Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 81
Jumlah yang dimuat : 623

Kelompok II ayat 5 Surah al-Fatihah (1) lebih utama daripada shalat sendirian dengan (perbandingan satu banding) dua puluh tujuh” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Ibn Umar). Ini pula sebabnya sehingga permohonan dalam ayat lima ini disusul dengan permohonan wa 1yyaka nasta in (dan hanya kepada-Mu Kami memohon bantuan). Salah satu segi bantuan itu adalah menyempurnakan ibadah yang dilakukan tadi sehingga dapat diterima bahkan mencapai tingkat tertinggi. Makna lain yang dapat ditarik dari redaksi zyydka na 'budu dapat terungkap setelah memahami hakikat ibadah yang dijelaskan di atas. Seperti dikemukakan, salah satu hakikat ibadah adalah menyadari bahwa apa yang berada di bawah genggaman tangan si pengabdi atau yang menjadi “miliknya” pada hakikatnya adalah milik siapa yang kepada-Nya ia mengabdi, dalam hal ini, bagi pengucap 1yyaka na'budu adalah Allah swt. Jika demikran, maka si pengucap dengan menghayati makna ibadah yang diucapkannya itu, telah menjadikan diri dart segala apa yang berada dalam genggaman tangannya menjadi milik Allah swt. Segala sesuatu, termasuk diri si pengucap, telah diserahkannya kepada Allah swt. semata-mata, tidak sedikit pun yang tersisa. Bukankah ia telah menyatakan “Hanya kepada-Mu?” Ketika menjelaskan arti mâlik dalam firman-Nya: (gh ay Au ) måliki yaum ad-din penulis kemukakan bahwa Allah swt. mempunyai kekuasaan, kemampuan dan wewenang penuh untuk melakukan apa saja terhadap apa yang dimiliki-Nya, berbeda dengan kepemilikan manusia. Nah, sewaktu kita berkata #yydka na'budu maka arti pemilikan Allah seperti yang dikemukakan di atas (pemilikan mutlak yang tidak dapat diganggu gugat, dikritik atau dikecam) telah kita nyatakan “di hadapanNya”. Kata “di hadapan-Nya”, di sini muncul sekali lagi setelah sebelum ini telah muncul dari penggunaan kata ganti orang kedua zyyika (hanya kepada-Mu). Kehadiran kali ini muncul dari kalimat ra budu. Bukankah ibadah berarti “penyerahan milik?” Bukankah ra 'budu mengandung arti “Kami menjadi milik-Mu?” Demikian “kehadiran” si pengabdi yang kecil, lemah dan dimiliki ini, dan “kehadiran Allah swt.” Yang Maha Besar lagi Agung itu, dicakup oleh kalimat yang sangat singkat: iyyaka na 'budu. Sungguh singkat kalimat ini, tetapi tidak heran karena ia adalah firman-Nya yang diajarkan untuk kita ucapkan dan hayati. Wa tyyaka nasta'tn Jika Anda memohon bantuan, maka itu berarti bahwa Anda tidak dapat atau terhalang, atau sulit meraih apa yang Anda mohonkan itu oleh satu dan lain sebab, kecuali bila dibantu. Bantuan adalah sesuatu yang dapat


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?