Keadaan yang Membolehkan Seorang Muslim Menghajr Saudaranya



الأحوال التي يجوز هجر المسلم فيها فوق ثلاث

Keadaan yang Membolehkan Seorang Muslim Menghajr Saudaranya Lebih dari Tiga Hari

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel tentang Keadaan yang Membolehkan Seorang Muslim Menghajr Saudaranya ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

متي يجوز للمسلم أن يهجر أخاه المسلم فوق ثلاثة أيام ؟

Kapan seorang Muslim diperbolehkan menghajr (tidak bertegur sapa dengan) saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari?

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:‏

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فالأصل أنه يحرم هجران المسلم فوق ثلاث إلا لوجه شرعي، لحديث رسول الله صلى الله ‏عليه وسلم”

Hukum asalnya adalah haram bagi seorang Muslim menghajr saudaranya lebih dari tiga hari, kecuali karena alasan yang dibenarkan secara syar’i. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ :

لا يحل لمسلم أن يهجر أخاه فوق ثلاث ليالٍ، يلتقيان فيعرض هذا، ويعرض ‏هذا وخيرهما الذي يبدأ بالسلام”‏. رواه البخاري.

“Tidak halal bagi seorang Muslim untuk menghajr saudaranya lebih dari tiga malam; mereka bertemu, namun yang satu berpaling dan yang lain juga berpaling. Yang terbaik di antara mereka adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari)

‏ وقد اعتبر السلف وجمهور الأئمة الابتداع في العقائد من الأسباب المشروعة للهجر، ‏وأوجبوا هجران أهل الأهواء من المبتدعة، الذين يجاهرون ببدعهم أو يدعون إليها.‏

Para salaf dan mayoritas imam menganggap bahwa bid’ah dalam akidah adalah alasan syar’i untuk menghajr, dan mereka mewajibkan untuk menghajr para pelaku bid’ah (ahli hawa) yang terang-terangan dalam penyimpangannya atau mengajak orang lain kepadanya.

‏ وقال الحافظ أبو عمر ابن عبد البر : أجمعوا على أنه يجوز الهجر فوق ثلاث، لمن كانت ‏مكالمته تجلب نقصاً على المخاطب في دينه، أو مضرة تحصل عليه في نفسه، أو دنياه. فرب ‏هجر جميل خير من مخالطة مؤذية .‏

Al-Hafizh Abu ‘Umar Ibnu Abdil Barr berkata: Para ulama sepakat bahwa boleh menghajr lebih dari tiga hari terhadap seseorang yang berbicara dengannya justru akan menimbulkan kekurangan dalam agama orang tersebut, atau menyebabkan bahaya pada dirinya, atau pada urusan dunianya. Maka, terkadang hajr yang baik lebih utama daripada bergaul yang menyakiti.

‏ ومن أسباب الهجر الشرعي فوق ثلاث هجران أصحاب المعاصي المجاهرين بها، كما هجر ‏النبي صلى الله عليه وسلم المتخلفين عن غزوة تبوك من غير عذر، كما في قصة كعب بن ‏مالك، وصاحبيه رضي الله عنهم.‏

Termasuk alasan syar’i untuk menghajr lebih dari tiga hari adalah menjauhi para pelaku maksiat yang terang-terangan melakukannya, sebagaimana Nabi ﷺ menghajr orang-orang yang tidak ikut serta dalam Perang Tabuk tanpa alasan yang dibenarkan, seperti dalam kisah Ka’ab bin Malik dan dua sahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

‏ ويجوز الهجر فوق ثلاث للزوجه الناشز إلا أن هجرها لا يكون إلا في المضجع، وليس في ‏كل الأحول، كما قال تعالى 

Diperbolehkan juga menghajr istri yang nusyuz lebih dari tiga hari, namun hajr itu hanya dilakukan di tempat tidur saja, dan tidak dalam segala keadaan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

( واهجروهن في المضاجع ) [ النساء :٣٤] بعد العظة ‏والنصيحة

“Dan jauhilah mereka di tempat tidur.” (Surah an-Nisa: 34), setelah diberi nasihat dan peringatan terlebih dahulu.

‏ وبالجملة فإن الهجر علاج، ولا يصار إليه إلا إذا تحقق أو غلب على الظن أن ‏هجر المهجور أنفع – في الجملة – من وصله، فإن كان العكس لم يشرع الهجر، لأن ‏الحكم يدور مع علته وجوداً ‏وعدماً.‏

Secara umum, hajr adalah bentuk terapi atau pengobatan, dan tidak dilakukan kecuali jika telah diyakini atau kuat dugaan bahwa menghajr orang yang dimaksud lebih bermanfaat secara umum dibanding terus menjalin hubungan dengannya. Jika sebaliknya, maka hajr tidak disyariatkan, karena hukum itu berputar mengikuti illat (sebabnya), baik dalam keberadaannya maupun dalam ketiadaannya.

على أنه يشرع للمسلم إذا هجر أخاه لسبب مشروع أن يرد السلام ولو بصوت منخفض إذا رأى أن المصلحة في الإسرار برد السلام.

Namun demikian, disyariatkan bagi seorang Muslim yang menghajr saudaranya karena alasan yang sah, untuk tetap membalas salam meskipun dengan suara yang pelan jika ia melihat bahwa ada maslahat dalam menyembunyikan balasan salam tersebut.

‏ والله أعلم ‏

Wallahu a’lam

Sumber: IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.