Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 46
Jumlah yang dimuat : 623

Surah al-Fatihah (1) Kelompok I ayat 1 “peranakan”. Apabila disebut kata rabim, maka yang dapat terlintas di dalam benak adalah “ibu dan anak” dan ketika itu dapat terbayang betapa besar kasih sayang yang dicurahkan sang ibu kepada anaknya. Tetapi, jangan disimpulkan bahwa sifat Rahmat Tuhan sepadan dengan sifat rahmat ibu, betapapun besarnya kasih sayang ibu. Karena telah menjadi keyakinan kita bahwa Allah swt. adalah wujud yang tidak memiliki persamaan, dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya, dengan apa pun, baik yang nyata atau ‘dalam khayalan, dan dengan demikian hakikat dan kapasitas rahnvat-Nya, tidak dapat dipersamakan dengan hakikat dan kapasitas rahmat siapa pun. Rasulullah saw., “mendekatkan” gambaran besarnya rahmat Tuhan dengan sabdanya: “Allah swt. menjadikan rahmat seratus bagian. Dia menyimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk. (Begitu meratanya sampai- sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih sayang, khawatit jangan sampai menginjak anaknya” (HR. Muslim). Curahan rahmat Tuhan secara aktual dilukiskan dengan kata Rahman, sedang sifat yang dimiliki-Nya seperti yang tergambar dalam hadits di atas, dilukiskan dengan kata R4p'm. Gabungan kedua kata itu menyiratkan bahwa Allah mencurahkan rahmat kepada makhluk-Nya karena memang Dia merupakan Dzat Yang memiliki sifat itu. Sesekali boleh jadi seorang yang berwatak pemurah, enggan mengulurkan tangan bantuan kepada orang lain. Namun, keengganannya ketika itu, tidak mengubah wataknya karena lahir dari satu dan lain sebab. Dengan kata ar-Rahman digambarkan bahwa Tuhan mencurahkan rahmat-Nya, sedangkan dengan ar-Rabim dinyatakan bahwa Dia memiliki sifat rahmat yang melekat pada diri-Nya. Ada juga ulama yang memahami kata ar-Rahman sebagai sifat Allah swt. yang mencurahkan rahmat yang bersifat sementara di dunia ini, sedang ar-Rahim adalah rahmat-Nya yang bersifat kekal. Rahmat-Nya di dunia yang sementara ini meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa membedakan antara mukmin dan kafir. Sedangkan rahmat yang kekal adalah rahmat-Nya di akhirat, tempat kehidupan yang kekal, yang hanya akan dinikmati oleh makhluk-makhluk yang mengabdi kepada-Nya. Sementara ulama menjelaskan makna penggabungan kata Allah, arRahmin dan ar-Rahim dalam Basmalah. Menurutnya, seorang yang kalau bermaksud memohon pertolongan kepada Dia yang berhak disembah serta Dia Yang mencurahkan aneka nikmat, kecil dan besar, maka yang


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?