شبهات المستشرقين حول السنة النبوية القائلين بها، أدلتهم، تفنيدها. دراسة نقدية
Syubhat Orientalis terhadap Sunnah Nabi : Argumen Pendukung Mereka, Dalil-Dalil Mereka, dan Penolakannya. (Sebuah Studi Kritis) [Bagian Keenam]
Peneliti: Sami Manshur Muhammad Saif
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Makalah Syubhat Orientalis terhadap Sunnah Nabi masuk dalam Kategori Ilmu Hadits
الشبهة الثالثة: ادعاؤهم أن نقد المحدثين للحديث اقتصر على نقد الإسناد ولم يشمل المتن. فهم يزعمون أن علماء المسلمين لم يتجاوزوا أبداً نقد السند إلى نقد المتن، وأن نقد المتن ترك من دون عناية، يقول كاتاني(٢): “كل قصد المحدثين ينحصر ويتركز في وادٍ جدبٍ مجهل من سرد الأشخاص الذين نقلوا الرواي، ولا يشغل أحد نفسه بنقد العبارة والمتن نفسه..”،
Syubhat ketiga: Klaim mereka bahwa kritik para ahli hadits hanya terbatas pada kritik sanad dan tidak mencakup matan. Mereka menyangka bahwa ulama Muslim tidak pernah melampaui kritik sanad menuju kritik terhadap matan, dan bahwa matan dibiarkan begitu saja tanpa perhatian. Leone Catani1 mengatakan: “Seluruh perhatian para ahli hadits hanya terfokus pada padang gersang berupa penyebutan nama-nama perawi, dan tidak ada yang menyibukkan diri untuk menilai redaksi dan matan itu sendiri.”
والمحدثون والنقاد المسلمون لا يقتصرون على الدفاع أو التحليل النقدي للسنة إلى ما وراء الإسناد، بل يهتمّون عن كل نقد للنص، إذ يرونه احتقاراً لمشهور الصحابة، وقتيلاً لمنظر على الكيان الإسلامي(٣).
Padahal kenyataannya, para ahli hadits dan kritikus Muslim tidak hanya membela atau menganalisis sanad, tetapi mereka juga sangat memperhatikan seluruh aspek kritik terhadap isi teks (matan), terutama ketika ditemukan penyimpangan yang nyata dari para sahabat atau sesuatu yang dianggap berbahaya terhadap bangunan umat Islam2.
ويقول المستشرق “شاخت” مؤيدًا كاتاني: “إن العلماء المسلمين أخفوا نقدهم لمادة الحديث وراء تقدمهم للإسناد نفسه”(٤).
Orientalis Joseph Schacht juga menyatakan mendukung pandangan Catani: “Sesungguhnya para ulama Muslim menyembunyikan kritik mereka terhadap isi hadits di balik perhatian mereka terhadap sanad itu sendiri.”3
ويقول “غاستون ويت” كاتب مقال (الحديث) في التاريخ العام للديانات: “وقد درس رجال الحديث السنة بإتقان، إلا أن تلك الدراسة كانت موجهة إلى السند ومعرفة الرجال والتقائهم وسماع بعضهم من بعض”(٥).
Gaston Wiet, penulis artikel “Hadis” dalam buku Sejarah Umum Agama-agama, menyatakan: “Para ahli hadits telah mengkaji secara teliti persoalan sanad, mengenali para perawi, hubungan antar mereka, dan proses mendengar satu sama lain.”4
وهدف المستشرقين من هذه الشبهة ما يفهم من كلام “غاستون ويت” لقد نقل لنا الرواة حديث الرسول صلى الله عليه وسلم مشافهة، ثم جمعه الحفاظ ودونوه، إلا أن هؤلاء لم ينقدوا المتن، ولِذلك لسنا متأكدين من أن الحديث قد وصلنا كما هو عن رسول الله من غير أن يضيف إليه الراوي شيئاً عن حسن نية في أثناء روايتهم الحديث، ومن الطبيعي أن يكونوا قد زادوا شيئاً عليه في أثناء روايتهم، لأنه كان بالمشافهة”(٦).
Tujuan utama para orientalis dalam syubhat ini, sebagaimana dipahami dari pernyataan Gaston Wiet, adalah menyebarkan keraguan bahwa para perawi hanya menyampaikan hadits Nabi ﷺ secara lisan, lalu para huffaz mengumpulkannya dan menuliskannya—namun tanpa melakukan kritik terhadap matannya. Oleh sebab itu, menurut mereka, kita tidak dapat yakin bahwa hadits yang sampai kepada kita benar-benar sama seperti yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ, karena bisa jadi para perawi menambahkan sesuatu—meskipun dengan niat baik—ketika meriwayatkan hadits, sebab mereka menyampaikannya secara lisan.5
تفنيدها:
Bantahannya
إن أوهى شبهة تمسك بها المستشرقون ولاكها في مؤلفاتهم هي زعمهم بأن المحدثين المسلمين لم يعنوا بنقد المتن، ويدرك من لديه أدنى اطلاع على كتب علوم الحديث ومصطلحه أن هذا الادعاء ما هو إلا محض كذب وافتراء، وإن أُحسن الظن بمن قال بهذا الرأي فيقال: إنه ينم عن جهله العميق بعلم مصطلح الحديث،
Syubhat paling lemah yang dipegang dan terus diulang-ulang oleh para orientalis dalam karya-karya mereka adalah klaim bahwa para ahli hadits Muslim tidak pernah memperhatikan kritik terhadap matan. Siapa pun yang memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu hadits dan ilmu istilah-istilahnya akan segera menyadari bahwa klaim tersebut tidak lain hanyalah kebohongan dan tuduhan yang dibuat-buat. Jika pun kita berbaik sangka kepada orang yang mengucapkan pandangan ini, maka paling jauh bisa dikatakan bahwa hal itu menunjukkan kebodohan mendalam terhadap ilmu musthalah al-hadits.
ومن الأدلة على اهتمام علمائنا السابقين بنقد السند والمتن على حد سواء هي النقاط التالية:
Salah satu bukti nyata bahwa ulama kita terdahulu sangat perhatian terhadap kritik sanad maupun matan secara seimbang adalah poin-poin sebagai berikut:
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : Alukah
Catatan Kaki
- Leone Catani (w. 1926 M) adalah orientalis asal Italia dari keluarga bangsawan. Ia belajar di berbagai universitas dan mengadakan perjalanan ke Timur, khususnya India, Persia, Mesir, dan Syam. Ia menguasai bahasa Arab dan Persia serta menulis dalam bahasa Italia buku Tarikh al-Islam yang diterjemahkan oleh banyak ulama Muslim. Lihat: Ghayat al-Tahqiq, Jilid 1, hlm. 323–327.
- Lihat: al-Istighraq wa Mawqifuhu min al-Sunnah al-Nabawiyyah, hlm. 263.
- Lihat: al-Radd ‘ala Jaw‘aim al-Mustasyriqin, karya Abdullah al-Khatib, hlm. 163.
- Lihat: al-Sunnah Qabla al-Tadwīn, karya Muhammad ‘Ajjāj al-Khatīb, hlm. 254.
- Lihat: Ibid., halaman yang sama.
Leave a Reply