Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 50
Jumlah yang dimuat : 623

Surah al-Fatihah (1) Kelompok I ayat 1 sampai dengan akhir surah ini. Alasan lain, dan inilah yang terpenting dan terkuat, adalah pengamatan Imam Malik terhadap pengamalan penduduk Madinah. Beliau menemukan bahwa imam atau masyarakat umum tidak membaca Basmalah ketika membaca surah al-Fatihah. Imam Syafii menilai Basmalah sebagai ayat pertama dari surah alFatihah, dan karena shalat tidak sah tanpa membaca al-Fatihah, maka Basmalah harus dibaca ketika membaca al-Fatihah. Alasannya 'cukup banyak. Fakhruddin ar-Razi menguraikan tidak kurang dari lima belas dalil. Antara lain riwayat Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Nabi saw. bersabda, “Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat, awalanya adalah Bismillahirrahmanir-rahim” (HR. ath-Thabarani dan Ibn Mardawaih). Demikian juga informasi istri Nabi saw. Ummu Salamah yang menyatakan bahwa Rasul saw. membaca al- Fatihah termasuk Basmalah (HR. Abu Daud Ahmad Ibn Hanbal dan al-Baihaqi! Imam Bukhari juga meriwayatkan bahwa sahabat Nabi saw., Anas Ibn Malik, ditanya bagaimana Nabi saw. membaca al-Our'an. Anas menjawab, beliau memanjangkan bacaan. Lalu Anas mencontohkan sambil memanjangkan Bisszilldh, memanjangkan ar-Rahmdn, mamanjangkan ar-Rahim. Di samping itu, telah menjadi ijma‘ (kesepakatan) bahwa seluruh umat Islam mengakui segala yang terncantum dalam Mushhaf sebagai ayat al-Qur’ân. Itu sebabnya ulama sepakat tidak menganggap kata “Amin” yang dibaca,pada akhir al-Fatihah sebagai ayat al-Qur'an. Adapun Basmalah maka tidak seorang pun menolak pencantumannya dalam Mushhaf. Imam Abu Hanifah mengambil jalan tengah setelah menggabung dan mengkompromikan dalil-dalil di atas. Menurut beliau, Basmalah dibaca dalam shalat ketika membaca surah al-Fatihah, tetapi tidak dengan suara keras. Seperti terlihat di atas, masing-masing pendapat mempunyai dalil dan alasan-alasannya. Masing-masing mengandalkan riwayat yang dinisbahkan oleh para sahabat rasul kepada Rasul saw., baik riwayat itu merupakan ucapan maupun pengamalan beliau. Di sini dapat timbul pertanyaan: Apakah tidak mungkin justru Nabi saw. telah memberikan beberapa contoh pengamalan dan mempraktekkan sekian cara dalam beribadah baik pengamalan maupun bacaan? Bukankah beliau hidup di tengah-tengah umat Islam selama duapuluh dua tahun lebih? Agaknya cukup logis mengiyakan pertanyaan di atas. Dalam hal ini sementara ulama memperkenalkan istilah (OUM) Saw ) ta'addud al-ibadat/ keragaman dalam cara beribadah. Kalau ini dapat diterima maka kita dapat menyimpulkan bahwa semua cara di atas — membaca Basmalah atau tidak ketika shalat — tidak harus dipertentangkan. Pintu surga amat luas, dapat menampung semua pejalan menuju Allah swt.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?