Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 42
Jumlah yang dimuat : 623

Surah al-Fatihah (1) Kelompok I ayat 1 Sekian banyak ulama yang berpendapat bahwa kata ,1//4h tidak terambil dari satu akar kata tertentu, tetapi ia adalah nama yang menunjuk kepada Dzat yang wajib wujud-Nya, yang menguasai seluruh hidup dan kehidupan dan yang kepada-Nya seharusnya seluruh makhluk mengabdi dan bermohon Tetapi banyak ulama berpendapat bahwa kata “4//dh asalnya adalah (@t!) I/dh, yang dibubuhi huruf alif dan /im,dan dengan demikian Allāh merupakan nama khusus karena itu tidak dikenal bentuk jamaknya sedang 1/4h adalah nama yang bersifat umum dan yang dapat berbentuk jamz’ (plural) (181) Alihah. Dalam bahasa Inggeris baik yang bersifat umum maupun khusus, keduanya diterjemahkan dengan god, demikian juga dalam bahasa Indonesia keduanya dapat diterjemahkan dengan zuban, tetapi cara penulisannya dibedakan. Yang bersifat umum ditulis dengan huruf kecil god/ tuhan, dan yang bermakna khusus ditulis dengan huruf besar God/ Tuhan. Alif dan ldm yang dibubuhkan pada kata 1/4h berfungsi menunjukkan bahwa kata yang dibubuhi itu (dalam hal ini kata I/4h) merupakan sesuatu yang telah dikenal dalam benak. Kedua huruf tersebut di sini sama dengan “The” dalam bahasa Inggris, Kedua huruf tambahan itu menjadikan kata yang dibubuhi menjadi bersifat ma'rifat atau definite (diketahui/ dikenal). Pengguna bahasa Arab mengakui bahwa Tuhan yang dikenal oleh benak mereka adalah Tuhan Pencipta, berbeda dengan tuhan-tuhan (Alihah, bentuk jamak dari I/ih) yang lain. Selanjutnya dalam perkembangan lebih jauh dan dengan alasan mempermudah, Hamzah yang berada antara dua /im yang dibaca (i) pada kata (@y!) allah tidak dibaca lagi sehingga berbunyi ( A) Allah dan sejak itulah kata ini sekan-akan telah merupakan kata baru yang tidak memiliki akar kata sekaligus sejak itu pula kata A/h menjadi nama khusus bagi Pencipta dan Pengatur alam raya yang wajib wujud-Nya. Sementara ulama bependapat bahwa kata //2) yang darinya terbentuk kata, Allah, berakar dari kata (ab!) al-Ilahah, (aa J1) al-ulàhah, dan (aœ 9Y) al-ulihiyah yang kesemuanya menurut mereka bermakna ibadah dan penyembahan, sehingga Allah secara harfiah bermakna Yang disembah. Ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut berakar dari kata (Wi) alaha dalam arti mengherankan atau menakjubkan karena segala perbuatan dan atau ciptaan-Nya menakjubkan, atau karena bila dibahas hakikat-Nya akan mengherankan akibat ketidaktahuan makhluk tentang hakikat Dzat Yang Maha Agung itu. Apapun yang terlintas di dalam benak menyangkut hakikat Dzat Allah, maka Allah tidak demikian. Itu sebabnya ditemukan sebuah riwayat yang menyatakan: “Berpikirlah tentang makhluk-makhluk Allah


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?