Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 80
Jumlah yang dimuat : 623

Surah al-Fatihah (1) Kelompok II ayat 5 kesehatan, kemerdekaan, keadilan, keramahan dan sebagainya dan dia akan berseteru dengan musuh manusia, seperti kebodohan, penyakit, kemiskinan, prasangka dan sebagainya. Kedua, yang dikandung oleh penggunaan kata “kami” dalam ayat Hanya kepada-Mu kami mengabdi di atas, berkaitan dengan bentuk ibadah yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim, yaitu ibadah hendaknya dilaksanakan secara bersama, jangan sendiri-sendiri. Karena jika Anda melakukannya sendiri, maka kekurangan yang Anda lakukan langsung disoroti dan Anda sendiri yang mempertanggungjawabkannya. Tetapi bila Anda melakukannya secara bersama-sama, maka orang lain yang bersama Anda akan dapat menutupi kekurangan ibadah Anda. Bukankah jika Anda shalat berjamaah dan terlambat mengikutinya, sehingga tidak sempat membaca al-Fatihah, maka bacaan imam menutupi kekurangan itu? Bukankah jika Anda membeli buah hanya sebiji, Anda akan menelitinya dengan saksama, sehingga jika ada kekurangan biar sedikit, Anda akan membatalkan pembelian atau meminta gantinya? Tetapi jika Anda membeli sekilo atau dua kilo, maka ketelitian memeriksanya tidak secermat membeli sebuah. Kekurangan yang Anda temukan pada satu atau dua buah, dapat Anda biarkan, karena sudah cukup banyak lainnya yang baik, dari kumpulan buah yang Anda beli itu. Ini bukan berarti bahwa ketelitian Allah berkurang. Dia tetap mengetahui kekurangan masing-masing. Hanya saja Dia mentoler4Ansi kekurangan-kekurangan itu, karena rahmat dan kasih sayangNya serta karena kecintaan-Nya kepada kebersamaan. Dengan berjamaah, kita bermohon kiranya kekeliruan kita dimaafkan karena adanya hal-hal yang sempurna yang dilakukan oleh mereka yang bersama kita itu Seseorang yang membaca 1yydka na'budu dengan menonjolkan kekamiannya, pada hakikatnya menanamkan ke dalam jiwanya sambil mengadu kepada Tuhan, bahwa ibadah yang sedang dilakukannya itu masih belum mencapai kesempurnaan, shalatnya belum khusyu”, pikirannya masih melayang, sujudnya belum sempurna, bacaan-bacaannya belum terhayati dan sebagainya. Namun demikian, ia seakan-akan berkata kepada Tuhan, “Ya Allah, aku datang bersama yang lain, yang lebih sempurna ibadahnya daripada aku. Gabungkan ibadahku dengan ibadah mereka agar Engkau menerima pula ibadahku.” Dengan bentuk jamak yang mengandung makna kebersamaan itu, seseorang yang sedang beribadah akan merasakan pula kehadirannya dihadapan Allah swt., tetapi kehadiran yang sangat kecil, tidak berarti di hadapan kehadiran Allah Yang Maha Besar, Maha Kuasa, lagi Maha Pemurah itu. Itu sebabnya sehingga Nabi saw. bersabda: “Shalat jamaah,


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?