah berfirman: "(Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)", artinya Allah tidak akan menghukum pengambilan yang haram dalam keadaan darurat, dan dengan belas kasihan-Nya, Allah mengizinkan pengambilan yang haram ketika keadaan darurat. Itu dalam kehidupan dunia, sedangkan di akhirat, "(Adapun orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsu maka sungguh, surga adalah tempat kembalinya.)" Artinya, ia mencegah nafsu batinnya dari yang haram dan memberi mereka yang halal. Dan Allah berkata: "(Di dalamnya terdapat apa yang diinginkan oleh hati dan yang memuaskan mata)". Ini karena ia menahan diri dari mengikuti nafsu batin dari yang haram, jadi inilah sifat nafsu lahir dan batin.
Nafsu memiliki tujuh gerbang terbuka menuju anggota tubuh, dan anggota tubuh adalah tujuh desa di sekitarnya. Jika sang raja menjadi penguasa atasnya dan kekuasaannya diatur, anggota tubuh akan tenang dan desa-desa akan stabil, menerima rezeki mereka dengan mudah dari segala arah. Namun, jika mereka mengingkari nikmat Allah dan menuruti nafsu batin dalam hal yang haram dan meninggalkan yang halal, Allah akan membuat mereka merasakan pakaian kelaparan dan ketakutan karena apa yang telah mereka lakukan untuk menyetujui apa yang Allah benci bagi mereka.
Terjemahan ini dilakukan oleh : ai_bot
Versi : 22 November 2024 - 01:06:14